Komunikasi dan Perilaku Konsumen
Warta Madrasah - Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Komunikasi dan Perilaku Konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000),
komunikasi adalah “the transmission of a message from a sender to a receiver
via a medium of transmission.” Artinya, komunikasi adalah transmisi sebuah
pesan dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses
komunikasi terdapat beberapa unsur komunikasi yang terlibat di dalamnya, yaitu
pengirim pesan (sender), pesan (message), medium atau saluran
pesan (channel) dan penerima
pesan (receiver), yang dalam hal ini adalah konsumen. Selain itu, hal
paling penting yang juga harus ada adalah proses umpan balik (feedback).
Model komunikasi yang dimaksud dapat dilihat pada gambar di atas.
1.
Pengirim pesan
(sender)
Proses awal komunikasi selalu berasal
dari pihak yang berkepentingan untuk membangun komunikasi. Produsen membangun
komunikasi karena ingin mempromosikan produknya agar dapat dikenal dan
menumbuhkan minat membeli komsumen.
2.
Penerima pesan
(receiver)
Dalam dunia bisnis, sasaran utama
pemasaran adalah konsumen (customer-oriented). Aliran komunikasi yang
disalurkan dari pengirim pesan atau produsen ke konsumen harus dibangun secara
rasional dan mudah dipahami. Oleh karena itu, karakteristik audiens dan
segmen pasar harus dipahami secara mendetail agar komunikasi yang dibangun bisa
berjalan secara efektif.
3.
Medium
(saluran komunikasi)
Pemahaman ketepatan pemanfaatan
saluran komunikasi ini adalah sejauh mana saluran yang digunakan itu efektif
bagi konsumen atau penerima pesan dan juga di sisi lain, tetap efisien dari
aspek biaya.
4.
Pesan (message)
Dalam dunia komunikasi dikenal
beberapa jenis pesan, yaitu :
a.
Pesan verbal,
yaitu pesan yang disampaikan dengan wicara, langsung kepada pihak penerima
pesan atau konsumen, tidak melalui media.
b.
Pesan
nonverbal, yaitu pesan yang disampaikan secara tidak langsung kepada pihak
penerima pesan atau konsumen.
c.
Kombinasi
pesan antara pesan verbal dan nonverbal. Ketika menjual produk, produsen tidak
hanya menggunakan media nonverbal, tetapi juga media verbal.
5.
Umpan balik (feedback)
Umpan balik dari proses penyampaian
pesan merupakan isyarat apakah proses pesan itu telah sampai secara sukses atau
belum. Untuk mengetahui apakah pembeli dapat memahami pesan itu atau tidak, gunakan cara yang paling sederhana, yaitu
dengan melihat respon konsumen secara langsung, dari mimik atau gerakan tubuh
yang menandakan bahwa konsumen mengerti (jika komunikasi itu dilakukan secara
verbal). Jika pesan disampaikan secara nonverbal melalui televisi, indikator
untuk mengukur berhasil tidaknya suatu promosi adalah omzet penjualan produk
atau banyaknya tanggapan yang masuk ke perusahaan.[1]
B. Pengertian
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Sedangkan menurut Engel, Blackwell,
dan Miniard (1995), mengidentifikasikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan dan
menyusuli tindakan ini. Subjek ini dapat diancangi dari beberapa perspektif
yang semuanya dipertimbangkan, yaitu: pengaruh konsumen (consumer infiluence), menyeluruh (wholistic ), dan antarbudaya ( intercultural
).
Menurut Handi Irwan (Wikipedia, 2012),
Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu :
1.
Berpikir
jangka pendek ( short term perspective
)
2.
Tidak
terencana ( dominated by unplanned
behavior )
3.
Suka berkumpul
4.
Gagap
teknologi ( not adaptive to higt
technology )
5.
Berorientasi
pada konteks ( context, not content oriented )
6.
Suka buatan
luar negeri ( receptive to COO effec
)
7.
Beragama ( religious )
8.
Gengsi ( putting prestige as important motive )
9.
Budaya lokal (
strong in subculture )
10. Kurang
peduli lingkungan (low conscious towrds
environment).[2]
C. Cara
Membangun Komunikasi yang Efektif dengan Konsumen
Untuk membangun sebuah komunikasi yang
menyeluruh atau komprehensif, perusahaan harus mendesain model komunikasi yang
mampu memengaruhi konsumen. Pada umumnya, komunikasi pemasaran dirancang untuk
membuat konsumen peduli, bahkan tertarik dengan produk perusahaan, memunculkan
komitmen atau loyalitas komsumen, menciptakan sikap konsumen yang positif
terhadap produk, memberikan makna simbolik produk atau memberikan solusi bagi
permasalahan yang dihadapi konsumen. Untuk membangun komunikasi dengan konsumen
perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.
