KYAI
NDESO
Banyak yang tidak tahu
bahwa para kyai NU di kampung kampung itu hidupnya sangat sederhana. Jangankan
Hummer yang harganya milyaran, sekelas avanza pun kadang mereka tidak punya.
Begitu pula rumahnya. Beberapa kyai besar (khos) malah rumahnya menyatu dengan
penduduk kampung dan malah rumah para kyai itu masih berdinding papan. Lucunya,
jalan depan rumahnya hanya cukup untuk dilalui 1 buah mobil kecil press body
Jangan pula membayangkan
pakaian yang mereka kenakan dalam kesehariannya mirip Dimas kanjeng yang
memakai sorban dan jubah besar yang megah. Biasanya para kyai itu pakaianya
mirip petani tua kebanyakan. Malah adapula yang tidak mengenakan alas kaki.
Harganya ? Taksiran saya tidak lebih dari 100rb untuk sarung dan baju.
Namun, jangan heran jika
mereka memiliki santri yang berjumlah ribuan serta alumni ponpesnya yang
berjumlah puluhan ribu. Jangan heran pula kalau mengetahui bahwa biaya mondok
disana ada yang gratis, ada pula yang dibayar seikhlasnya.
Uniknya, mereka
mengajarkan ilmunya serta memenuhi undangan untuk berdakwah tanpa mematok
tarif. Bahkan untuk menemui mereka sangatlah mudah. Tidak perlu harus
menghubungi tim menejemen untuk membuat janji pertemuan. Mereka dengan mudahnya
ditemui 24 jam. Saya sendiri pernah sowan kepada salah satu kyai jam 1 dini
hari.
Lalu bagaimana mereka
menghidupi dirinya, keluarganya, dan pondoknya ? Inilah misteri rejeki Ilahi.
Tentunya mereka mengandalkan tambak, sawah, dan kebunnya yang dikelola secara
swadaya oleh para santri.
Tidak perlu mengedarkan
proposal, tidak perlu pula meminta sana sini. Bahkan adapula yang setiap
mengadakan mujahadah, seluruh jamaah yang hadir dipersilahkan menikmati
hidangan sea food khas kampung secara gratis.
Seandainya mereka mau,
berpuluh puluh mobil Hummer sampai ferari bisa berbaris rapi didepan rumahnya.
Begitu pula untuk sekedar merenovasi rumahnya, ataupun jika hanya diperlukan
untuk bergaya sekedar menikmati hidup.
Saya sendiri belum bisa
dan mungkin tak akan mampu hidup seperti mereka. Pernah beberapa saat menimba
ilmu dari mereka itu adalah sebuah kenikmatan. Menjadikan mereka contoh dan
panutan hidup adalah keharusan tersendiri. Karena mereka mencontoh apa yang
dilakukan Rosulullah dulu.
Intinya, mereka hidup
dengan menepi dari kekuasaan, dan yang sedang berkuasa akan selalu mencari
mereka untuk dimintai pertolongan dan nasehat. Mereka pula orang orang yang
sudah selesai dengan urusan kenikmatan dunianya, bukan ?
0 Response to "KYAI NDESO"
Post a Comment