Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada kesempatan kali ini kita akan mengkaji tentang MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN LAGU. berikut selengkapnya.
1.
Pengertian Metode Lagu
Metode
adalah “suatu cara untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik
(peserta didik)”.[1]
Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia lagu sama dengan lagu,[2]
yaitu “hiburan yang dapat menghibur jiwa dan menenangkan hati serta mengenakkan
telinga”. Dalam bahasa Jawa lagu disebut tembang. Tembang diambil dari kata
Jawa ngoko yaitu kembang, sedangkan bahasa Jawa halusnya adalah sekar, yang
berarti "bunga". Lagu/tembang, disebut sebagai kembang/sekar/bunga,
karena antara lagu dengan bunga memiliki kemiripan sifat yaitu halus, lembut,
indah, menarik/mempesona.[3]
Dalam
bahasa Arab lagu disebut syair (As Syair, syair, puisi) yang menurut
kesusasteraan Arab adalah “ucapan atau susunan kata yang fasih yang terkait
pada irama (pengulangan bunyi) dan matra (unsur irama yang berpola tetap) dan
biasanya mengungkapkan imajinasi yang indah serta memikat”.[4]
Dari
berbagai pengertian dan definisi lagu tersebut penulis menyimpulkan bahwa ada
persamaan antara lagu (Indonesia) tembang/sekar (Jawa) dan syair (Arab) yaitu
bersifat halus, lembut, indah, menarik, mempesona. Boleh dan tidaknya lagu
bukan disebabkan oleh nyanyiannya, melainkan karena akibat/efek dari
nyanyian/syair tersebut. Efek tersebut biasanya timbul dari pelaku seni
sendiri. Contoh sebuah nyanyian atau syair yang berisi tuntunan bisa berubah
jadi tontonan karena dinyanyikan oleh orang fasik atau ahli maksiyat. Lagu-lagu
yang berisi pesan-pesan agama akan terasahampa sebab dinyanyikan oleh orang
yang tidak menjalankannya.
2.
Fungsi Metode
Lagu
Lagu
merupakan metode efektif untuk materi hafalan seperti menghafal rukun Islam,
rukun iman, dan lain sebagainya. Ruhard Hish membagi daya ingat manusia ada dua
yaitu :
a.
Memori fakta yaitu kemampuan untuk mengingat
informasi-informasi seperti nama-nama, tanggal, tempat, wajah, kata-kata,
kejadian bersejarah dan lain sebagainya
b.
Memori Keterampilan bukanlah sebagai suatu usaha untuk mengingatingat,
tetapi hasil dari latihan berulang-ulang kali.[5]
Siapapun tahu bahwa lagu atau musik bisa menjadi hiburan yang menyenangkan,
akan tetapi tidak banyak yang peduli bahwa musik atau lagu juga berdampak
positif bagi perkembangan kreativitas dan kecerdasan. Berdasarkan temuan-temuan
mutakhir para ilmuwan quantum dan para dokter semisal Bernie Siegel dan Deepak,
terbukti bahwa manusia lebih menyerupai musik dari pada mesin. Beberapa tahun
terakhir terbukti secara unik dan efektif bahwa musik bisa menjadi jembatan
antara otak kanan dan otak kiri, serta mampu meningkatkan ketajaman mental dan
kemampuan untuk mengungkap kreativitas. Ditinjau dari segi kejiwaan, musik atau
nyanyian akhirnya dianggap sebagai pendobrak hambatan emosi dan pemandu yang
langsung dan aman, menuju kondisi sadar sehingga kita bisa mengakses informasi dan
gagasan yang mampu mengubah hidup kita. Bertolak dari temuantemuan mutakhir
seputar musik atau nyanyian, Stepanie Merrit, seorang penulis buku menunjukkan
bahwa musik menyimpan kekuatan dahsyat untuk merangsang IQ, EQ dan SQ. seperti
yang diungkapkan Imma Rahmawati, secara khusus Merrit menjelaskan bagaimana
kita mengeksplorasi daya khayal kita. Seperti kita tahu dunia khayal, musik atau
nyanyian, pencitraan, abstraksi dan sebagainya bekerja di otak kanan, sedangkan
segala yang eksak berada di otak kiri. Aktivitas kita sehari-hari sangat
