KHUTBAH AL-MUBAROK
22 Januari
2016 M / 12 Rabi’ul Akhir 1437 H
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، اَلَّذِى خَلَقَ
اْلإِنْسَانَ خَلِيْفَةً فِي اْلأَرْضِ وَالَّذِى جَعَلَ كُلَّ شَيْئٍ
إِعْتِبَارًا لِّلْمُتَّقِيْنَ وَجَعَلَ فِى قُلُوْبِ الْمُسْلِمِيْنَ
بَهْجَةًوَّسُرُوْرًا. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحـْدَهُ
لاَشـَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ
وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ
سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَاَفْضلِ اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَاِبه
اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ
حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَاَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ
اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اقراء باسم ربك الذى خلق خلق الانسان
من علق اقراء وربك الأكرم
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan
kenikmatan paling mahal berupa ketaqwaan, keimanan dan keamanan. Marilah kita
bersama-sama menambahkan rasa taqwa kita kepada Allah swt. agar dalam kehidupan
kita kini dan nanti selalu dianugerahi hidayah-Nya.
Keimanan dan keamanan adalah dua hal yang saling mendukung.
Keamanan secara fisik sebagaimana yang diberikan Allah Swt kepada bangsa ini,
harus kita syukuri bersama. Bentuk syukur itu tertuang dalam usaha kita menjaga
kemanan dan selalu mengisinya dengan berbagai hal positif yang mampu mendorong
nilai-nilai keimanan kita.
Oleh karena itu, janganlah kita sia-siakan kondisi yang aman dan
damai ini. Marilah kita isi dengan segala kegiatan dan pekerjaan yang bersifat ubudiyah, yaitu segala aktifitas kebaikan yang disertai
dengan niat meraih ridla Allah.
Meskipun kegiatan itu terlihat sangat duniawi seperti berangkat ke kantor,
berdagang di pasar hingga kerja bakti mingguan. Semua itu bernilai ibadah dan
diganjar dengan pahala di sisi Allah Swt.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Demikian hubungan antara keamanan dan keimanan. Bayangkan
bagaimanakah nasib saudara kita yang ada di Afghanistan, Suriah dan Irak,
dapatkah mereka beribadah dengan tenang? Apabila di luar sana saudara-saudara
yang mengaku seagama mengancam keamanan mereka, hanya demi kepentingan satu
kelompok saja! Sebagaimana diantara mereka yang mengaku Ahlussunnah wal-Jama’ah tetapi tidak memperdulikan
nilai-nilai kebersamaan.
Demikianlah kondisi Arab Jahiliyah sebelum kedatangan Islam.
Mereka hidup dengan membanggakan suku dan kelompoknya masing-masing. Mereka
kaum Jahiliyah memiliki Fanatisme yang tinggi, siapapun di luar suku mereka
harus ditaklukkan. Tidak peduli siapa yang benar dan siapa yang salah. Dalam
hal keimanan masyarakat Jahiliyah lebih suka bersekutu dengan kemusyrikan
meskipun telah datang kepada mereka wahyu ketauhidan yang dibawa oleh Nabi
sebelum Rasulullah Muhammad Saw.
Mengenai hal ini Imam Syafi’i dalam Muqaddimah kitab ar-Risalah mengklasifikasikan kelompok Jahiliyah
menjadi dua golongan.
Pertama, mereka yang mengaku menguasai kitab (ahlul kitab) namun mereka telah
mengubah sebagian besar hukum-hukumnya, mengingkari nikmat dan petunjuk Allah Swt
di dalamnya, serta mencampurkan kebernaran yang Allah Swt turunkan dengan
kepalsuan yang mereka ada-adakan. Demikian sebagaimana Allah singgung dalam Ali
Imran ayat 78:
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقاً يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ
لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ
عِندِ اللّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ
يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
078. Sesungguhnya di antara mereka ada
segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka
yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan
mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah",
padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang
mereka mengetahui. (Q.S. Ali Imran: 78).
