Warta Madrasah -- pada kajian yang lalu kita telah membahas tentang Rencana Strategik Perpustakaan Sekolah/Madrasah, Nah sekarang kita akan mengkaji tentang Kebijakan Strategis,
Program dan Kegiatan Perpustakaan Sekolah
Struktur
Organisasi
Kebijakan tentang pemantapan struktur
organisasi dan mekanisme kerja perpustakaan saat ini memerlukan perubahan
sesuai dengan kondisi dan perkembangan kebutuhan. Sebagai salah satu contoh
pada struktur organisasi Perpustakaan Sekolah belum memiliki penanggung jawab
tersendiri dalam bidang pengembangan koleksi dan perawatan bahan pustaka, baik
cetak maupun elektronik. Perlu dibentuk dewan perpustakaan yang terdiri dari
perwakilan tenaga akademik, perwakilan siswa sebagai user, perwakilan
organisasi penerbit (dokumen tercetak/elektronik), dan perwakilan organisasi
toko buku.
Struktur suatu organisasi akan
berimplikasi pada tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki oleh
pejabat yang menempati jabatan struktural yang tertuang dalam deskripsi kerja.
Deskripsi kerja (job description)
merupakan pernyataan tertulis yang harus dibuat oleh pimpinan untuk menguraikan
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh seorang pegawai, menetapkan hubungan
pekerjaan antara pegawai yang satu dengan pegawai lain. Dalam deskripsi kerja
harus tergambar dengan jelas dan tegas mengenai standar pendidikan, pengalaman
serta keterampilan khusus yang diperlukan untuk suatu pekerjaan. Sehingga dalam
merekrut pegawai harus sesuai dengan kriteria jabatan yang akan ditempati.
Selama ini Perpustakaan Sekolah sudah menetapkan standar kerja, namun belum
menetapkan deskripsi kerja yang komprehensif, maka dari itu perlu dikaji ulang
bentuk program dari kebijakan pemantapan struktur dengan membuat deskripsi
kerja (job description) secara
tertulis serta komprehensip.
Kebijaksanaan
Strategis
Berdasarkan analisis terhadap faktor
lingkungan dalam dan luar perpustakaan, maka dapatlah dirumuskan beberapa
kebijakan strategis sebagai berikut :
Kebijakan
internal organisasi
1)
Penataan manajemen (restrukturisasi organisasi dan mekanisme kerja
perpustakaan)
2)
Peningkatan kualitas SDM (pengembangan keilmuan bidang perpustakaan dan IT)).
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting yang turut menentukan
keberhasilan perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tanpa sumber
daya manusia yang berkompeten/berkualitas tidak mungkin suatu perpustakaan
dapat memberikan pelayanan yang terbaik/memuaskan bagi penggunanya.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) diperlukan untuk menjamin kelancaran
layanan perpustakan. Kunci kerberhasilan pengembangan perpustakaan adalah
tersedianya SDM dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Pembinaan SDM harus
dilakukan secara berkesinambungan. Adapun tujuan utama dari program pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia perpustakaan adalah meningkatkan efesiensi
dan efektifitas kerja pegawai dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
3).
Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan.
Untuk meningkatkan
pendayagunaan koleksi serta pemenuhan kebutuhan informasi pengguna, maka
Perpustakaan Sekolah senantiasa membina dan mengembangkan koleksinya bukan
hanya dalam bentuk tercetak tetapi juga dalam bentuk elektronik. Seiring dengan
pesatnya perkembangan dibidang teknologi informasi serta meningkatkan tuntutan
pengguna terhadap koleksi elektronik, maka sudah saatnya Sekolah Perpustakaan Sekolah
menerapkan Kebijakan Pengembangan Koleksi secara tertulis,
sehingga apapun bentuk kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi mengacu pada
kebijakan tersebut. Kebijakan koleksi dapat mencegah bias dalam hal seleksi,
pengadaan, penyiangan dan evaluasi koleksi perpustakaan. Keragaman dan
Kemutakhiran koleksi sangat mempengaruhi tinggi rendahnya pemanfaatan
perpustakaan oleh pengguna. Salah satu yang juga menjadi prioritas kegiatan
pembinaan koleksi saat ini adalah penghimpunan koleksi lokal (local content) pada sivitas akademika. Disamping
itu, salah satu jenis koleksi yang sangat diperlukan untuk keperluan penelitian
adalah koleksi majalah/jurnal ilmiah. Akan tetapi keberadaan jurnal ilmiah di
perpustakaan saat ini sangat minim sekali dan umumnya majalah/jurnal tersebut
hasil dari sumbangan instansi lain yang kedatangannya tidak teratur (irregular). Untuk itu tahun 2009 dan
seterusnya, diupayakan semaksimal mungkin perpustakaan dapat melanggan majalah
(core journal) yang benar-benar
sesuai dengan program studi yang dikembangkan
Kebijakan
eksternal.