ditentukan oleh komunikasi yang benar antara kedua otak ini. Lagu memberikan banyak manfaat kepada manusia
atau siswa seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan
aspek kognitif, membangun kecerdasan emosional dan lainlainnya. lagu juga dapat
menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, yang berarti menyeimbangkan
perkembangan aspek intelektual dan emosional.[6]
Dengan selingan lagu dalam proses belajar mengajar
dapat merubah suasana jenuh menjadi gembira. Jenuh adalah padat atau penuh sehingga
tidak mampu lagi memuat apapun. Jenuh bisa juga diartikan bosan.[7]
Gembira adalah ekspresi dari kalangan yaitu perasaan terbebas dari ketegangan.[8]
Ada beberapa pendapat yang mendukung diterapkannya metode lagu dalam
pembelajaran. Jaudah Muhammad Awwad berpendapat bahwa lagu dan cerita adalah
salah satu alternatif untuk mengenalkan Islam. Sebaliknya anak - anak dijauhkan
dari segala bentuk nyanyian yang menyesatkan dan tidak bermanfaat. Usahakan
nyanyian atau cerita yang akan diberikan kepada anak-anak itu memiliki acuan
yang jelas dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.[9]
Penilaian orang terhadap nyanyian (lagu) sangat beragam,
ada yang menganggap penting bahkan menggantungkan kehidupan/penghasilan dari lagu.
Ada yang menganggap bahwa lagu adalah perbuatan sia-sia, membuang waktu tanpa
menghasilkan sesuatu ada juga yang benci terhadap nyanyian bahkan
mengharamkannya karena dianggap sebagai sumber maksiat yang menghasilkan
malapetaka. Anggapan seperti ini terjadi karena mereka hanya menilai
"lagu" dari satu sisi. Padahal lagu mempunyai pengaruh yang besar
dalam kehidupan baik pengarah positif maupun negatif. Bagi yang melihat
pengaruh positif akan menilai bahwa lagu itu baik/penting. Bagi yang melihat
pengaruh negatif akan memberi penilaian bahwa lagu adalah jelek. Oleh karena
itu perlu melihat dan menilai "lagu" dari berbagai sisi sehingga bisa
memilah dan memilih lagu yang bagaimana yang bisa diambil dan yang harus
dihindarkan.
Metode lagu, adalah bagian dari media dalam
menyampaikan pesan-pesan pendidikan yang sangat berguna. Musik juga berguna
dalam menumbuhkan semangat belajar para siswa. Ada beberapa alasan lirik lagu dijadikan
sebagai media pendidikan:
a.
Lagu atau lagu spiritual dapat mengubah khasanah
kebenaran. Apabila manusia mendengarkan dengan hawa nafsu maka mereka menjadi orang
yang tidak beriman, apabila manusia mendengarkan dengan kekuatan akal, maka
mereka akan menjadi orang-orang yang terpuji. Apabila manusia mendengarkan
dengan hati, maka mereka akan menjadi merenung dan apabila manusia mendengarkan
dengan jiwa, maka mereka benar-benar hidup.
b.
Lagu atau lagu merupakan alat untuk mempertajam
kepekaan manusia, yang akan membawa manusia itu ke efek yang lebih tinggi.
c.
Lagu atau bermusik juga dapat membuat sistem harmoni
yang berhubungan dengan keseimbangan lahiriah dan emosional dan dapat digunakan
sebagai terapi keseimbangan. [10]
3.
Langkah-langkah Metode Lagu
Dalam
memberikan pengalaman belajar melalui kegiatan lagu, guru terlebih dahulu
menetapkan rancangan langkah-langkah yang harus dilalui dalam kegiatan lagu.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: Langkah pertama, pembukaan. Sebelum
nyanyian diajarkan sebaiknya anak-anak diarahkan kepada isi dan maksud nyanyian
yang akan diajarkan, melalui tanya jawab. Peranan guru disini sebagai motivator
informator. Langkah kedua, pelaksanaan. Anak-anak belajar nyanyian dengan cara
meniru. Nyanyian yang pendek diajarkan secara keseluruhan dan yang agak panjang
diajarkan secara kalimat demi kalimat. Langkah-langkah pelaksanaan :
a.
