Warta Madrasah - sahabat warta madrasah berikut kami sajikan PERANGKAT PEMBELAJARAN PRAKARYA & WIRAUSAHA KELAS 11. Mata
Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge, yaitu
mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis
seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih
kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan
orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan
tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif
dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem,
manajemen dan ekonomis.
Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Memfasilitasi
peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya
ergonomis, teknologi dan ekonomis.
2.
Melatih
keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem dan
teknologis
3.
Melatih
memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi melalui prinsip
ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.
4.
Menghasilkan
karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun
berisfat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi
terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
5.
Menumbuhkembangkan
jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola penciptaan karya (produksi),
mengemas, dan usaha menjual berdasarkan prinsip ekonomis, ekosistemik dan
ergonomis
Ruang
lingkup materi
Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA sederajat
disesuaikan dengan potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat mata
pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah
tersebut. Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya dan
sosiologis. Ekonomis, karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali
dengan prinsip kewirausahaan agar tidak tertinggalkan konsep kemandirian pasca
sekolah. Budaya, karena prakarya sebenarnya adalah pengembangan materi kearifan
lokal yang telah dapat diidentifikasi dalam sejarah arkeologis mampu mengangkat
nama Indonesia ke dunia internasional. Sosio0logis, karena teknologi tradisi
ternyata mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Oleh
karenanya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan
ajar yang disediakan.
Di MA Matholi’ul Huda, pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan yang diberikan kepada peserta didik yaitu :
a. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam prosedur
pembuatan.
Prosedur memproduksi
dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa langkah yang dilakukan oleh
beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai pemahaman
karya orang lain. Pembuat pola menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang gambar
dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai
dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran
dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan maka
hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola dan motif
hiasnya. Prosedur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan di
sekolah/madrasah. Kerajinan
tangan yang diproduksi maupun direproduksi dikemas ulang dengan sistem teknologi
dan ekosistem agar efektif dan efisien berdasarkan potensi lingkungan yang ada.
b. Rekayasa
Rekayasa yang
diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir
rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien.
Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, seperti
menggoreng daging dengan lemaknya sendiri. Oleh karenanya, konsep teknologi
untuk mengembangkan diri dengan kemampuan yang diperoleh dari belajar tersebut.
Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun
produk untuk memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan
kegunaan. Prinsip
rekayasa adalah mendaurulang sistem, bahan serta ide yang disesuaikan dengan
perkembangan jaman (teknologi) terbarukan. Oleh karenanya rekayasa harus
seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi daerah setempat menuju karya
yang mempunyai nilai keterjualan yang tinggi.
c. Budidaya
Budidaya
berpangkal pada cultivation, yaitu suatu
kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun
makhluk agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini
membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.
Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan memberikan hidup pada
tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan
rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka
seorang pembudidaya harus memahami kartakter tumbuhan atau hewan yang
di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak
pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran
echosystem menjadi langkah yang
selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.
Manfaat edukatif budidaya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan
kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis
namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan dapat dipetik dalam
waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh
kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budidaya sebenarnya dapat diangkat
dari kehidupan sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai
potensi kearifan yang berbeda.
Budidaya
telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi tradisi, namun telah
menunjukkan konsep budidaya yang memperhitungkan musim, namun belum mempunyai
standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang sedang
berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya diharapkan mampu menemukan ide
pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan kebelanjutan materi
atau bahan tersebut.
d. Pengolahan
Pengolahan
artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat
dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah
benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi bahan
tersebut. Oleh karenanya kerja pengolahan menggunakan desain system, yaitu mengubah
masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sebagai contoh:
membuat makanan atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain secara
tepat akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa lidah dan bau-bauan
agar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun berpikirapraktis
serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan
membutuhkan ketelitian dan kesabaran.
Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian
peserta didik adalah: pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Pengolahan
telah dilakukan oleh pendahulu bangsa kita dengan teknologi tradisi yang
sederhana, namun telah menunjukkan konsep pengolahan yang aplikabel namun belum
mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim cuaca maupun ekonomi yang
sedang berkembamng, maka pembelajaran prakarya-budidaya diharapkan mampu
menemukan ide pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan
kebelanjutan materi atau bahan tersebut.
SILAHKAN DONWLOAD PERANGKAT PEMBELAJARAN PRAKARYA & WIRAUSAHA KELAS 11
2. RPP BUDIDAYA
3. RPP REKAYASA
0 Response to "PERANGKAT PEMBELAJARAN PRAKARYA & WIRAUSAHA KELAS 11"
Post a Comment