Warta Madrasah - berikut kami sajikan contoh Khutbah Hari Raya Idul Adha Terbaru 2018/1439 H dengan teman Mengurai Makna Ibadah Kurban dan Haji. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.
Khutbah
I
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ
وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ
وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ
وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ
وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ
مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ.
أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ
الطَّاعَاتِ
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ
الْأَبْتَرُ .وقال ايضا : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا
عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ma’asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ungkapan
rasa syukur sudah seharusnya kita ungkapkan biqouli alhamdulillah karena sampai
dengan saat ini kita masih mendapat kepercayaan dari Allah SWT untuk tetap bisa
menikmati karunia Allah untuk tetap dapat menginjakan kaki kita di atas
bumi-Nya. Terlebih lagi saat ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk
bertemu dengan Hari Raya Idul Adha 1438 H. Mudah-mudahan semua ini mampu
menjadi motivasi kita untuk meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan
kita kepada Allah SWT.
Ma'asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Idul
Adha adalah salah satu hari raya dalam agama Islam yang di dalamnya menyimpan
berbagai peristiwa monumental dari peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa
tersebut selanjutnya diabadikan dalam sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang
sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah kurban dan haji. Kedua
ibadah ini mengandung nilai keteguhan dan keimanan dan menjadi bukti
pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin
Rahimakumullah
Ibadah
kurban adalah ibadah yang berawal dari sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan
perintah untuk mengorbankan putranya, Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal
keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang disampaikan
Allah melalui sebuah mimpi. Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail,
malaikat membawa seekor kambing dari surga sebagai ganti untuk disembelih.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Asshoffat: 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي
أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا
أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya:
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Dari
sejarah inilah umat Islam diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban yang
pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah untuk mengingatkan kita semua untuk
kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam
Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.”
Hikmah
dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya adalah
keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Keikhlasan menjadi salah satu
kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan menjalankan apa yang menjadi
perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jika kita melaksanakan ibadah
tanpa didasari oleh keikhlasan maka niscaya yang kita lakukan akan menjadi
sebuah kesia-siaan belaka.
إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ
خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
Artinya:
Allah tidak menerima amal, kecuali amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan
karena mencari keridhaan Allah SWT (HR. Nasa’i)
Dalam
berkurban kita harus ikhlas dan siap mengorbankan sebagian harta kita untuk
orang lain yang pada hakikatnya perlu kita camkan bahwa semuanya adalah milik
Allah SWT. Dikarenakan ibadah kurban adalah untuk Allah SWT maka sudah
seharusnya kita memberikan hewan kurban yang terbaik yang kita punya. Prinsip
ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah.
Hikmah
lain dari ibadah kurban dapat dilihat dari makna kata kurban itu sendiri.
Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat. Oleh karena itu, kurban dapat
diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan
menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau
disembelih.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ibadah
selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah
Suci Makkah. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki
kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran
ayat 97:
وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ
إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya:
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari
(kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“
Mampu
melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk
mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan
kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan
harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita
untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi.
Pengorbanan
kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan
kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu
adalah karunia dan anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri
untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah
haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama
dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh
dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan
kesulitan dan pengorbanan.
Di
dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai
dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul
Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran
bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain.
Dengan
niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran
diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan
menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Ibadah
haji juga merupakan wujud ketaatan dan ketundukan kita kepada perintah Allah
SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya dengan artian
harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk fokus beribadah bagi kepentingah
ukhrowi.
Dalam
ibadah haji para jamaah melakukan rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan
diri dari dosa seraya mengharapkan ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka
juga melatih kesabaran dengan kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan
urusan dunia yang sering membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.
Dengan
hanya mengenakan kain ihram berwarna putih, para jamaah diingatkan dengan kain
kafan ciri khas dari kematian yang pasti akan datang kepada setiap yang
bernyawa. Kita berasal dari Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali.
Kita pasti akan berpisah dengan semua yang kita cintai dan berpisah dengan yang
mencintai kita. Semua akan kembali kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.
Dalam
ibadah haji, jamaah juga melakukan ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi
Ka'bah sebanyak tujuh kali dan melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit
Marwah yang dinamakan dengan Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk
senantiasa mendapatkan pertolongan Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang
timbul dari hawa nafsu dan godaan Setan.
Ibadah
Towaf dan Sa'i memiliki makna yang mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa
henti dan berhijrah melalui bentuk aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan
dengan berserah diri kepada Allah. Dengan senantiasa membersihkan hati dari
sifat yang tercela, kita harus menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Allah
SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT kepada umat Islam yang melaksanakan haji
dengan niat tulus karena Allah dan dapat meraih predikat mabrur.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya:
haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).
Lalu,
apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Haji mabrur adalah haji yang tidak
tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai dengan makna kata “al-mabrur” yang
diambil dari kata al-birr yang artinya adalah ketaatan. Dengan kata lain haji
mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga tidak
tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga merupakan haji yang maqbul atau
diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan al-birr (kebaikan) yaitu pahala.
Haji
mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya seseorang menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan maksiat dan dosa yang ia lakukan.
Ma'asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Dengan
hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan haji, sudah merupakan kewajiban bagi
kita selaku umat Islam untuk menyakini bahwa Allah memiliki tujuan dalam
memberikan setiap perintah kepada manusia. Allah pasti akan memberikan yang
terbaik kepada kita jika kita juga berbuat baik dan mematuhi perintah-Nya.
Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi perintah-Nya akan membawa kebaikan
kepada kita.
اللهُ أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Akhirnya
marilah kita berdoa memohon kepada Allah SWT agar semua ibadah yang kita
lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Ya Allah, ya Rahman,
limpahkanlah Rahman Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu sehingga kami dapat meraih
keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami mempercayakan diri kami. Janganlah
Engkau membiarkan kami berjalan sendiri tanpa kendali hidayah-Mu. Ya
Allah......
Ya
Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan
berupa hewan kurban, yang nilainya jauh tak sebanding dengan luas pemberianmu
dan kasih sayang-Mu, yang tiada terhingga banyaknya dan kami tidak mampu
memperhitungkannya.
Ya
Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk
menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji. Berikanlah kami rezeki menjadi haji
mabrur. Anugerahkanlah ridha-Mu dan sayangilah kami.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ
الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
II
اللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلَهُ الْحَمْدُ فِى
السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْن.
اللهُ اَكْبَرْ3X وَللهِ الْحَمْد.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ بَسَطَ
لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ
الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ
بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا
أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا.
اللهُ
اَكْبَرْ3 X وَللهِ
الْحَمْد ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرْ
0 Response to "Khutbah Hari Raya Idul Adha Terbaru 2018/1439 H"
Post a Comment