Peran humas di lembaga pendidikan

Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Peran humas di lembaga pendidikan. berikut selengkapnya 


Peran humas di lembaga pendidikan antara lain: 
1) Membina hubungan harmonis kepada publik internal (dalam lingkungan lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada publik eksternal (di luar lembaga pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan di luar lembaga pendidikan). 
2) Membina komunikasi dua arah kepada publik internal (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa), dan publik eksternal (lembaga kuar/instansi, masyarakat, dan media massa) dengan penyebarkan pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai kebijakan- kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan. 
3) Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai personalan, baik yang ada di lembaga pendidikan maupun yang ada di masyarakat. 
4) Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi- aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat. 
5) Bersikap terampil dalam menterjemahkan kebijakan- kebijakan pimpinan dengan baik.16 

Proses Manajemen Humas 

Menurut Dan Lattimore dalam buku public relations, proses manajemen humas sebagai berikut: 

1) Riset 

Riset merupakan fungsi yang vital dalam proses public relations atau humas. Riset memberikan informasi awal yang dibutuhkan dalam merencanakan aksi public relations dan berperan penting dalam mengevaluasi efektivitas aksi tersebut. Manajemen meminta fakta, bukan intuisi atau kerja dengan perpikiran. Praktis public relation, seperti halnya kolega mereka di bidang manajemen yang lain, harus bisa menunjukan kemampuan mereka dengan meyakinkan untuk “menambah nilai” dalam memproduksi sebuah produk atau jasa. Realitas ekonomi organisasi modern membuat public relations juga perlu memasukan teknik pengumpulan data ke dalam setiap fase prosesnya. Salah satu kegunaan utama yang spesifik dari riset public relations ini adalah dalam hal manajemen isu.17 

Proses manajemen isu, yang telah menjadi bagian utama dari praktik public relations, harus diberi informasi pada setiap langkahnya dengan data riset. Identifikasi awal dari isu yang mungkin akan berdampak pada seorang klien atau organisasi, biasanya hanya paling mungkin diperoleh melalui metode riset yang dirancang untuk meneliti lingkungan bagi isu pontensial. Analisis dalam menentukan isu mana yang memiliki kemungkinan dampak paling besar, memperlukan berbagai metode riset yang dirancang untuk menentukan kekuatan opini tentang sebuah isu serta perkiraan sentralitasnya kepada klien dan organisasi. Demikian halnya dengan memilih metode potensial dan aksi yang tersedia bagi para peneliti serta evaluasi aksi implementasi, dapat ditentukan melalui aktivitas riset yang terencana dengan baik18. 

2) Perencanaan (Planning) 

Dari tahap riset/penelitian meningkat ke tahap perencanaan.19 

Perencanaan ini perlu dipikirkan dengan matang, oleh karena kegiatan ini merupakan salah satu yang turut menentukan suksesnya pekerjaan humas keseluruhannya. Perencanaan ini menghendaki penglihatan yang jauh ke muka, ke belakang, dan ke sekelilingnya. 

Perencanaan disusun dengan berpijak pada data dan fakta yang diperoleh pada tahap penelitian tadi. Fakta adalah hal-hal yang dilihat sendiri atau hasil-hasil interview dengan orang-orang yang bersangkutan dengan pekerjaan yang digarap.20 

Perencanaan merupakan sebuah proses menilai apa yang anda miliki dan ke mana anda akan melangkah. Kematangan dan kedalaman berpikir sebelum pelaksanaan aktivitas public relations akan menentukan nilai fungsi public relations. Memahami bagaimana mengembangkan rencana public relations merupakan salah satu kriteria utama yang memisahkan posisi entry level dengan manajemen puncak dalam 

public relations. Perencanaan menggerakan public relations dari aktivitas reaktif menuju proses proaktif.21 

Perencanaan umumnya dikelompakkan kedalam dua kategori besar; rencana strategis dan rencana taktis. 

a) Rencana strategis adalah rencana jangka panjang, biasanya dibuat oleh manajemen level atas. Perencanaan ini memuat keputusan terkait dengan tujuan utama organisasi dan kebijakan dalam mengimplementasikanya. 

b) Rencana taktis adalah mengembangkan keputusan spesifik tentang apa yang akan dilakukan pada setiap level organisasi dalam rangka melaksanakan rencana strategis. Para perencana strategis biasanya berurusan dengan peristiwa pada masa datang sehingga harus bergantung pada data yang tidak pasti. Penggunaan teknik peramalan dalam memprediksi apa pengaruh perubahan ekonomi dan teknis pada organisasi dalam lima tahun mendatang adalah satu contoh dari rencana strategis. Sebaliknya, perencanaan taktis lebih perhatian dengan kejadian pada operasi harian sebuah organisasi.22 


3) Pelaksanaan 

Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah humas yang dihadapi. Pelaksanaan program ini dapat berupa program tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.23 

Sedangkan pelaksanaan kegiatan humas pada lembaga pendidikan terdiri dari dua yaitu: 

a) Kegiatan Eksternal 

Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu. Kegiatan tatap muka misalnya; rapat bersama dengan pengurus komite sekolah setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat dan melayani kunjungan tamu. 