1)Perkembangan iptek.
Untuk mengimbangi
begitu cepatnya perkembangan iptek yang menghasilkan informasi ilmiah dalam
jumlah besar, perlu membentuk jaringan informasi (library network) baik
dengan perpustakaan dilingkungan Sekolah, maupun di luar Sekolah, agar
informasi dapat disajikan secara cepat dan akurat.
2) Promosi
perpustakaan
Promosi dapat
dilakukan dengan :
a.
Membangun citra perpustakaan (building image)
Berskala
kecil dengan pemberian nama perpustakaan di sekolah dengan menggunakan istilah
Indonesia atau asing atau singkatan yang menarik.
Berskala
menengah, dapat kita lihat dari beberapa perpustakaan mulai dari pembangunan website
perpustakaan sampai dengan membenahi koleksi dan ruangan. Pembenahan website
dapat kita kenali dengan beberapa homepage yang dapat diakses
melalaui internet, untuk Perpustakaan Sekolah bisa
diakses melalui …………………………………………
Berskala
besar, yaitu dengan membangun gedung perpustakaan sesuai dengan standar yang
dibutuhkan oleh perpustakaan. Bangunan gedung perpustakaan yang dirumuskan
berdasarkan konsep yang sistemik, yaitu sebagai kesatuan sistem keandalan
bangunan gedung yang memiliki keterkaitan dengan kesatuan sistem penataan
bangunan gedung dengan lingkungannya.
b)
Meningkatkan citra pustakawan (librarian image)
Dengan
adanya sistem manajemen mutu (Quality Management System) apabila
diterapkan dalam melayani pemakai perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan
tinggi maka akan sangat bermanfaat. Dengan adanya penerapan sistem manajemen
mutu (Quality Management System) di perpustakaan Sekolah akan membawa dampak positif. Dengan adanya peningkatan
citra pustakawan (librarian image) baik melalui peningkatan kualitas
diri maupun peningkatan mutu layanan yang berbasis pada standar mutu nasional (International
Quality System) maka berbagai persoalan dunia perpustakaan khususnya
perpustakaan Sekolah yang dihadapi bisa
ditangani.
c) Mengembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi
informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT
based).
Perkembangan dari
penerapan information and comunication (ICT) dapat diukur dengan telah
diterapkannya/digunakannya sebagai sistem informasi manajemen (SIM)
perpustakaan dan perpustakaan digital (digital library). Dengan
dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi
(ICT based) baik dalam sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan
maupun digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada anggota
perpustakaan juga memberikan kemudahan kepada tenaga pustakawan dan pengelola
perpustakaan baik dalam layanan maupun pengolahan dan sekaligus kemudahan untuk
menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta dapat meningkatkan
citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai dilingkungannya.
3). Pembinaan
hubungan baik dengan stakeholder
Membina hubungan yang
baik dengan pihak-pihak yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan program
perpustakaan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan. Selain untuk tujuan
sosialisasi juga untuk mendapatkan dukungan materiil maupun non materill, dan
untuk bekerjasama dalam mensukseskan program kerja Perpustakaan Sekolah. Adapun
stakeholder yang dimaksud disini
adalah pengguna perpustakaan, pimpinan dan pejabat yang adalah dilingkungan
sekolah, perpustakaan daerah, lembaga-lembaga yang ada dilingkungan Sekolah,
penerbit, distributor, dan toko buku.
4).
Pengembangan dan pendidikan kerja sama dengan perpustakaan di Kota Bandung.
Kerjasama dengan
perpustakaan sekolah negeri dan swasta di Kota Bandung bisa dilakukan dalam
kegiatan pendidikan pemakai, pameran buku, bedah buku, seminar nasional, atau resource sharing melalui dunia maya
(internet).
