Sahabat
warta madrasah pada kajian ini kita akan membahas tentang Konseling Kelompok ; Pengertian, Tujuan, Teknik dan Prosesnya.
Menurut Ohlsen (dalam Mungin Eddy Wibowo, 1986:18) menjelaskan bahwa
konseling kelompok adalah kegiatan pemberian layanan oleh konselor dengan satu
atau lebih klien yang penuh rasa penerimaan, kepercayaan dan rasa aman.
Totok
Santoso (1987:2) menjelaskan konseling kelompok adalah :
suatu proses antar pribadi yang
dinamis dengan menggunakan tehnik-tehnik konseling dimana anggota kelompok
bersama dengan konselor mengadakan eksplorasi terhadap masalah dan perasaan
dalam usaha mengubah tingkah laku dan sikap sehingga akhirnya mampu menghadapi
masalah perkembangan dan situasi pendidikan.
Prayitno (1995:69)
menjelaskan konseling kelompok adalah :
kegiatan kelompok yang mengandung
unsur utama kehidupan kelompok, yaitu tujuan kelompok, anggota kelompok,
pemimpin kelompok, dan aturan kelompok, untuk mengembangkan pribadi semua
peserta dan peralihan-peralihan lainnya melalui perubahan dalam masalah
pribadi.
Winkel (1991:486)
menjelaskan konseling kelompok adalah :
suatu proses
antara pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang
disadari. Prosesnya mengandung ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan
perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai
perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, saling
pengertian, dan saling mendukung.
Ketiga
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok merupakan suatu
proses hubungan antar pribadi yang dinamis, dibimbing oleh guru pembimbing yang
profesional dengan menggunakan tehnik-tehnik konseling, untuk individu yang
normal dengan berbagai masalah pribadinya, dilakukan dalam situasi kelompok,
dan bertujuan untuk membuat individu mampu menyesuaiakan diri dengan
perkembangannya dalam kelompok.
Konseling
kelompok merupakan bantuan dalam bentuk kelompok yang terdiri dari beberapa
klien yang memiliki kebutuhan, tingkat permasalahan dan kecakapan untuk
melibatkan diri dalam proses kelompok. Guru pembimbing dengan keahliannya untuk
menolong siswa yang dipersatukan dalam model konseling kelompok. Pada dasarnya
model atau tehnik konseling kelompok adalah kegiatan-kegiatan yang menggunakan
bahasa (verbal), namun pada suatu ketika hanya kegiatan-kegiatan non verbal.
Tujuan
Konseling Kelompok
Mungin
Eddy Wibowo (1986:20) menjelaskan bahwa tujuan konseling kelompok adalah
membantu klien mencapai pengenalan diri, kepuasan serta tanggung jawab pribadi
yaitu kesejahteraan lahir dan batin.
Prayitno
(1995:70) menjelaskan tujuan konseling kelompok adalah pengembangan pribadi,
dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh anggota kelompok.
Apabila
tujuan konseling kelompok dijabarkan lebih khusus lagi akan menjadi beberapa
bagian yaitu membantu individu di dalam proses sosialisasi, membantu individu
di dalam peningkatan sensitivitas, membantu individu di dalam memperoleh
pemahaman diri, membantu individu di dalam meningkatkan ketrampilan
interpersonal, membantu individu di dalam memperoleh pemahaman yang luas terhadap
faktor-faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan kepribadiannya, membantu
individu di dalam memperoleh pandangan yang luas tentang dirinya dalam
hubungannya dengan orang lain, membantu individu di dalam mengendorkan
ketegangan dan atau frustasi, kecemasan, perasaan berdosa dan sebagainya,
membantu individu agar dapat memperoleh penerimaan yang obyektif tentang
pikitan-pikirannya, perasaan serta motif-motifnya, membantu individu untuk
mendiskusikan masalah pribadinya dan memecahkannya dengan caranya sendiri, dan
membantu individu di dalam memperkecil kegagalan, memperbaiki kebiasaan kerja
dan memperbaiki tingkah laku.