Guru membicarakan isi nyanyian yang akan diajarkan
melalui tanya jawab guru pada anak.
b.
Guru lagukan lagu secara keseluruhan dua atau tiga
kali.
c.
Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama, makin lama
suara guru makin pelan.
d.
Guru dan anak lagukan lagu dengan bersenandung.
e.
Guru membacakan syair baris demi baris dan diikuti oleh
anak.
f.
Guru menjelaskan kata-kata yang sukar.
g.
Guru dan anak lagukan lagu bersama-sama.
h.
Guru memberikan kesempatan pada anak yang sudah dapat
dan mau lagukan sendiri atau dengan beberapa teman untuk maju kedepan kelas.
i.
Guru memberi bimbingan, dorongan pada anak yang
memerlukan.
j.
Guru memberi
pujian secara tepat pada waktunya agar anak memperoleh kegembiraan.
k.
Guru dan anak lagukan lagu lain sebagai selingan.
l.
Guru dan anak lagukan kembali lagu tersebut.[11]
Langkah-langkah di atas mengarahkan pada proses
keaktifan siswa dalam memahami materi dengan prinsip learning by doing
dan perasaan gembira melalui metode lagu
2.
Kemampuan Kosa Kata Bahasa Arab
Kemampuan
adalah sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh seseorang. Sumadi
Suryabrata mengutip dari Woodworth dan Morgais mendefinisikan ability (kemampuan)
pada tiga arti yaitu :
a.
Achievement, yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung
dengan alat atau test tertentu.
b.
Capacity, yang merupakan potensial ability, yang dapat diukur secara tidak
langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan
ini berkembang dengan berpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan
pengalaman.
c.
Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap atau diukur dengan tes
khusus yang sengaja dibuat untuk itu.[12]
Selanjutnya Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitur yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, komunikasi, interaksi,
dan mengidentifikasi diri.[13]
Sedangkan Arab adalah nama bahasa bangsa Arab. [14]
“Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Smith, yang
mereka maksud bahasa Smith adalah bahasa yang dipakai anak cucu Syam dan menurut
istilah mereka yaitu bahasa penduduk yang berada di antara dua sungai dan
jazirah Arab dan negara Syam.”
Menurut Mustafa Al-Ghulayani “Bahasa Arab adalah
kata-kata yang diungkapkan oleh bangsa Arab untuk menyatakan keinginannya.” Dari
kedua definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa Bahasa Arab adalah berupa
simbol bunyi yang digunakan oleh penghuni jazirah arab sebagai sarana dan alat
komunikasi dan berinteraksi antar sesamanya.”[15]
Bahasa Arab merupakan suatu pembelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta
menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif.
Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap
positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami
sumber ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadis, serta kitab - kitab berbahasa
Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. [16]
Untuk itu, bahasa Arab di madrasah Ibtidaiyah
dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan
berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Meskipun begitu, pada tingkat pendidikan dasar (elementary)
dititikberatkan pada kecakapan menyimak dan berbicara sebagai landasan
berbahasa.
B.
Metode Penelitian
a.
Jenis penelitian
Penelitian yang
digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Stephen Kemmis sebagaimana dikutip Subyantoro menyatakan PTK sebagai
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh
peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan)
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial
atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap
praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di tempat praktik itu dilaksanakan.[17] Penelitian
Tindakan Kelas merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada
pengembang kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan
tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.[18]
b.
Tempat dan Waktu Penelitian
1)
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah MI Istiqomah Purworejo Margoyoso Pati
2)
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Agustus sampai 20 September
2018, dimana dalam kalender termasuk semester ganjil
c.
Rancangan Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri
dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil
dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri
dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi), dan refleksi.