Program
dan Kegiatan Perpustakaan Sekolah
a. Sumber Daya Perpustakaan
Sekolah
Kita semua menyadari bahwa
kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas
tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan di
Indonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang
diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan
mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan
hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan
dan wawasan bagi siswa, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran.
Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan
misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum,
menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan
penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di
sekolah.
Dengan membanjirnya
informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya
menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi
lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke
internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi
pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di
sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada
siswa untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan
menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan
program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti
program semacam itu siswa diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat
di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Sejalan dengan keinginan
untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas,
tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap
perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta
komite sekolah. Dalam menjembatani upaya ini International Federation of
Library Association (IFLA), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah
menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan
dalam pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk di dalamnya lembaga
pemerintah dan swasta, kementerian, perusahaan, LSM dan pemerhati pendidikan.
Perpustakaan sekolah
menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik
di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan.
Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para siswa agar terampil belajar
sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup
sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Perpustakaan sekolah
hendaknya dikelola dalam kerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas.
Kebijakan perpustakaan sekolah disusun dengan mempertimbangkan berbagai
kebijakan dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos,
tujuan dan sasaran maupun kenyataan sekolah.
Kebijakan tersebut
menentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan
dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas
sekolah mendukung dan memberikan sumbangan pada maksud dan tujuan yang
ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis
dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui
banyak konsultasi yang dapat diterangkan, serta hendaknya disebarkan seluas
mungkin melalui media cetak.
Dengan demikian, filosofi,
ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan pengembangannya akan makin jelas
serta dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara
efektif dan penuh semangat. Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat
dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh
pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen
senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah dan
mendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan rencana
kerja berikutnya akan menjelaskan peranan perpustakaan dalam hubungannya dengan
berbagai aspek berikut:
•
kurikulum sekolah
•
metode pembelajaran di sekolah
•
memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal
•
kebutuhan pengembangan pribadi dan pembelajaran siswa dan
•
kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf
•
meningkatkan aras keberhasilan.
Komponen yang memberikan
sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan
baik dan efektif secara maksimal adalah sebagai berikut:
•
anggaran dan pendanaan
•
tempat/lokasi
•
sumberdaya
•
organisasi
•
ketenagaan
•
penggunaan perpustakaan
•
promosi.
Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka
kerja kebijakan dan rencana kegiatan yang realistis. Aspek tersebut akan dibahas di
dalam dokumen ini. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran,
pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen
aktif yang harus selalu ditinjau ulang.
Dalam proses mencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen
harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategi
yang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan
pembuatan berbagai statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui
arah perkembangan. Evaluasi tahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam
dokumen perencanaan
dan meliputi butir berikut:
• apakah kinerja
layanan mencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan,
kurikulum dan sekolah
•
apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah
•
apakah kinerja mampu memenuhi kebutuhan yang berubah
•
apakah sumberdaya layanan kinerja tercukupi
•
dan apakah pembiayaan layanan kinerja efektif. biaya
Indikator kinerja utama
berikut ini merupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian tujuan perpustakaan:
Indikator penggunaan:
• pinjaman per
anggota komunitas sekolah (dinyatakan per siswa dan per tenaga pendidik )
• jumlah kunjungan
perpustakaan per anggota komunitas sekolah (dinyatakan per siswa dan per tenaga
pendidik)
• peminjaman per
butiran materi perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi)
• pinjaman per jam
buka perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir)
•
pertanyaan referens yang diajukan setiap anggota komunitas sekolah (dinyatakan
per siswa dan per tenaga pendidik)
• penggunaan komputer
dan sumber informasi terpasang.
