KESENIAN BARONG ; WARNA DAN MAKNA SIMBOLIKNYA

KESENIAN BARONG ; WARNA DAN MAKNA SIMBOLIKNYA
Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Kesenian Barong ; Warna dan Makna Simboliknya. Berikut selengkapnya  Soedarsono (1977:143) menjelaskan barong adalah makhluk mythologi Bali yang berbentuk semacam binatang buas berkaki empat. Binatang buas (barong) merupakan binatang totem atau binatang pelindung bagi orang Bali sebelum agama Hindu masuk ke Bali.

Arsana (1993:209) menjelaskan Barong berasal dari kata Brahwana yang berarti binatang beruang. Binatang ini merupakan binatang mitos yang mempunyai kekuatan gaib yang dianggap sebagai pelindung. Barong merupakan salah satu tari bali yang sangat angker di Bali, dan diduga merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu, khususnya kebudayaan Hindu yang bercorak Budha, karena tapel-tapel  (topeng) barong itu juga terdapat di negara-negara penganut Budha seperti Jepang dan Cina.

Ali (1995:95) menjelaskan barongan sebagai seni pertunjukan rakyat yang berupa tiruan binatang buas (singa) yang digerakkan oleh manusia atau orang. Barongan termasuk tarian yang memakai kedok dan kelengkapan sebagai binatang buas/singa.

Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Barongan berasal dari kata barong mendapat akhiran an. Berarti sesuatu bentuk/rupa yang menirukan barong. Barong yang dimaksud adalah singo barong, seekor singa besar yang menakutkan. Bentuk yang menyerupai singo barong biasanya dimainkan oleh 2 (dua) orang, seorang berperan menjadi kepala dan seorang lagi berperan memainkan bagian ekor. Sedangkan badannya terbuat dari kadhut/bagor yang terbuat dari serat/rami dihias dengan warna menyerupai singa.

Kesenian Barong ; Warna dan Makna Simboliknya. Warna menurut Ali (1995:1125) adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda yang dikenainya atau corak rupa. Warna yang dipakai oleh para tokoh pemeran dalam kesenian Barongan, sebagai berikut.
1. Barongan, pada tubuh Barongan warnanya kuning dan hitam (loreng-loreng)
2.   Pedhawangan, topeng dan busana celana pendek warna merah.
3. Gendruwon, memakai pedang warna merah, topeng dan celana berwarna hitam.
4. Pentul dan Tembem memakai ikat kepala model jinthengan, dan bercelana warna hitam. Memakai topeng separo berwarna merah, dan separo berwarna putih
5. Pasukan kuda memakai pakaian warna putih, hitam dan kuning.
6. Pawang memakai ikat kepala wulung/hitam, celana dan baju lengan panjang warna hitam.

Kesenian Barong ; Warna dan Makna Simboliknya Simbol menurut Rohendi (2000:75) adalah suatu sistem terkecil dari kebudayaan. Sedangkan berfikir, berperasaan dan bersikap merupakan ungkapan-ungkapan simbolis. Lebih lanjut Rohendi (2000:80) menjelaskan sebagai bentuk simbolis karya seni sungguh-sungguh telah mengalami transformasi. Makna yang terkandung dalam simbol seni adalah makna yang ganda, bersifat multi-interpretatif. Simbol seni selalu tersembunyi subjektivitas seniman sebagai faktor tertentu, sejak semula seni tidak kompromi dengan rasional, oleh karena itu seni bukanlah deskripsi dari fakta objektif, dan mengacu pada referensi.

Barongan adalah kesenian tradisional yang merupakan salah satu akar budaya jati diri bangsa dan patut dibina, dipelihara serta dikembangkan demi kelestariannya. Seni Barongan terdapat di daerah-daerah seperti Kudus, Blora, Pati, Rembang dan kota lainnya. Barongan Kudus memiliki kekhasan tersendiri dalam alur ceritanya, penampilan, ragam peran/pelakunya dan warna kostumnya.

Pewarnaan mempunyai pengaruh emosi, perasaan dan proses berpikir seseorang. Warna yang tepat dapat menimbulkan kesan yang berbeda-beda. Selain merangsang emosi dan perasaan, warna juga dapat memantulkan sinar yang diterimanya.

Warna mempunyai arti simbolis dan keindahan tersendiri, dengan demikian seseorang penata pakaian dan yang memakai kostum harus mengetahui sifat arti dan simbolis dari warna. Di samping itu pada seni rupapun ada macam-macam warna seperti warna primer, warna sekunder, dan warna tertier.

Sutejo (1983:53) menjelaskan ada dua macam warna yaitu warna primer  (merah, biru, kuning, hitam, dan putih) dan warna sekunder (hijau, ungu, dan orange) yang mempunyai sifat arti/makna  sebagai berikut :

Tabel 1. Sifat warna
No.
Jenis Warna
Sifat Warna
1

2
3
4
5
Merah

Biru
Kuning
Hitam
Putih
Sombong, satria agresif ataupun putri yang aktif dan dinamis
Tentram
Kegembiraan
Kematangan dan kebijaksanaan
Muda


Tabel 2. Arti/Makna warna
No.
Jenis Warna
Arti/Makna Warna
1
2

3
4
5
Merah
Biru

Kuning
Hitam
Putih
Simbol keberanian, agresif/atraktif
Kesetiaan, satria atau putri yang setia pada negara dan penuh pengabdian
Satria yang bijaksana dan agung
Satria dan putri yang bijaksana
Kesucian


Warna-warna di atas, menurut Sutejo (1983:55) dapat dibagi juga menjadi warna dingin (cool) yaitu hijau, biru dan ungu. Warna panas (hot) yaitu merah, orange, kuning.
Warna dengan tata pakaian atau kostum sangat erat hubungannya di dalam menata pakaian untuk kebutuhan pergelaran. Seorang penata tari maupun penata kostum harus peka terhadap warna-warna yang digunakan dan mengetahui karakter serta simbol warna seorang tokoh.

Tata kostum merupakan salah satu aspek yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam segi warna, motif kain, bentuk desain dan cara pemakaiannya, sehingga bentuk yang ditampilkan merupakan keseluruhan kombinasi yang serasi sesuai gagasan cerita.


Demikian pembahasan kita tentang Kesenian Barong ; Warna dan Makna Simboliknya. Semoga Bermanfaat.

0 Response to "KESENIAN BARONG ; WARNA DAN MAKNA SIMBOLIKNYA"

Post a Comment