Dan yang lebih parah dari itu, mereka suka menilai salah kepada
kelompok lainnya, bahkan mereka mengaggap yang lain kafir dan merasa dirinya
paling beriman. Padahal hati kecil mereka tahu akan kebenaran yang sejati.
Tetapi hati mereka terlanjur keras membeku dan malu untuk mengakui kebenaran
kelompok lainnya. Surat An-nisa menggambarkannya demikian:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِّنَ الْكِتَابِ
يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا
هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang
yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada berhala dan thaghut,
dan mengatakan kepada orang-orang Kafir lainnya, bahwa mereka itu lebih benar
jalannya dari orang-orang yang beriman.
Adapun golonga kedua, adalah orang-orang yang mengingkari Allah dan membuat
sesuatu yang tidak diidzinkan-Nya. Dengan tangannya sendiri dibuatnya batu dan
kayu menjadi patung. Diberinya nama-nama yang indah dan diangkatlah
patung-patung itu sebagai tuhan yang disembah. Bila mana hati mereka merasa
bosan, maka patung-patung tuhan itu dihancurkan dan dibuatlah patung-patung yang
baru dengan nama yang baru pula. Demikianlah tradisi yang telah mengakar dalam
kehidupan jahiliyah sebagaimana yang diwariskan oleh para pendahulu mereka.
Para Jama’ah yang Dirahmati Allah
Itulah dua kelompok Jahiliyah pada masa sebelum Islam datang.
Satu kelompok dengan fanatisme tinggi disertai upaya memalsukan kebenaran,
sedangkan satu kelompok lain tenggelam dalam kemusyrikan dan penuhanan
benda-benda. Benih-benih ini tidaklah lenyap keseluruhan, malahan kini terlihat
mulai bermunculan kembali dengan bentuk lain.
Jahiliyah yang muncul di zaman modern ini memiliki karakter yang
hampir sama. Fanatisme tinggi yang membuta tanpa disertai dengan ilmu
pengetahuan yang memadai. Menyalahkan orang lain yang tidak sepaham dan
menganggap diri paling benar, lalu tidak segan melakukan kekerasan demi kepentingan
pribadi dan kelompok.
Pendekatan dakwah yang arogan dan garis keras, tidak toleran
dengan ragam tradisi dan budaya setempat, bangga dengan mengusung slogan Kembali
kepada al-Quran dan al-Hadits, gemar menuduh bid’ah-sesat kepada sesama
muslim, syirik bahkan kafir hanya karena furu’iyah. Na’uudzu Billah.
Minimnya pengetahuan menyebabkan mereka selalu gagal mencapai
hikmah dari sari pati ayat-ayat suci al-Qur’an yang
dipahaminya secara tekstual, dengan hanya berbekal bacaan buku-buku terjemahan,
lalu mereka menganggap diri mereka paling benar, dan yang lain salah.
Inilah bentuk pemalsuan kitab di zaman modern. Tidak kata dan kalimatnya
yang diubah, tetapi pemahaman yang disederhanakan dan disesuaikan demi
kepentingan, yakni kepentingan penerbit, popularitas, dan kepentingan misi serta
paham tertentu.
Adapun bentuk kejahiliahan kedua yang kini sangat terasa adalah mempertuhankan
teknologi dan materi. Banyak orang yang telah menjadi ketergantungan
dengan teknologi lalu menjadi kebingungan jika tidak bersanding bersamanya. Bagaimana
seseorang pada zaman sekarang ini tidak merasa nyaman dan aman kehidupannya
tanpa adanya teknologi. Dan pada gilirannya, semua aspek kehidupan sehari-hari
serba diukur dengan materi. Dengan demikian, teknologi dan materi telah beralih
peran menjadi tuhan.
Demikianlah khutbah singkat jumat kali ini, dan semoga kita
semua mendapat petunjuk-Nya. Amien, Ya Robbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ
الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا
اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ
اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ
وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
0 Response to "KHOTBAH JUMAAT (JAHILIYAH MODERN)"
Post a Comment