Indikator sumberdaya:
• jumlah buku yang
tersedia untuk setiap anggota komunitas sekolah
• ketersediaan
terminal/komputer meja untuk setiap anggota komunitas sekolah
• ketersediaan akses
terpasang komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah
Indikator sumber daya
manusia:
• nisbah antara staf
ekuivalen tenaga penuh-waktu dengan anggota komunitas sekolah
• nisbah antara staf
ekuivalen tenaga penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan
Indikator kualitatif:
• survei kepuasan
pengguna
• kelompok fokus (focus groups)
• kegiatan konsultasi
Indikator biaya:
• biaya per unit
untuk berbagai fungsi, layanan dan kegiatan
• biaya staf per
fungsi (contoh, peminjaman buku)
• jumlah biaya
perpustakaan untuk setiap anggota masyarakat sekolah
• jumlah biaya
perpustakaan yang dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaran sekolah
• biaya media yang
dinyatakan dalam prosentase jumlah anggaran sekolah
Indikator perbandingan:
• Tolok ukur data
statistik dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang relevan serta
terbandingkan di sekolah lain dengan besaran dan karakteristik yang sama.
1). Anggaran Perpustakaan
“Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan
berlanjut untuk tenaga yang terlatih, materi perpustakaan, teknologi dan
fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya”
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari
anggaran sekolah , butir berikut penting artinya:
• memahami proses
penganggaran sekolah
• menyadari jadwal
siklus anggaran
• mengenal siapa yang
menjadi tenaga penting
• memastikan bahwa
segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Dalam merencanankan anggaran komponen rencana anggaran berikut
mencakup:
•
biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan
bahan terekam/tidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya, poster)
• biaya pengadaan
alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi
• biaya berbagai
aktivitas pameran dan promosi
•
biaya penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk
di dalam biaya teknologi dan komunikasi
informasi umum di sekolah.
Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan sekolah
paling sedikit adalah 5% untuk biaya per siswa dalam sistim persekolahan, tidak
termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran
transportasi serta perbaikan gedung dan sarana lain.
Biaya untuk tenaga perpustakaan mungkin dapat dimasukkan di dalam
anggaran perpustakaan, meskipun di sebagian sekolah hal itu lebih tepat
dimasukkan di dalam anggaran staf umum. Hendaknya diperhatikan bahwa pada saat
menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan sekolah perlu
dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaan berkaitan erat dengan
isu penting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat diselenggarakan
dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan. Proyek khusus dan
perkembangan lainnya seperti kebutuhan rak baru memerlukan permintaan anggaran
tersendiri.
Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermat untuk
keperluan setahun serta berkaitan dengan kerangka kerja kebijakan. Laporan
tahunan hendaknya dapat memberikan gambaran bagaimana anggaran telah digunakan
serta kejelasan apakah jumlah uang yang digunakan untuk perpustakaan telah
mencukupi untuk tugas perpustakaan serta mencapai sasaran kebijakan.
Pustakawan sekolah harus mengetahui secara jelas pentingnya
anggaran yang cukup untuk perpustakaan, dan perlu
menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani seluruh komunitas
sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan sekolah, berikut ini perlu
menjadi bahan pertimbangan:
•
besaran tenaga perpustakaan sekolah dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan
tolok ukur pencapaian akademik
•
siswa yang mencapai nilai lebih tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal
dari sekolah yang mempunyai tenaga perpustakaan, buku dan terbitan
berkala/majalah dan bahan pandang-dengar yang lebih banyak dibandingkan sekolah
lainnya, tanpa memandang faktor lain seperti faktor ekonomi.
2). Lokasi dan Ruang
Perpustakaan
Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus
tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan
perpustakaan sekolah merupakan faktor penting untuk diperhatikan dalam
merencanakan gedung sekolah baru dan mereorganisasi gedung sekolah yang sudah
ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas perpustakaan sekolah,
namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika kita memiliki formula
sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru
didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan
berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
• lokasi terpusat
atau sentral, bimana mungkin di lantai dasar
• akses dan
kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran
•
faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang
bebas dari kebisingan dari luar
• pencahayaan yang
baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
•
suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun
ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang
tahun disamping preservasi koleksi
• disain yang sesuai
guna memenuhi kebutuhan penderita cacad fisik
•
ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi dan non-fiksi,
buku sampul tebal maupun tipis, suratkabar dan majalah, sumber non-cetak serta
penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang
kerja tenaga dan meja perpustakaan
• fleksibitas untuk
memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologi
pada masa mendatang
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak
dipertimbangkan ketika merencanakan perpustakaan baru:
• kawasan ruang belajar
dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang,
meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar
• kawasan ruang baca
informal untuk buku dan majalah yang mendorong literasi, pembelajaran sepanjang
hayat, dan membaca untuk keceriaan
• kawasan ruang
instruksional dengan kursi yang disusun untuk kelompok kecil, kelompok besar
dan instruksional formal seluruh kelas, “dinding pengajaran”, dengan kawasan
teknologi pengajaran dan pameran yang sesuai
• kawasan ruang
proyek kelompok dan produksi untuk kerja fungsional dan pertemuan perorangan,
kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media
• kawasan ruang
administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materi
media perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi
serta alat tulis kantor.