Sumber pesan
/pengambil inisiatif
Sumber atau inisiator/sponsor pesan
harus mengetahui siapa calon atau target penerima pesan, karakteristik, usia,
pendidikan, tingkat kematangan, pengetahuan, pengalaman dan sebagainya. Inisiator
harus bisa menyesuaikan cara/gaya dan bahasa yang digunakan dengan
karakteristik si penerima pesan.
2.
Kredibilitas
Kredibilitas sumber pemberi pesan
memiliki peran yang penting. Sumber yang kredibel akan mendapatkan kepercayaan
dari penerima pesan.
a.
Kredibilitas
sumber informal
Informasi
yang diperoleh dari sumber informal, seperti teman, keluarga, rekan kerja dan
sebagainya yang memiliki kedekatan hubungan akan lebih dipercaya konsumen
sebagai penerima informasi. Oleh karena itu, komunikasi dari mulut ke mulut
berdampak nyata dan luar keluarga.
b.
Kredibilitas
penyampai pesan
Penyampai pesan harus
memilik kredibilitas yang tinggi. Penyampai pesan biasanya para selebriti yang
dikenal luas oleh masyarakat memiliki kredibilitas ataupun citra yang baik.[3]
1) Meningkatkan
Umpan Balik
Mekanisme umpan balik sama pentingnya
dengan mekanisme dalam komunikasi antarpribadi. Manajer memerlukan mekanisme
umpan balik sehingga mereka tahu apakah pesannnya sudah diterima, dipahami
dilaksankan atau tidak. Sistem informasi manajemen biasanya digunkan untuk
memonitor aktivitas dalam organisasi. Metode yang digunakan dalam umpan balik
adalah sebagai berikut :
a.
Empati
Komunikator harus menempatkan dirinya
sebagai penerima sehingga proses penyandian, penggunaan bahasa dan saluran
disesuaikan dengan kondisi penerima.
b.
Pengulangan
Cara efektif untuk meningkatkan
efektifitas komunikasi adalah dengan mengulangi pesan. Pengulangan membantu
pendengar atau penerima untuk menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau
terlalu sulit untuk dipahami pada saat pertama kali mendengar.
c.
Penggunaan
Bahasa yang Sederhana
Bahasa yang kompleks atau
istilah-istilah teknis menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar
atau penerima. Sangat penting bagi seseorang yang akan menyampaikan gagasannya
untuk menyesuaikan bahasa atau istilah-istilah yang dipakai dengan
pendengarnya.
d.
Proses
Mendengarkan yang Efektif
Manajer perlu meningkatkan kemampuannya
untuk mendengarkan dengan saksama, sabar, penuh perhatian dan untuk memahami
sehingga komunikasi antara bawahan dengan manajer dapat berlangsung secara
efektif.
e.
Penentuan
Waktu yang Efektif
Cara yang
efektif untuk komunikasi antarpribadi atau organisasi adalah dengan mengelola
waktu komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas,
dan mudah dipahami.
f.
Pengaturan
Arus Informasi
Tidak semua informasi harus disampaikan kepada
manajer, hanya informasi yang penting sajalah yang disampaikan kepadanya. Mutu
dan jumlah komunikasi dan cara penyampaian informasi juga perlu diatur.
g.
Kemampuan
Berkomunikasi
Dengan kemampuan komunikasi yang baik,
komunikasi berjalan secara efektif dan efisien, pesan yang dikirim tersampaikan
secara akurat. Komunikasi yang efektif dapat mengubah cara berfikir, bersikap dan berperilaku si penerima pesan.