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart[19]
Perencanaan
|
Observasi
|
Suklus II
|
Dst
|
Pelaksanaan
|
refleksi
|
refleksi
|
Pelaksanaan
|
Observasi
|
Perencanaan
|
Suklus I
|
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
a)
Perencanaan:
1) Membuat (RPP)
2) Menyusun LOS (Lembar Observasi siswa)
3) Menyiapkan kisi-kisi Soal
b)
Tindakan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan
LOS meliputi:
1)
Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa
2)
Guru memberikan apersepsi
3)
Guru membicarakan isi nyanyian yang akan diajarkan melalui tanya jawab
guru pada anak.
4)
Guru menyanyikan lagu kosa kata Bahasa Arab secara keseluruhan dua
atau tiga kali.
5)
Guru dan anak menyanyikan lagu bersama-sama, makin lama suara guru
makin pelan.
6)
Guru dan anak menyanyikan lagu dengan bersenandung.
7)
Guru membacakan kosa kata Bahasa Arab satu-satu dan diikuti oleh
anak.
8)
Guru menjelaskan kata-kata yang sukar.
9)
Guru dan anak menyanyikan lagu bersama-sama.
10)
Guru memberikan kesempatan pada anak yang sudah dapat dan mau
menyanyikan sendiri atau dengan beberapa teman untuk maju kedepan kelas.
11)
Guru memberi bimbingan, dorongan pada anak yang memerlukan.
12)
Guru memberi pujian secara tepat pada waktunya agar anak memperoleh
kegembiraan.
13)
Guru dan anak menyanyikan lagu lain sebagai selingan.
14)
Guru dan anak menyanyikan kembali lagu tersebut
c)
Observasi dengan melakukan format observasi
Tahap ini dilaksanakan observasi yang
dilakukan kolabolator terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
observasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini hasil pengamatan kemudian
dicari solusi dari permasalahan yang ada pada waktu pembelajaran berlangsung
d)
Refleksi
1)
Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS.
2)
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3)
Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario model pembelajaran, LOS, dan lain-lain.
4)
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
d.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
beberapa Teknik pengumpulan data, antara lain:
1)
Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.[20]
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.[21] Dalam
kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah proses pelaksanaan
pembelajaran kosa kata Bahasa Arab siswa kelas IV MI Istiqomah Purworejo
Margoyoso Pati menggunakan lagu beserta aktivitas guru dan siswa.
2)
Metode Tes
Metode adalah seperangkat rangsangan
(stimuli) yang mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka.[22] Metode
tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan kosa kata Bahasa Arab siswa kelas
IV MI Istiqomah Purworejo Margoyoso Pati setelah tindakan dilakukan, bentuk tes
berupa tes lisan.
3)
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa foto, fiksi dan sebagainya.[23] Metode
ini digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan identitas siswa, nilai
Bahasa Arab siswa pada semester sebelumnya.
e.
Instrumen evaluasi
Instrumen
evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai dengan kenyataan
yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa adalah soal lesan.
f.
Analisis Data
Teknik analisis
data dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil
analisis data tes dihitung secara persentase dengan langkah sebagai berikut:
1)
Merekap nilai yang diperoleh siswa
2)
Menghitung nilai komulatif dari tiap-tiap aspek
3)
Menghitung nilai rata-rata
4)
Menghitung persentase
Persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut:
NK
R
Keterangan :
NP : Nilai persentase
R : Responden
NK : Nilai Kumulatif
Hasil perhitungan
dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan yaitu antara hasil siklus I
dengan hasil siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan
kemampuan kosa kata bahasa Arab melalui lagu.
Tabel 5
Kriteria Kemampuan Kosa Kata Bahasa Arab
No
|
Presentase
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
|
80% - 100%
66% - 79%
56% - 65%
40 - 55%
30% - 39%
|
Baik sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
|
g.
Target Penelitian
Tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila: terjadi peningkatan
kemampuan kosa kata Bahasa Arab siswa dengan KKM 70 sebanyak 80 %.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta. Kencana.
Arief S. Sadiman. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. Bukhori. 1983. Teknik-Teknik
Data Evaluasi Pendidikan. Bandung: Jemars.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Ensiklopedi Islam Jilid 5. Jakarta : PT. Ichatiar Baru Van Hoeve.