Paparan di atas,
menunjukkan bahwa tujuan utama konseling kelompok adalah membantu para anggota
berhubungan dengan masalah dan pengalamannya, yang tekanannya pada pertumbuhan
serta penyesuaian diri.
Teknik Konseling Kelompok
Mungin
Eddy Wibowo (1986:33) menjelaskan bahwa tehnik konseling kelompok digolongkan
menjadi dua yaitu teknik konseling non
verbal dan verbal. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tehnik di dalam
konseling kelompok, maka dipaparkan sebagai berikut.
a. Tehnik
konseling kelompok non verbal
Mungin
Eddy Wibowo (1986:33) menjelaskan bahwa tehnik konseling non verbal adalah
suatu tehnik yang dalam pelaksanaannya mengutamakan kegiatan fisik,
ketrampilan, kerja sama, pembagian kerja serta sedikit diperlukan dialog
terbatas.
Tehnik
konseling non verbal yaitu tehnik training group, encounter group, marathon
group, study tour, dan organisation.
T-Group
atau Training Group ini digunakan terutama untuk latihan kerja, dengan T-Group
guru pembimbing dapat melihat mana anggota kelompok yang kreatif, memiliki
inisiatif, memiliki bakat menjadi pemimpin, mana yang pasif, mana yang dapat
bekerjasama, mana anggota yang mudah tersinggung, mana anggota yang toleransi.
Tehnik
Encounter Group ini berusaha memudahkan perubahan dan pertumbuhan positif dan
kecakapan yang lebih besar dari potensinya. Ciri khusus dari encounter group
menitik beratkan pada peningkatan kemampuan individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
Siswa
yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, akan dapat diatasi dengan
menggunakan tehnik ini. Jadi tehnik ini dapat digunakan untuk membantu siswa di
dalam proses sosialisasi.
Marathon
group adalah suatu tehnik konseling dimana individu dalam suatu kelompok
terlibat dalam pertemuan secara terus menerus
minimal 18 jam sampai 24 jam dan maksimal 48 jam.
Siswa
yang ada dalam kelompok diharapkan akan dapat mengekspresikan dan
mengeksplorasi perasaannya. Kondisi ini akan tercipta dalam waktu yang rasanya
tak terbatas sehingga seperti pengalaman yang sungguh-sungguh. Tugas yang
diberikan kepada anggota kelompok ini akan membawa perubahan kepribadian di
dalam mengerti dan menerima keadaan dirinya.
Tehnik
study tour ini disamping sebagai kegiatan rekreasi juga dapat berfungsi sebagai
tehnik dalam konseling kelompok, dimana siswa dalam kelompok akan memperoleh
kesempatan penyesuaian dalam kehidupan kelompok. Disamping itu siswa akan dapat
mengembangkan rasa sosial diantara anggota kelompok, melatih ketrampilan
tertentu, melatih bertanggung jawab, melatih memimpin dan dipimpin,
mengembangkan kepercayaan diri, saling membantu dan menyesuaikan dalam
kehidupan kelompok.
Tehnik
Organisation ini, siswa belajar mengenai
aspek kehidupan sosial, dapat mengembangkan bakat kepemimpinan, melatih dan
memupuk rasa tanggung jawab dan juga mengembangkan rasa harga diri.
b.
Tehnik Konseling Kelompok Verbal
Mungin
Eddy Wibowo (1986:37) menjelaskan tehnik konseling kelompok verbal yaitu suatu
tehnik konseling kelompok yang dalam kegiatannya lebih mengutamakan verbal atau
bahasa.
Adapun
yang termasuk tehnik konseling kelompok verbal antara lain adalah home room, sosiodrama, psikodrama, dan
diskusi kelompok.
