Manakala penggunaan nama “Islam” pada lembaga pendidikan Islam
dipandang sebagai nilai atau ajaran yang akan ditanamkan kepada siapa saja yang
belajar di tempat itu, maka sebenarnya lembaga pendidikan dimaksud memikul
beban atau misi yang sedemikian berat yang seharusnya ditunaikan. Salah satu
misi pokok diutusnya Nabi Muhammad sebagai pembawa Islam adalah menyempurnakan
akhlak mulia. Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam seharusnya juga
memenuhi tuntutan yang sedemikian mulia itu.
Sehubungan dengan amanah tersebut maka, ukuran keberhasilan
lembaga pendidikan Islam adalah juga pada akhlak mulia itu. Ukuran dimaksud
seharusnya benar-benar menjadi pembeda atau distingsi bagi lembaga pendidikan
tersebut dari lembaga pendidikan lainnya. Keberhasilan lembaga pendidikan Islam
terletak pada akhlak mulia yang berhasil dikembangkan. Menyangkut akhlak,
seharusnya lembaga pendidikan Islam tidak boleh sama dan apalagi lebih rendah
dibanding dengan lembaga pendidikan lain pada umumnya.
Lembaga pendidikan Islam, jika terpaksa atau dalam keadaan tidak
memungkinkan, prestasinya kalah dibanding lembaga pendidikan lain pada umumnya,
tetapi jangan sampai terkait dalam membangun akhlak. Manakala aspek tersebut
terabaikan, maka sebenarnya lembaga pendidikan Islam sudah gagal
segala-galanya. Sebab salah satu misi penting dan utama agama Islam adalah
perbaikan akhlak di tengah-tengah masyarakat, tidak terkecuali adalah di
lembaga pendidikannya.
Semua pihak yang terkait pada lembaga pendidikan Islam, mulai
dari pimpinannya, para guru atau dosen, karyawan, dan sudah barang tentu adalah
bagi semua siswa atau mahasiswanya, seharusny berusaha mewujudkan akhlak mulia
itu dalam kehidupan sehari-hari. Amanah itu bukan sederhana dan mudah.
Membangun akhlak sama artinya memasuki aspek manusia yang paling mendasar,
yaitu hati. Letak atau bahkan sumber akhlak berada di tempat itu. Oleh
karenanya, memperbaiki atau memperindah akhlak adalah sama artinya dengan
kegiatan menyehatkan dan membersihkan hati, dan sudah barang tentu, hal dimaksud
bukan pekerjaan mudah.
Orang yang berhati bersih dan sehat, maka akan mampu
menghindarkan diri dari berbagai penyakit hati. misalnya saling hasut
menghasut, fitnah-memfitnah, takabur, iri hati, dengki, permusuhan, riya’, tipu
menipu, berkhianat, menganggap orang lain lebih rendah, bakhil, dan semacamnya.
Sifat-sifat tersebut seharusnya tidak boleh tumbuh di lembaga pendidikan Islam.
Manakala di lembaga pendidikan Islam masih terdapat orang yang saling
memfitnah, permusuhan, hasut menghasut, dan seterusnya, maka sebenarnya lembaga
pendidikan dimaksud harus berani mengakui gagal di dalam menunaikan misi
pokoknya.
Pekerjaan membangun akhlak mulia bukan hal mudah. Pekerjaan itu
adalah merupakan tugas kenabian atau wilayah prophetik. Lembaga pendidikan hanya
mampu mengingatkan dan mengajarkan bagaimana agar seseorang berakhlak mulia,
tetapi tidak akan mampu memaksa orang lain menjadi berakhlak mulia, yaitu
misalnya menjadikan murid atau mahasiswanya berperilaku sabar, ikhlas,
tawakkal, tawadhu’, istiqomah, dan lain-lain. Institusi pendidikan tidak akan
mampu membuat orang berwatak mulia sebagaimana disebutkan itu.
Dalam kehidupan sehari-harfi, jangankan menjadikan orang lain, tidak
terkecuali murid atau mahasiswanya, berperilaku sabar dan ikhlas misalnya,
sementara itu yang bersangkutan sendiri saja belum tentu berhasil memiliki
sifat mulia itu. Juga sebaliknya, jangankan berhasil melarang orang lain
meninggalkan sifat dengki, hasut, permusuhan, konflik, dan sejenisnya,
sementara itu dirinya sendiri saja pada saat tertentu, juga masih belum
berhasil meninggalkan sifat rendah dan buruk dimaksud.
Membangun akhlak mulia tidak cukup dilakukan melalui kegiatan
pendidikan, kursus, membaca buku, mendengar ceramah dan semisalnya, melainkan
seharusnya ditempuh dengan cara oleh masing-masing orang, melakukan kegiatan
ritual, yaitu memohon dan mendekatkan diri pada Allah dan Rasul-Nya. Dengan
cara itulah akhlak seseorang akan menjadi baik dan fungsi lembaga pendidikan
sebenarnya adalah mendorong untuk berlatih, membiasakan, dan memberikan
ketauladanan kegiatan dimaksud . Wallahu a’lam
Sumber : FB Imam Suprayogo
satu (Prof. Imam Suprayogo)
0 Response to "Tugas Berat Lembaga Pendidikan Islam"
Post a Comment