Sejarah Asal Usul Desa Sokopuluhan

Warta Madrasah – sahabat warta madrasah pernahkah sahabat ditanyai adik atau saudara kalian tentang Sejarah Desa tempat kalian tinggal? Tentunya kita pasti kelimpungan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut apalagi kalau kita browsing di Internet tetapi belum ada yang pernah menulis tentang hal tersebut. Kali ini admin memberanikan diri memberikan sedikit tentang Sejarah Asal Usul Desa Sokopuluhan.

Desa Sokopuluhan terletak di Kecamatan Pucakwangi Kabupetan Pati. Desa Sokopuluhan terdiri dari 5 dukuh atau dusun yaitu Dukuh Soko, Dukuh Playon, Dukuh Karangetan, Dukuh Gragalan dan Dukuh Puluhan. Penduduk di Desa ini sebagain adalah berprofesi sebagai petani. Desa ini memiliki lokasi yang strategis dan Pasar Sendiri yang buka pada hari Pasaran Wage dan Legi.

Desa Sokopuluhan dipimpin oleh seorang Kepala desa yang sudah berganti selama 5 Generasi. Kepala Desa yang pertama adalah Mbah Suparman yang berasal dari Dukuh Playon. Yang Kedua adalah mbah Mastur dari dukuh Puluhan. Kepala Desa yang ketiga adalah Mbah Haji Thohir dari dukuh Gragalan. Yang keempat adalah Mbah Haji Makmun dari dukuh Karangetan. Kepala Desa yang kelima dan masih memimpin sampai saat ini adalah Bapak H. Mashadi dari dukuh Playon.

Sangat sulit mencari sumber yang dapat dimintai keterangan untuk menjelaskan tentang Sejarah Desa Sokopuluhan karena tokoh-tokoh yang terdahulu banyak yang sudah meninggal. Berdasarkan cerita yang beredar masyarakat  asal mula desa Sokopuluhan berawal dari sebuah kabar bahwa ada sebuah daerah yang diserbu gerombolan perampok yang berjumlah sembilan atau begal yang sangat meresahkan  dan sudah membunuh banyak masyarakat. Oleh Kadipaten pati diutuslah patih Carang Soko untuk menumpas gerombolan perampot tersebut. Sampailah patih Carang Soko tersebut ditempat gerombolan perampok dan terjadi pertempuran yang sangat sengit sehingga para perampok tersebut lari tunggang langgang.  Untuk menghormati  Jasa Patih Carang Soko tempat pertempuran tersebut dinamai Dukuh Soko. 

Setelah perampok tersebut lari tunggang langgang pasukan yang dipimpin oleh Pati Carang Soko melakukan pengerjaran dan sampailah pada daerah yang mana terus terjadi kejar mengerjar (Mlayu) yang tiada henti. Untuk mengenang peristiwa itu daerah yang digunakan untuk kejar mengejar tersebut dinamakan Playon.  Sampailah para perampok tersebut di sebuah Karang yang menghadap ke timur dan sembunyilah meraka disana untuk mengelabui pasukan patih Carang Soko. Pasukan kebingunan menemukan para perampok  kemudian meminta patih Carang Soko untuk mencari cara agar para perampok bisa ditemukan. Patih carang soko memiliki ide agar pasukannya mengumpulkan batu dan krikil untuk melempari tempat persembunyian perampok. Walhasil keluarlah para perampok tersebut dalam keadaan luka-luka. Untuk persembunyian Perampok dinamakan Karangetan sedangkan tempat para pasukan melempari perampot dinamakan Gragalan (melempari).

Meski dalam keadaan terluka perampok terus berlari akan tetapi Pasukan bersama dengan warga yang berjumlah puluhan orang telah siap menyergap kawanan perampok tersebut. Akhirnya kawanan perampok tertangkap dan diberikan hukuman mati ditempat itu juga. Oleh Masyarakat tempat untuk menyergap dinamakan Puluhan sedangkan tempat untuk memberikan hukuman mati dinamakan Tiwongso (matine wong songo)


Cerita ini hanyalah cerita yang berasal dari mulut kemulut dan belum tentu kebenarannya. Sehingga kami sangat berharap ada seorang peneliti kompeten untuk mengkaji tentang Sejarah Desa Sokopuluhan ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan.

0 Response to "Sejarah Asal Usul Desa Sokopuluhan"

Post a Comment