3). Perabot
dan Peralatan
Disain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkut
bagaimana perpustakaan melayani sekolah. Penampilan estetis perpustakaan
sekolah memberikan rasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk
memanfaatkan waktunya di
perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dilengkapi
secara tepat hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
• rasa aman
• pencahayaan yang
baik
•
didisain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional,
serta memenuhi peryaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan
•
didisain untuk menampung persyaratan khusus populasi sekolah dalam arti cara
paling restriktif.
•
didisain untuk mengakomodasi perubahan pada program sekolah, program pengajaran
, serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.
•
didisain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan serta pengamanan yang
sesuai menyangkut perabotan, peralatan, alat tulis kantor dan materi.
•
dirancang dan dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu ke
aneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.
•
dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif
dalam hiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tanda yang jelas dan
menarik
Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang
bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka
perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik,
komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliputi:
• komputer meja
dengan akses Internet
• katalog akses
publik yang di sesuaikan dengan usia dan tingkat siswa yang berbeda
• tape-recorder
• perangkat CD-ROM
• alat pemindai (scanner)
• perangkat video (video players)
•
peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun
menderita cacad fisik lainnnya.
Perabotan
komputer hendaknya didisain untuk anak-anak dan mudah disesuaikan guna memenuhi
ukuran fisik yang berbeda.
4). Kebijakan
Manajemen Koleksi
Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki sejumlah besar
sumberdaya berkualitas tinggi merupakan hal penting. Karena alasan tersebut,
maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan
maksud, ruang lingkup dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.
Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan akses ke sejumlah besar
sumberdaya yang memenuhi kebutuhan pengguna berkaitan dengan pendidikan,
informasi dan pengembangan pribadi. Perkembangan koleksi yang terus menerus
merupakan keharusan untuk menjamin penggguna memperoleh pilihan terhadap materi
baru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama dengan
administrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi
bersama. Pernyataan kebijakan semacam itu harus berdasarkan kurikulum,
kebutuhan khusus dan kepentingan komunitas sekolah, dan mencerminkan
keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsur berikut hendaknya dimasukkan
dalam pernyataan kebijakan:
• Manifesto
Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi
• Pernyataan
Kebebasan Intelektual
• Kebebasan Informasi
• Tujuan kebijakan
manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum
• Program jangka
pendek dan panjang
5). Koleksi
Materi Perpustakaan
Koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh
buku per siswa. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul
materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk
semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri
dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi
untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, kaset
video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerja
sama dengan siswa agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat dan budaya
mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik
yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna. Sumberdaya
elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet, pangkalan data referens khusus
dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan
pengajaran. Sumber tersebut dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD.
Adalah penting untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang
dapat diterapkan untuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaan
sesuai dengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebut
memungkinkan perpustakaan memasuki jaringan yang lebih luas. Di berbagai tempat
di dunia, perpustakan sekolah dalam komunitas lokal mendapat manfaat karena
dikaitkan bersama dalam katalog induk. Kolaborasi semacam itu dapat
meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahan buku serta memudahkan kombinasi
sumber daya secara optimal.
6). Ketenagaan (Staf)
“Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi
serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaan
perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan
semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan
lain-lainnya.”
Kekayaan dan kualitas penyelenggaraan perpustakaan tergantung pada
sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah.
Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki
tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi, jumlahnya mencukupi sesuai
dengan ukuran sekolah dan kebutuhan khusus sekolah menyangkut jasa
perpustakaan. Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan
asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga
penunjang, seperti para guru, teknisi, orang tua siswa dan berbagai jenis
relawan. Pustakawan sekolah hendaknya memiliki pendidikan profesional dan
berkualifikasi, dengan pelatihan tambahan di bidang teori pendidikan dan
metodologi pembelajaran. Salah satu tujuan utama manajemen tenaga perpustakaan
sekolah ialah agar semua anggota staf harus memiliki pemahaman yang jelas
mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas,
kondisi peraturan yang sesuai menyangkut pekerjaan dan gaji yang kompetitif
yang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sebagai pengganti tenaga
yang digaji, melainkan dapat bekerja sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrak
yang memberikan kerangka kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai
aktivitas perpustakaan sekolah. Konsultan tingkat lokal dan nasional dapat
digunakan sebagai penasehat luar menyangkut berbagai masalah yang berkaitan
dengan pengembangan layanan perpustakaan sekolah.
Peran utama pustakawan ialah memberikan sumbangan pada misi dan
tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan
misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen
sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan
rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasi serta
keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik.
Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan hendaknya
memimpin kampanye membaca dan promosi bacaan anak, media dan budaya.
Dukungan menajemen sekolah amat perlu, tatkala perpustakaan
menyelenggarakan aktivitas interdisipliner. Pustakawan harus melapor langsung
ke kepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta diupayakan agar
pustakawan diterima setara dengan anggota tenaga profesional dan dapat
berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut sertadalam semua pertemuan dalam
kedudukannya sebagai kepala unit/bagian perpustakaan.Pustakawan hendaknya
menciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifat
menarik, ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga.Semua
orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik
dalam kaitannya dengan anak, kawula muda dan orang dewasa.
Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya
sesuai dengan fungsinya.. Posisi asisten pustakawan mensyaratkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan kerja klerikal dan teknologi. Asisten
pustakawan harus memiliki keterampilan dasar kepustakawanan. Bila belum
memiliki ketrampilan dasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan
memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawan meliputi kegiatan
rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikan materi
perpustakaan ke rak serta pengolahan materi perpustakaan.
7). Kerjasama antara Guru dan Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan hal penting
dalam memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolah
bekerja bersama guna pencapaian hal berikut:
• mengembangkan,
melatih dan mengevaluasi pembelajaran siswa lintas kurikulum
• mengembangkan dan
mengevaluasi keterampilan dan pengetahuan informasi siswa
• mengembangkan
rancangan pelajaran
•
mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan pembelajaran
yang lebih luas, termasuk di perpustakaan
• mempersiapkan dan
melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya
• mengintegrasikan
teknologi informasi ke dalam kurikulum
• menjelaskan kepada
para orang tua siswa mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
8). Keterampilan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada
semua angggota komunitas sekolah: peserta didik, guru, administrator, komite
sekolah dan orang tua siswa. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan
komunikasi dan kerjasama secara khusus. Pengguna utama perpustakaan sekolah adalah peserta didik
dan guru, di samping kelompok profesional lainnya seperti para administrator
dan komite sekolah.
Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga
perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut:
•
Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa
•
Kemampuan memahami kebutuhan pengguna
•
Kemampuan bekerja sama dengan perorangan serta kelompok di dalam dan di luar
komunitas sekolah
•
Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya
•
Memiliki pengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan
•
Memiliki ketrampilan informasi serta bagaimana menggunakannya
•
Memiliki pengetahuan mengenai materi perpustakaan yang membentuk koleksi
perpustakaan serta bagaimana mengaksesnya
•
Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media dan ke budayaan
•
Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang manajemen dan pemasaran
•
Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang teknologi informasi
9). Tugas Pustakawan Sekolah
Pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut:
•
menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah
•
memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa
•
mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan
•
mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan
•
melatih cara penggunaan perpustakaan
•
melatih pengetahuan dan keterampilan informasi
•
membantu siswa dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan
teknologi informasi
•
menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi
yang tepat
•
mempromosikan program membaca dan kegiatan budaya
•
ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum
•
ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran
•
mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi
sekolah secara menyeluruh
•
membangun kemitraan dengan organisasi di luar sekolah
•
merancang dan mengimplementasi anggaran
•
mendisain perencanaan strategis
•
mengelola dan melatih tenaga perpustakaan
10). Standar Etika
Tenaga perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab untuk
menerapkan standar etika yang tinggi dalam hubungannya dengan semua anggota
komunitas sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan atas dasar sama tanpa
membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa perpustakaan hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna memperkuat peran
perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran yang terbuka dan aman,
maka tenaga perpustakaan hendaknya menekankan fungsi mereka sebagai penasihat ketimbang
sebagai instruktur dalam pengertian tradisional. Artinya, yang paling penting
dan utama adalah agar mereka harus mencoba untuk dapat melihat dari sudut
pandang pengguna perpustakaan dan tidak bias atau cenderung pada sudut pandang
mereka sendiri di dalam menyediakan jasa perpustakaan.