Adapun kegiatan eksternal yang melalui media secara lebih terperinci adalah sebagai berikut. 

(1) Informasi lewat TV 

Berhasil tidaknya menggunakan TV sebagai alat media publisitas sekolah, tergantung pada pogram yang telah disiapkan sebelumnya di dalam program itu disusun hal-hal atau pokok- pokok yang akan disajikan kepada penonton (masyarakat)nya. Maka dari itu infornasi lewat TV memerlukan persiapan yang lebih cermat daripada informai lewat radio, sebab appearance, tingkat pembicara dilihat oleh masyarakat, sehingga perlu diperhatikan nada dan cara berbicara, pakaian serasi, serta gerak dan sikap sopan. 

(2) Penyebaran informasi melalui radio 

Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau masyarakat yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat yang besar-besarnya dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting seperti kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah sekolah dapat diinformasikan ke luar melalui radio. 

(3) Penyebaran informasi melalui media cetak 

Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, bultin, dan sebgainya. Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam arti sempit. Dalam hubungannya dengan kegiatan humas atau publisitas, pers dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang menguntungkan. 

(4) Pameran sekolah 

Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukan hasil pekerjaan para siswa serta masyarakat pada umumnya. 

b) Kegiatan Internal 

Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam sasarannya tidak lain adalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Pada prinsipnya kegiatan internal bertujuan untuk: 

(1) Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah, situasi dan perkembangannya. 
(2) Menampung sarana-sarana dan pendapat- pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah. 
(3) Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antara warga sekolah sendiri.24 

4) Evaluasi 

Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap- tahap penelitian, perencanaan, dan pelaksanaan. Tujuan utama dari evaluasi ialah untuk mengetahui apakah kegiatan humas benar-benar dilaksanaakan menurut rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Melalui evaluasi, humas akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi kegagalan atau keberhasilan suatu kegiatan, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah selanjutnya. Jadi evaluasi penting sekali. Tanpa penilaian, tidak akan diketahui sampai di mana kelancaran kegiatan humas yang telah berlangsung.25 

Keempat langkah ini sangat penting artinya bagi setiap kampanye public relations yang efektif. Akan tetapi, langkah-langkah tersebut bukanlah empat langkah yang berdiri sendiri. Setiap langkah sebenarnya terkait dengan yang lain; dan jika salah satu dari langkah ini diabaikan, keseluruhan prosesnya akan terpengaruh.26 

Adapun secara lengkapnya tahapan evaluasi humas terdiri atas penilaian atas seluruh kegiatan sebagai berikut: 
a) Evaluasi kelengkapan informasi latar belakang (adequacy back ground information) yang digunakan untuk mendisain program. 
b) Evaluasi kesesuain antara isi pesan dan kegiatan yang dilakukan (appropriatness of message and activity content). 
c) Evaluasi kualitas pesan dan kegiatan penyampaian pesan (quality of message and activity presentation). 
d) Evaluasi jumlah pesan yang dikirim ke media massa serta kegiatan yang sudah dirancang (number of message placed and activities designed). 
e) Evaluasi jumlah pesan yang sudah diberitakan serta kegiatan yang dilaksanakan (number of message pleced and activities implemented).
f) Evaluasi jumlah khalayak yang menerima pesan dan jumlah khalayak yang mengetahui kegiatan humas (number who attend to message and activities). 
g) Evaluasi jumlah khalayak yang memberikan perhatian terhadap pesan yang dikirimkan atau kegiatan yang dilaksanakan (number who attend to message and activities). 
h) Evaluasi jumlah khalayak yang mempelajari isi pesan (number who learn message content). 
i) Evaluasi jumlah khalayak yang berubah pendapat (number who change opinion). 
j) Evaluasi jumlah khalayak yang berubah sikap (number who change actitude). 
k) Evaluasi jumlah khalayak yang bertingkah laku sesuai keinginan ( number who behave as desired). 
l) Evaluasi jumlah khalayak yang mengulangai tingkah laku tersebut (number who repeat behavior). 
m) Evaluasi perubahan sosial dan budaya (social and cultural change).27

REFERENSI
15 Onang Uchjana Effenday, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 34-35. 
16 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga ,,,hlm. 24. 
17 Lattmore Dan dan kk, Public Relations: Profesi dan Praktik, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 102. 
18 Lattmore Dan dan kk, Public Relations,,,hlm. 102. 
19 Etika dalam Human Relation dan Public Relations, (Bandung: 1986), hlm. 126. 
20 Etika dalam Human Relation dan Public Relations, (Bandung: 1986), hlm. 127 
21 Lattmore Dan dan kk, Public Relations: Profesi dan Praktik...hlm. 128. 
22 Lattmore Dan dan kk, Public Relations: Profesi…hlm. 130. 
24 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2004), hlm. 163-169. 
25Etika dalam Human Relation dan Public Relations, (Bandung: 1986), hlm. 131. 
26 Lattmore Dan dan kk, Public Relations: Profesi…hlm. 99. 


0 Response to "Peran humas di lembaga pendidikan"

Post a Comment