Depdikbud. 2001. Pedoman Guru Bidang Pengembangan
Pengetahuan di Taman kanak-kanak. Jakarta : Proyek Pembinaan Taman
Kanak-kanak.
E.
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasan
Alwi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Imam al
Ghazali. Mutiara Ihya`. Semarang:
Wicaksana, t.th.
Jalaluddin. dan Usman Said. 2002. Filsafat
Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangannya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Jaudah Muhammad Awwad. 2001. Mendidik Anak Secara
Islami. Jakarta : Gema Insani Press.
Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan
Bahasa Arab di Madrasah.
Muhammad Yusuf Qardhawi. 2002. Fiqih Musik dan Lagu. diterjemahkan Penerbit Lespidi. Bandung:
Mujahid.
Muhammad Yusuf Qardhawi. Halal Dan Haram Dalam Islam.
Semarang: Binar Ilmu. t.th.
Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Upaya Mengefektifkan
Agama Islam. Semarang: Remaja Rosdakarya.
Muhibin Syah.
2003. Psychologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Mustafa Al-Ghulayani. 1987. Jami’u Ad-Durusu
Al-Arabiyah. Beirut: Maida.
Nana Saodih Sukmadinata . 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Oliver Leaman. 2005. Estetika Islam Menafsirkan Seni
dan Keindahan. terj. Irfan Abu Bakar. Bandung Mizan Pustaka.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun
2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab di Madrasah
Sayyid Hosein Nasr. diterj. Sutejo. 1990. Spiritual Dan Seni Islam. Bandung:
Mizan.
Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV.
Widya Karya.
Soepodo Atmogerjito. 2003. Nganggit Mocopat. Purworejo.
ttp..
Sugiono. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. 2003. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suharsimi Arikunto. 2006.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
S. Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Zakiah Darajat. 2005. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
.
[1] Jalaluddin, dan Usman Said, Filsafat
Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangannya, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), hlm. 52
[2]
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2008),
hlm. 624
[3] Soepodo Atmogerjito, Nganggit Mocopat, (Purworejo,
ttp, 2003), hlm. 1
[4] Departemen Pendidikan Nasional, Ensiklopedi
Islam Jilid 5, (Jakarta : PT. Ichatiar Baru Van Hoeve, 2002), hlm. 340
[5] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar
dalam Perspektif Islam, (Jakarta,
Kencana, 2004), hlm. 70
[6] Sri Hermawati Dwi Arini, Menyanyi
Merupakan Stimulasi Terhadap Keseimangan Aspek Kognitif Dan Kecerdasan Emosi,
http://www.depdiknas.go.id/. Di akses pada tanggal 30 juni 2018
[7] Muhibin Syah Psychologi Belajar, (Jakarta:
Grafindo Persada, 2003), hlm. 179
[8] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu
Pengantar dalam Perspektif Islam, hlm. 177
[9]Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara Islami, (Jakarta
: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 30
[10] Oliver Leaman, Estetika Islam
Menafsirkan Seni dan Keindahan, terj., Irfan Abu Bakar
(Bandung Mizan Pustaka 2005 ), hlm. 174
[11] Depdikbud, Pedoman Guru Bidang
Pengembangan Pengetahuan di Taman kanakkanak,(Jakarta : Proyek Pembinaan
Taman Kanak-kanak, 2001), hlm. 8.
[12] Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.169.
[13] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 57
[14] Bukhori, Teknik-Teknik Data Evaluasi
Pendidikan, (Bandung- Jemars :1983 ). hlm. 178
[15] Mustafa Al-Ghulayani, Jami’u
Ad-Durusu Al-Arabiyah, (Beirut: Maida, 1987), hlm. 7.
[16]Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun
2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 22
[17] Subyantoro, Penelitian
Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hlm. 8
[18] Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 142
[19] Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), hlm. 16
[20] Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 203
[21] S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, hlm. 158
[22] S. Margono, Metodologi Penelitian
Pendidikan, hlm. 170
[23] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, hlm. 206
0 Response to "MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN LAGU"
Post a Comment