b. Program Perpustakaan
“Perpustakaan sekolah
bagian integral dalam proses pendidikan” Di dalam
program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah
hendaknya dipandang sebagai bagian penting guna memenuhi berbagai tujuan yang
berkaitan dengan hal berikut:
•
literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara bertahap
melalui sistem sekolah
•
ketersediaan sumber daya informasi bagi siswa pada semua tingkat pendidikan
•
membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua kelompok siswa sebagai pelaksanaan
hak demokrasi dan asasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal,
disarankan agar memiliki program yang dirancangbangun secara khusus untuk
tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi
tujuan dan kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya. Sebagai berikut
kegiatan:
•
mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan untuk perpustakaan
sekolah
•
membentuk komite perpustakaan sekolah di
tingkat nasional dan lokal
•
mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan
perpustakaan umum di tingkat daerah
•
memprakarsai dan menawarkan program
pelatihan pustakawan sekolah profesional
•
menyediakan dana untuk proyek
perpustakaan sekolah, seperti kampanye membaca
•
memprakarsai dan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan
pengembangan perpustakaan sekolah
1). Kerjasama dan Pemanfaatan Bersama dengan Perpustakaan Umum
Guna menyempurnakan jasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di
komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan
perpustakaan umum.
Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknya
mencakup butir berikut:
• ketentuan umum kerjasama
•
spesifikasi dan definisi bidang kerjasama
•
penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama
•
perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung
Cakupan kerjasama ialah sebagai berikut:
•
pelatihan bersama ketenagaan
•
kerjasama pengembangan koleksi
•
kerjasama program kegiatan
•
koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik
•
kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai
perpustakaan
•
kunjungan kelas ke perpustakaan umum
•
membaca bersama dan promosi literasi
•
pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas
dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus
ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna
memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui
kerjasama erat dengan:
•
kepala sekolah/guru kepala
•
para kepala unit kerja
•
para guru
•
tenaga pendukung
•
para siswa
Kepuasan para pengguna perpustakaan tergantung pada kemampuan
perpustakaan sekolah dalam mengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan
maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan
berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkan kebutuhan perubahan di komunitas
sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang
memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala
sekolah hendaknya mengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif
serta mendorong pemanfaatannya. Kepala
sekolah hendaknya bekerja erat dengan perpustakaan dalam mendisain rencana
pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi dan promosi
membaca. Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjamin
penjadwalan waktu dan sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan guru dan siswa
mengakses ke perpustakaan beserta layanannya.
Kepala sekolah hendaknya juga memastikan adanya kerjasama antara
guru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa pustakawan
sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum,
pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran siswa.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknya
memasukkan evaluasi perpustakaan dan menekankan sumbangan penting jasa
perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah
ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung
jawab melakukan pekerjaan secara profesional dan hendaknya bekerja sama dengan
perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup
kebutuhan khusus bidang subjek dari unit kerja. Seperti halnya dengan kepala
sekolah, maka kepala unit kerja hendaknya melibatkan perpustakaan dalam
perencanaan pengembangan dan memberikan perhatian khusus ke perpustakaan
sebagai bagian penting dari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber
daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan
Filosofi pendidikan guru membentuk landasan ideologis pemikiran
mengenai pemilihan metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut
pandang tradisional yang berpendapat bahwa guru dan buku ajar sebagai sumber
pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam
proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat
untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan ketat pada aktivitas
pembelajaran siswa, maka perpustakaan akan semakin jauh dari pikiran para guru
tersebut sebagai pendukung kuat informasi. Bahkan jika sebagian besar guru
berpihak pada ideologi guru sebagai ’bank pendidikan’ dan karena itu memandang siswa
sebagai gudang pasif yang perlu diisi dengan cara mentransfer pengetahuan yang
ada di benak guru ke siswa, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan
perannya sebagai jasa pendukung yang dikaitkan dengan kurikulum. Strategi yang
berguna untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran
tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat diupayakan dengan
mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagi guru. Promosi tersebut hendaknya
menunjukkan pokok-pokok sebagai berikut:
•
kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya bagi para guru akan
memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran
guru.
