Keputusan Pembelian
Warta Madrasah - Sahabat warta madrasah pada kesemtan ini kita akan mengkaji tentang Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian yaitu keputusan konsumen mengenai apa yang akan dibeli, apakah jadi membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayarnya dan lain-lain. Termasuk di dalamnya pemilihan tempat yang dijadikan tempat untuk membeli. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pemasar hendaknya mengarah pada berbagai faktor yang memengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman atas bagaimana konsumen sebenarnya membuat keputusan membeli. Pemasar harus dapat mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan membeli, tipe keputusan membeli yang terkait dalam tahap-tahap pembelian. [1]
Pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh
konsumen bisa digolongkan ke dalam tiga macam menurut Engel, Blackwell and
Miniard, yaitu sebagai berikut :
1.
Pembelian yang terencana sepenuhnya
Pembelian
terencana adalah pembelian dimana konsumen telah mempersiapkan, menentukan
pilihan produk dan merek jauh sebelum pembelian dilakukan. Dalam pembelian
terencana konsumen tahu betul tentang merek dan dampak setelah dia melakukan
pembelian.
2.
Pembelian separuh terencana
Pembelian
separuh terencana adalah pembelian yang telah direncanakan sebelumnya tetapi
belum mengetahui merek produk. Pembelian baru dilakukan konsumen secara
tiba-tiba setelah dia melihat keunggulan suatu merek produk tanpa dia ketahui
sebelumnya.
3.
Pembelian yang tidak terencana
Pembelian
yang tidak terencana adalah pembelian yang sama sekali tidak direncankan
sebelumnya. Hal terjadi karena konsumen belum sepenuhnya memahami kebutuhan
akan suatu produk dan belum mendapatkan informasi yang jelas tentang merek
suatu produk barang.[2]
Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif
yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan
penilaian-penilaian secara evaluatif. Situasi dimana keputusan diambil,
mendeterminasi sifat eksak dari proses yang bersangkutan. Proses tersebut
mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan lamanya, dengan suatu seri
keputusan-keputusan yang dapat diidentifikasi, yang dibuat pada berbagai
tahapan proses pengambilan keputusan yang berlangsung.
Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam
pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti dan kepercayaan yang
diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat
dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan. Tetapi inti dari pengambilan
keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih
salah satu diantaranya.[3]
Sebelum melakukan evaluasi, konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek dalam menentukan pilihan. Konsumen juga mungkin
membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Namun, ada dua faktor
yang berada diantara niat pembelian dan keputuan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana
orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan tergantung pada
dua hal : (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan oranglain.
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang tersebut dengan
konsumen, semakin besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya. Keadaan
sebaliknya juga berlaku. Preferensi seorang pembeli terhadap suatu merek akan
meningkat jika seorang yang ia sukai juga menyukai merek yang sama.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen
untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan (perceived risk). Besarnya resiko
yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya
atribut yang dipertaruhkan dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Pemasar
harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan adanya resiko dalam diri
konsumen dan memberikan indikator serta dukungan untuk mengurasi resiko yang
dirasakan.
Dalam
melaksanakan nait pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan
pembelian: keputusan merek, keputusan pemasok (penyalur), keputusan kuantitas,
keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.[4]
[1] Ekawati Rahayu
Ningsih, Manajemen Pemasaran, Op.Cit, hlm. 74-75.
[2] Ibid, hlm. 75.
[3] Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen (Panduan
Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen, Center of Academic Publishing
Service, Yogyakarta, 2013, hlm. 89-90.
[4] Philip Kotler, Marketing
Management,
Op.Cit, hlm. 208.
0 Response to "Apa itu Keputusan Pembelian"
Post a Comment