2) Efektivitas
Pesan Terhadap Konsumen
Temuan hasil
penelitian menunjukkan bahwa :
a)
Efektivitas
penyampai pesan berhubungan dengan isi pesan itu sendiri;
b)
Penyampai
pesan bersinergi positif dengan jenis produk atau jasa yang dipromosikan;
c)
Penyampai
pesan memiliki karakteristik demografi (seperti usia, kelas sosial, etnis) yang
sama dengan target pasar yang dituju;
d)
Pemasar/produsen
yang menggunakan jasa selebriti untuk mengiklankan/mempromosikan produk mereka
harus yakin dengan kata-kata/frasa/kalimat yang tepat, efektif dan efisien yang
disampaikan;
e)
Kredibilitas
penyampai pesan yang kuat pengaruhnya bagi target pasar yang dituju diharapkan
memiliki pengaruh yang sama bagi target pasar untuk menilai kinerja
perusahaan/merek produk.[4]
3) Target Audiens
(Penerima Pesan)
Komponen penting dari strategi komunikasi
adalah penyeleksian audiens sebagai target pasar. Penting untuk diingat bahwaa
dalam banyak kasus, audiens merupakan kumpulan atau sekelompok individu, yang
mencakup laki-laki dan perempuan, sikap, karakteristik, ketertarikan,
kebutuhan, pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita
perlu menyegmentasikan atau mengelompokkan audiens yang heterogen tersebut
menjadi suatu kelompok yang mempunyai karakteristik homogen. Segmentasi
terhadap audiens penting dilakukan sehingga pengirim pesan dapat menyampaikan
pesan yang tepat dengan media dan strategi yang tepat kepada audiens yang tepat
pula. [5]
4) Karakteristik
Personal
Karakteristik personal dalam
komunikasi dengan konsumen ditemukan beberapa hal berikut:
a)
Pemberian
makna isi pesan yang tepat dan akurat berkaitan dengan karakteristik audiens,
peluang dan kemampuan audiens untuk mengolah isi pesan dan motivasi audiens
untuk membaca pesan.
b)
Sikap,
kepribadian dan bagaimana individu belajar berpengaruh terhadap kemampuan/cara
individu menginterpretasikan isi pesan yang mereka terima.[6]
5) Keterlibatan
Konsumen
Hasil riset mengenai keterlibatan
konsumen dalam komunikasi menyimpulkan bahwa orang yang memiliki minat yang
rendah (keterlibatan rendah), akan menunjukkan perhatian yang rendah terhadap
setiap bentuk promosi/iklan yang dirancang pemasar. Sebaliknya, konsumen yang
memiliki keterlibatan yang tinggi akan memiliki keterlibatan yang tinggi pula
untuk menyimak promosi/iklan yang dirancang pemasar. Hasil riset menunjukkan
adanya keterlibatan antara keterlibatan audiens (rendah atau tinggi) terhadap
keakuratan audiens dalam pemaknaan isi pesan yang disampaikan pemasar. Jadi,
iklan harus dirancang dengan memperhatikan motif konsumen dan karakteristik produk
yang akan dipasarkan.[7]
6)
Efektivitas
Iklan
Untuk mengevaluasi apakah iklan yang
dibuat dan ditayangkan di media efektif atau tidak, pemasar harus mengukurnya:
apakah pesan dapat diterima audiens dengan benar, apakah interpretasi audiens
sudah benar dan bagaimana dampak iklan tersebut terhadap omzet penjualan produk
apakah terjadi peningkatan omzet penjualan atau tidak.[8]
D. Cara Merancang Komunikasi yang Efektif
Untuk merancang komunikasi yang
efektif, pihak sponsor (bisa individual, organisasi profit, atau organisasi
nonprofit) terlebih dahulu harus menetapkan apa yang menjadi tujuan komunikasi,
kemudian memilih audiens yang dituju cocok dengan pesan yang akan disampaikan,
memilih media yang tepat yang bisa dengan efisien dan efektif menjangkau
audiens yang dituju, dan merancang pesan yang cocok dengan media yang dipakai
dan audiens yang dituju.
1. Strategi
komunikasi
Ada banyak model yang mengklaim sebagai model
komunikasi yang paling efektif. Model kognitif merupakan paradigma berpikir
yang merefleksikan keterhubungan faktor kunci kognisi manusia, yaitu
persuasi-persepsi-pengalaman, dan memori akan menjadi lebih konsisten jika otak
manusia bekerja lebih baik.
2. Strategi
media
Strategi media adalah komponen penting dari
perencanaan komunikasi. Media merupakan tempat dimana iklan akan disajikan.
Sebelum menyeleksi media secara spesifik, pengiklan harus menyeleksi kategori
media secara umum untuk menyampaikan pesan kepada audiensnya.
3. Strategi
pesan
Pesan bisa berupa ide, atribut, citra, atau
informasi lain yang pengirim pesan harapkan untuk disampaikan kepada audiens
yang dituju. Pengirim pesan harus tahu bahwa audiens memiliki karakteristik
yang berbeda-beda; tingkat pendidikan, ketertarikan, kebutuhan, dan pengalaman.[9]
E. Hukum
Komunikasi yang Efektif
Untuk
membangun komunikasi yang efektif dengan konsumen, dalam ilmu perilaku konsumen
dikenal lima hukum kominikasi yang efektif. Kelima hukum komunikasi yang
efektif ( the five inevitable laws of
effective communication ) ini penulis kembangkan dan rangkum dalam satu
kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendri, yaitu REACH ( respect, empathy, audible, clarity, humble ),
yang berarti ‘ merengkuh’ atau ‘meraih’ kerena sesungguhnya komunikasi adalah
upaya kita untuk meraih perhatian , cinta ksih , minat, kepedulian, simpati,
tanggapan, atau respons posituf dari orang lain.