Home
room adalah kegiatan yang dilakukan di ruang dalam bentuk pertemuan guru
pembimbing dan kelompok siswa membicarakan beberapa hal yang berkaitan dengan
masalah siswa, dalam home room harus diciptakan suasana menyenangkan sehingga
terjadi dialog bebas.
Sosiodrama
merupakan drama sosial untuk membantu siswa yang mengalami masalah menyesuaikan
dirinya dengan orang lain. Melalui kegiatan bermain peranan masalah-masalah sosial
siswa dipecahkan.
Masalah
sosial yang ditangani melalui sosiodrama berupa konflik sosial yang tidak
terlalu mendalam yang masih berada dalam batas-batas normal. Sosiodrama lebih
merupakan usaha mendidik dan mendidik kembali dari pada suatu penyembuhan
(terapi).
Psikodrama
dilaksanakan oleh seorang guru pembimbing yang telah terlatih dan
berpengalaman. Psikodrama merupakan tehnik permainan peranan yang memiliki
tingkat spesialisasi yang lebih tinggi dan digunakan untuk mengatasi masalah
yang lebih mendalam.
Siswa
yang mengalami gangguan psikis atau kesulitan menyesuaikan diri yang cukup
parah dapat ditangani dengan tehnik psikodrama. Siswa yang bermasalah dengan
memamerkan peranan tertentu diharapkan konflik atau ketegangannya yang ada
dalam dirinya dikurangi atau dihindarkan.
Diskusi
kelompok merupakan salah satu tehnik yang pelaksanaannya para anggota dalam
kelompok mendapat kesempatan untuk mendiskusikan pemecahan suatu masalah.
Setiap
siswa sebagai anggota mendapat kesempatan untuk ikut andil atau menyumbangkan
pikirannya dalam setiap memecahkan masalah. Diskusi diarahkan untuk memecahkan
masalah dan dibutuhkan adanya suatu keputusan sebagai suatu hasil kegiatan
kelompok.
Para
peserta dalam kelompok akan mengemukakan masalahnya, mengadakan perumusan
masalah dengan sistematis, menganalisis dan melihat kemungkinan pemecahan
masalah yang paling baik yang dapat disetujui oleh semua anggota.
Hasil
diskusi dipangaruhi oleh faktor sikap. Sikap obyektivity open mindedness adalah
sikap obyektif dan keterbukaan diri terhadap masalah, menerima konsep baru, ide
baru yang berbeda dengan konsep ide diri sendiri. Sikap obyektivity good will
to ward other adalah sikap obyektif dan menghormati pribadi orang lain,
menghargai orang lain, memuliakan orang lain, bahwa orang lain manusia seperti
dirinya.
Berpijak
pada paparan tehnik dalam konseling kelompok di atas, maka di dalam penulisan
skripsi ini layanan yang akan diberikan dalam konseling kelompok untuk membantu
mengembangkan kreatifitas dalam belajar siswa yaitu menggunakan tehnik diskusi
kelompok.
Proses
Konseling Kelompok
Prayitno (1995:71) menjelaskan
suasana interaksi dalam konseling kelompok interaksi multi arah, berjalan
secara mendalam dan tuntas melibatkan aspek kognitif, afektif, dan aspek kepribadian
lainnya, serta sifat pembicaraannya pribadi dan rahasia.
Hubungan antar semua anggota yang
terlibat dalam konseling kelompok merupakan wahana dimana masing-masing anggota
kelompok itu dapat memanfaatkan semua informasi tanggapan dan berbagai reaksi
dari anggota kelompok lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut-paut
dengan masalahnya itu.
Winkel
(1991:493) menjelaskan bahwa dalam konseling kelompok para anggota kelompok
berusaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri sendiri, dalam
sikap, dan perilaku.
Kesempatan
anggota konseling kelompok untuk mengemukakan pendapat, tanggapan dan berbagai
reaksi dapat merupakan peluang yang amat berharga bagi siswa yang bersangkutan.
