MANUSIA diciptakan sempurna, berbeda dari binatang
atau makhluk lain. Salah satu hal yang membedakan manusia dari heswan adalah
kemampuan berbahasa. Ada jutaan bahasa di bumi dan masing masing cukup
kompleks. Manusia diciptakan pandai berbicara sebagaimana firman Allah,
"Yang Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan Quran. Dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara (QS: Ar Rahman 1-4).
Bagaimana penjelasan pakar psikolinguistik
tentang hal ini? Psikolinguistik mempelajari perilaku berbahasa manusia (verbal
behavior), yang salah satu topik bahasannya adalah landasan biologis yang
membuat manusia berbahasa. Agar manusia pandai berbicara, Sang Pencipta telah
mendesain secara biologis organ wicara agar mudah menciptakan bunyi apa saja.
Dibanding dengan primata yang terdekat
dengan manusia yaitu simpanse, desain biologis organ wicara manusia jauh lebih
sempurna. Walau terlihat mirip, komposisi genetis keduanya sangat berbeda
sehingga manusia dapat berbahasa dan simpanse tidak.
Simpanse memiliki lidah yang tipis dan
panjang, yang semuanya berada di dalam mulut yang sempit sehingga tidak dapat
leluasa bergerak ke atas, bawah, depan, dan belakang. Desain demikian tidak
memungkinkannya untuk memodifikasi arus udara menjadi bunyi yang berbeda-beda.
Lidah manusia lebih tebal dan menjorok
sedikit ke tenggorokan sehingga sangat fleksibel dan leluasa bergerak. Desain
demikian memungkinkannya untuk menghasilkan bermacam macam vokal (a, i, u, e,
o). Kontak lidah dengan titik-titik artikulasi tertentu dapat mengahsilkan
berbagai bunyi konsonan (b, c, d, j, k, g,l, p, dll.). Bentuk dan letak gigi
pada simpanse merupakan deretan yang terputus- putus, ukuran panjangnya tidak
sama, dan letaknya miring ke depan.
Desain demikian tidak memungkinkan gigi
atas dan bawah bertemu. Bibir simpanse lebih tebal sehingga tidak fleksibel,
tidak dapat diatur untuk bertemu guna menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Gigi manusia berjarak rapat, tingginya rata, dan tidak miring ke depan membuat
udara yang keluar dari mulut mudah diatur. Bibir manusia lebih tipis sehingga
lebih fleksibel dan mudah digerakkan untuk menghasilkan bunyi berbeda.
Bibir atas bertemu dengan bibir bawah akan
menghasilkan bunyi /m/, /p/, /b/. Saat bibir bawah ditarik ke belakang dan
menempel pada ujung gigi atas akan menghasilkan bunyi /f/ dan /v/. Epiglotis
dan velum simpanse membentuk kelep yang kedap air sehingga memungkikannya untuk
bernafas, makan, dan minum secara bersamaan. Epiglotis manusia jauh dari mulut
dan velum.
Letak yang demikian memang berbahaya karena
makanan yang masuk dapat mudah kesasar ke laring menuju paru-paru sehingga
tersedak (maka agama melarang orang makan sambil berbicara). Namun letak
demikian sangat menguntungkan untuk berbahasa. Ruang yang lebar dan panjang
pada tenggorokan dapat memberikan resonansi yang lebih baik dan lebih banyak
untuk menciptakan bunyi oral maupun nasal yang bermacam-macam (Aitchison;
Soenjono).
Di samping struktur mulut (lidah, gigi,
bibir), rongga hidung, rongga mulut, dan rongga tenggorokan, alat pernapasan
manusia juga sangat penting dalam menghasilkan suara, seperti rongga dada,
difragma, paru-paru, dan saluran udara atau trachea. Rongga dada berfungsi
menekan paru-paru yang mengakibatkan arus udara keluar sesuai dengan tingkat
tekanan. Proses ini mengakibatkan terjadinya pemenggalan kata.
Sekat rongga dada atau diafragma terdiri
dari otot-otot memisahkan alat pernafasan dan pencernaan. Diafragma yang turun
naik menekan paru-paru lewat tekanan rongga dada. Tekanan inilah yang
mengakibatkan unsur letupan dalam bunyi bahasa seperti bunyi /p/, /b/, /t/,
/d/, /c/, /j/, /k/, /g/. Paru-paru manusia sangat elastis, dapat berkembang dan
mengempis menyesuaikan dengan kebutuhan.
Paru-paru terdiri dari panampung udara (air
sacs), saluran udara dan pembuluh darah. Saat berbicara, kita menarik nafas
yang panjang sehingga paru-paru menjadi besar. Udara ini dihembuskan keluar
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Saluran udara atau trachea merupakan
tempat lewatnya udara dari paru-paru untuk diteruskan ke rongga hidung maupun
rongga mulut.
Udara merupakan bahan utama untuk
menghasilkan bunyi atau suara. (Aitchison; Soenjono) Jadi, mengapa manusia
pandai berbahasa? Secara biologis manusia diciptakan untuk pandai berbahasa.
Organ wicara manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga mudah untuk menghasilkan
bunyi apa saja. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna dan salah satu
kesempurnaan adalah kemampuan berbahasa. (43)
0 Response to "MANUSIA DICIPTAKAN PANDAI BERBAHASA"
Post a Comment