1. Respect
Hukum yang pertama untuk mengembangkan
komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang disampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan
hukum yang pertama dalam komunikasi dengan orang lain.
2. Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan
diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
persyarat utama untuk memiliki sikap empati adalah kemampuan untuk mendengarkan
atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang
lain. Empathy juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif, atau sip menerima masukan atau umpan balik apapun dengan sikap yang
positif.
3. Audible
Makna dari audible
adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik’.sebelum orang lain
menerima atau mengerti maksud kita, telebih dahulu kita harus berupaya agar
maksud kita bisa dipahami dengan baik oleh orang lain. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus
disampaikan melalui media atau saluran pengiriman sedemikian rupa hingga dapat
diterima dengan baik boleh penerima pesan.
4.
Clarity
Selain
harus dapat dimengerti dengan baik, pesan juga harus jelassehingga tidak
menimbulkan multi-interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Itulah
hukum keempat: clarity ‘kejelasan’.
Kejalasan juga bisa berarti ‘ keterbukaan’ dan ‘transparansi’.
5. Humble
Hukum
kelima untuk membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai
orang lain, yang biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
Sikap rendah hati adalah sikap melayani secara penuh (dalam bahasa pemasaran, customer first attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang
rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut, dan
penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang besar. Lebih
lanjut, Engel (2005) menjelaskan bahwa pembangunan komunikasi yang baik dengan
elanggan melibatkan pikiran dan tubuh. Berikut ini adalah tiga hal penting agar
kita dapat membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan :
a.
Komunikasi
verbal
Komunikasi lisan atau
komunikasi verbal lebih adri sekedar pengucapan kata-kata. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam komunikasi verbal.
1) Berpikir
sebelum berbicara.
2) Gunakan
bahasa yang langsung dan ringkas.
3) Variasikan
nada vocal.
4) Ucapkan
kata-kata dengan benar dan lengkap.
b.
Komunikasi
nonverbal
Bahasa
tubuh adalah topik yang menarik perhatian penelitian selama bertahun-tahun. Ada
banya interpretasi dari bahasa tubuh, beberapa makna luas secara universal
berikut bisa anda jadi pertimbangan.
1)
Tangan
disilang didada: berpikiran tertutup, tidak berminat;
2)
Dagu bertumpu
pada tangan: bosan,lelah, atau tidak tertarik;
3)
Memainkan jari
di meja: tidak sabar, bosan
4)
Mengerutkan
kening: berpikir, cemas;
5)
Bersandar dikursi
: nyaman, santai, atau menenangkan diri;
6)
Menggelengkan
kepala: tidak percaya, tidak dapat mengandalkan;
7)
Memutar mata:
meragukan sesuatu, menyidir.
c.
Mendengarkan
Pelanggan
perlu merasa bahwa mereka telah didengar dan dimengerti, dan itu tidak bisa
terjadi tanpa sikap mendengarkan yang baik. Mendengarkan memerlukan fungsi
telinga, sedangkan mendengarkan membutuhkan pemahaman, gangguan yang minimal,
dan kebebasan dari pendapat anda sementara orang lain berbicara. Seorang
wiraniaga harus benar-benar tahu kapan dia dapat menawarkan produknya dan kapan
dia berbicara tentang hal-hal yang umum yang sebenarnya mungkin lebih menarik
bagi pelanggan. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan wiraniaga agar dapat
membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan, yaitu :
a. Perhatikan
waktu yang baik
b. Kesan
pertama yang sangat menentukan
c. Berbicaralah
dengan bersemangat dan antusias
d. Pentingnya
menjaga sikap
e.
Tidak bersikap
menggurui atau merasa lebih tau
Buatlah
pelanggan merasa nyaman saat berkomunikasi dengan kita [10]Demikian kajian kita tentang Komunikasi dan Perilaku Konsumen Semoga Bermanfaat.
[1] Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku
Konsumen:Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian, C.V Andi
Offset, Yogyakarta, 2013, hlm. 212-215.
[2]Danang Sunyono, PERILAKU KONSUMEN ( Panduan Riset Sederhana
Untuk Mengenali Konsumen ), CAPS ( Center of Academic Publishing Service )
Cetakan Pertama, 2013, hlm: 1-6
0 Response to "Komunikasi dan Perilaku Konsumen"
Post a Comment