Kesempatan timbal balik inilah yang merupakan dinamika dari proses kehidupan
konseling kolompok itu yang akan membawa kemanfaatan bagi para anggotanya.
Prayitno (1995:71) menjelaskan
peranan anggota kelompok dalam konseling kelompok adalah :
menyumbang
bagi pemecahan masalah, aktif membahas permasalahan pribadi dalam membantu
memecahkan masalah kawan kelompok, berpartisipasi aktif dalam dinamika
interaksi sosial, serta menyerap berbagai informasi, saran, alternatif untuk
memecahkan masalahnya sendiri.
Pada proses pelaksanaan konseling
kelompok menurut Mungin Eddy Wibowo (1986:29) ada beberapa aspek yang harus
dilakukan oleh guru pembimbing, yaitu aspek tingkah laku sosial, dan aspek
tingkah laku psikis.
Aspek
proses tingkah laku sosial, meliputi menetapkan tujuan, mensuplai
informasi-informasi yang relevan, mengolah pemikiran-pemikiran ke arah pada
tujuan, mendengarkan dan mengartikan pemikiran yang diekspresikan oleh para
klien, merangsang agar berani mengekspresikan pendapat untuk pemecahan masalah,
menyatukan buah pikiran yang ada, merefleksikan dan memperjelas pendapat,
merangkum hasil pembicaraan, dan membantu mengarahkan usaha mencapai
kesepakatan.
Aspek
proses tingkah laku psikis, meliputi membiarkan situasi tidak teratur atau
tidak boleh mengatur orang yang bicara dalam konseling kelompok karena yang diperlukan
spontanitas, mendengarkan dan mengartikan dari ekspresi individu dalam
kelompok, menggabungkan bersama-sama ekspresi perasaan untuk pembahasan yang
lebih lanjut, merefleksikan dan memperjelas perasaan yang diekspresikan
bilamana perlu, menghindari usaha-usaha untuk mencapai konsensus atau tidak
boleh menggeneralisasikan karena setiap individu itu mempunyai masalah yang
berbeda, maka jangan sampai memaksakan yang tidak dapat dilaksanakan, berusaha
untuk memperkembangkan orientasi perasaan dari pada orientasi pemikiran dalam
berespons, dan menerima ekspresi yang kuat dari perasaan individu sebagai suatu
materi yang berguna bagi keseluruhan proses.
Mungin Eddy Wibowo (1986:30)
menjelaskan di dalam pelaksanaan proses konseling kelompok dibagi menjadi tiga
bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian
inti, dan bagian akhir.
a.
Bagian pendahuluan atau permulaan konseling kelompok, pada bagian ini kegiatan
konselor adalah meliputi menciptakan hubungan baik, menjelaskan tujuan,
mengembangkan suasana yang diciptakan untuk mendukung terapi konseling
kelompok, menjelaskan keikutsertaan konseling itu secara sukarela dan
menjelaskan apa yang diharapkan dalam konseling kelompok.
b.
Bagian ini konseling kelompok, kegiatan konselor adalah sebagai moderator.
c.
Bagian akhir konseling kelompok, di dalam kegiatan ini konselor menyimpulkan
hasil, memantapkan hasil, mengevaluasi, menetapkan pertemuan berikutnya dan
menghentikan pertemuan atas kehendak bersama.
Pelaksanaan
proses konseling kelompok akan dapat membuahkan hasil yang optimal, apabila di
dalam pelaksanaannya menggunakan tehnik-tehnik konseling kelompok secara tepat,
sehingga kemampuan kreatifitas siswa berkembang secara optimal.
Demikian
pembahasan tentang Konseling Kelompok ;
Pengertian, Tujuan, Teknik dan Prosesnya. Semoga bermanfaat
0 Response to "KONSELING KELOMPOK ; PENGERTIAN, TUJUAN, TEKNIK DAN PROSESNYA"
Post a Comment