•
kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdaya untuk berbagai strategi
evaluasi dan asesmen kajian yang berbeda-beda
•
kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakan tugas yang
dikerjakan di ruang kelas
•
kemampuan perpustakaan membantu guru menangani situasi ruang kelas yang
heterogin dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih
banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi
•
perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar
perpustakaan dan jaringan elektronik.
Guru yang memiliki pemikiran progresif dan ideologi pendidikan
yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun.
Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di atas, guru
menempatkan perpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guru akan bergeser
dari metode pengajaran tradisional. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri, guru
dapat bekerja sama dengan perpustakaan dalam bidang sebagai berikut:
•
literasi informasi dengan mengembangkan semangat bertanya dari siswa dan
mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis
• kerja dan tugas
proyek
• memotivasi membaca
pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok
Siswa dan Perpustakaan
Siswa merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah.
Penting adanya kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itu
demi untuk kepentingan siswa. Siswa dapat menggunakan perpustakaan untuk
berbagai keperluan. Penggunaan perpustakaan
harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak menakutkan, bebas,
terbuka tempat siswa dapat mengerjakan semua tugas, baik sebagai perorangan
maupun sebagai kelompok. Aktivitas siswa di
perpustakaan pada umumnya meliputi hal berikut:
• pekerjaan rumah
tradisional
• pekerjaan proyek
dan tugas pemecahan masalah
• mencari dan
menggunakan informasi
• membuat laporan dan
karya untuk disajikan di depan guru atau siswa
Penggunaan Internet
Sumberdaya elektronik yang baru merupakan tantangan tersendiri
bagi pengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang baru dapat
sangat membingungkan. Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan
bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses belajar-mengajar; yaitu
merupakan alat untuk mencapai tujuan dan bukan merupakan tujuan.
Pengguna mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena
mereka berpikir jika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan
informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Pustakawan
dapat membantu pengguna Internet dan dapat mengurangi frustrasi sebagai akibat
penelusuran informasi. Hal yang penting di sini adalah untuk memilih informasi
yang relevan dan bermutu dari Internet dalam waktu sesingkat mungkin. Siswa
sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan mengembangkan kemampuan untuk
melokasi, mensintesiskan, dan memadukan informasi dan pengetahuan baru dari
semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk memprakarsai dan melakukan
berbagai program literasi informasi sampai berhasil merupakan salah satu tugas
penting perpustakaan.
Fungsi Kultural Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan
yang indah, berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupa majalah,
novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya
kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersedia
ruangan yang mencukupi, siswa dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami
oleh bacaan di depan para orang tua dan siswa lainnya, dan pustakawan dapat
mengorganisasi kegiatan bedah buku dan mendongeng untuk siswa yang lebih muda.
Pustakawan hendaknya dapat merangsang minat membaca dan mengorganisasi program
promosi membaca guna mengembangkan apresiasi pada literatur. Aktivitas yang
ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek kultural dan pembelajaran.
Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan
hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan
bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan
mengakui hak pribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan
non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka siswa dirangsang
dalam proses sosialisasi dan pengembangan kepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Siswa
Kebiasaan menyertakan orang tua dan wali siswa dalam aktivitas
sekolah berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan
kesempatan penyertaan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai
tenaga relawan, mereka dapat menolong tugas praktis dan membantu tenaga
perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca, dengan
menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak mereka. Mereka
dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusi bacaan bersama anak-anak mereka
dan dengan demikian memberikan sumbangan, dalam cara pembelajar unggul, hasil
aktivitas membaca.. Cara lain untuk melibatkan orang tua siswa ialah membentuk
kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakan dana
ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan
untuk mengorganisasi kegiatan peristiwa kultural khusus yang memerlukan lebih
banyak biaya tambahan dariapada yang dapat disediakan perpustakaan.
0 Response to "Kebijakan Strategis, Program dan Kegiatan Perpustakaan Sekolah"
Post a Comment