Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Bangsa Arab sebelum Islam

Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada pembejalaran kita kali ini akan mengkaji tentang kondisi sosial, ekonomi dan politik bangsa arab sebelum Islam

A. Kondisi Sosial Masyarakat Pra Islam 
Bangsa Arab dikenal dengan bangsa ahli syair dan pemberani, selain ahli syair dan pemberani karakter positif arab lainya seperti punya semangat tinggi dalam mencari nafkah, sabar menghadapi kekerasan alam, mempunyai ketahan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, masyarakat yang cinta kebebasan, loyal pada pimpinan, pola hidup yang sederhana, ramah, dan sebagainya. 

Dalam hal bersyair, Pada masa jahiliyah masyarakat Arab sangat gemar terhadap syair. Syair mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting sebelum datangnya Islam., Syair dijadikan sebagai sarana komunikasi yang paling banyak berperan, baik dimasa damai maupun dimasa berperang. Pada umumnya mereka menggunakan syair sebagai alat untuk membanggakan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki. Tokoh-tokoh ahli syair masa jahiliyah yang sangat terkenal adalah: Muhalhil bin Rabiah at Taqhliby, Umrul Qais, Zuhair bin Abi Sulma, Lubaid bin Rabiah, Antarah bin Syaddad Nabighah Adh Dhibyany, Asya bin Qais dan banyak lainya. Karya-karya ahli syair dibacakan di tengah-tengah khalayak ramai seperti pasar Ukaz dan sebagainya. Diantara semua karakter positif masyarakat Arab ini tertutup dengan kejahiliyaan mereka dalam hal bertauhid dan berahlak.

Adapun kebiasaan-kebiasaan buruk mereka adalah minum minuman khamr (arak) sampai mabuk, berjudi, berzina dan merampok dan sebaginya. Mereka memposisikan perempuan pada posisi terendah. Karena perempuan dianggap mahluk lemah yang tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk membela diri. Dengan demikian laki-laki bebas menikah dan menceraikan perempuan. 
Yang lebih buruk lagi mereka mempunyai tradisi mengubur anak perempuan meraka hidup-hidup saat masih balita, karena meraka merasa malu dan terhina mempunyai anak perempuan. Perempuan dianggap lemah tidak bisa membanggakan mereka dalam hal bekerja dan membela kaum mereka saat mereka perang. Dan pada saat itu di masyarakat Arab masih berlaku tradisi perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang dagangan lainya. 

B. Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah pra Islam . 
Kondisi ekonomi bangsa Arab saat sebelum datangnya Islam sudah maju karena sebagian besar mereka berniaga, perdagangan merupakan mata pencaharian mereka, meskipun ada juga yang bertani dan berternak. Bagi orang Arab Badui peternakan menjadi sumber utama kehidupan mereka, mereka berpindah-pindah guna keperluan menggiring ternak-ternak mereka ke suatu wilayah yang sedang hujan dan subur, jadi kehidupan mereka berpindah dari suatu daerah ke daerah lain atau nomaden. Dari hewan ternak mereka bisa mengkonsumsi daging, meminum susu serta membuat pakaian dari bulu domba. Tatkala kebutuhan mereka terpenuhi, mereka menjual beberapa ternaknya kepada orang lain. Orang-orang kaya dikalangan mereka adalah orang yang memiliki hewan ternak yang banyak. Sehingga untuk mengurusi ternaknya, mereka memperkerjakan beberapa orang untuk mengembalanya. 

Sedangkan Masyarakat perkotaan sebagian menjadikan peternakan sebagai sumber kehidupan mereka dan sebagian menggantungkan kehidupan mereka dari pertanian. Bagi mereka yang menggantungkan hidupnya dari peternakan, ada yang menjadi pengembala ternaknya sendiri dan ada juga yang mengembalakan ternak orang lain. Seperti Nabi Muhammad Saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau mengembala kambing milik orang kaya. Begitu juga halnya juga Umar bin Khattab, ibnu Mas’ud dan lainya.

Sedangkan masyarakat Arab perkotaan yang menjadikan pertanian sebagai sumber kehidupan mereka adalah masyarakat yang mendiami daerah-daerah yang subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar dan lainya. Mereka tidak hanya mengandalkan hasil dari pertanian dan peternakan saja, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencahariannya, khususnya penduduk Makkah, mereka mempunyai pusat perniagaan yang istimewa. Dalam pandangan orang-orang Arab Penduduk Makkah memiliki kedudukan yang istimewa, karena mereka adalah penduduk negeri Haram (Makkah). Orang-orang Arab lain tidak berani mengganggu perniagaan mereka. Allah ta’ala menjadikan Makkah menjadi tanah yang suci dan aman. Firman Allah QS. Al-Ankabut [29]:67
Artinya : Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah 

Diantara penduduk Makkah yang memegang peranan penting dalam perniagaan di Jazirah Arab adalah suku Quraisy. Pengalaman berniaga ini didapat dari orangorang Yaman yang pindah ke Makkah, karena orang-orang Yaman terkenal punya keahlian dibidang perniagaan. Selain itu Makkah menjadi kota tempat orang-orang arab berziarah guna melaksanakan ibadah haji. Karena Ka’bah berada di kota Makkah yang selalu di ziarahi setiap tahun setaip mereka melaksanakan haji. 

Orang-orang Quraisy mempunyai kebiasaan mengadakan perjalanan perdagangan ke daerah-daerah lain. Allah SWT. Mengabadikan dalam al-Quran tentang perjalanan mereka dalam usaha perdagangan yang sangat terkenal, yaitu musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya dagang musim panas ke kota Syam. Firman Allah QS. Quraisy [106] : 1-4

Artinya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS. Quraisy [106]:1-4).

Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz merupakan pusat-pusat perdagangan yang sudah terkenal sejak lama yang di miliki orang-orang Arab. Fungsi pusat perdagangan ini bukan saja menjadi tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Disini mereka saling menguji kemampuan. Dari sini bisa kita bayangkan Makkah tidak sekedar sebagai pusat perdagangan, tetapi menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transksi-transaksi global. Sehingga bahasa Arab orang Quraisy menjadi bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Arab, mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan kata. 
Dalam hal ekonomi, riba sudah menjadi tradisi dan lazim dipraktikkan oleh masyarakat jazirah Arab. Termasuk Makkah sebagai pusat perdagangan sudah terpengaruhi sistem riba. Hal ini terjadi karena terpengaruh dengan sistem perdagangan yang di lakukakan oleh bangsa lain. 
Sebagai alat transportasi untuk memobilsasi barang perdagangan mereka menggunakan unta sebagai alat transportasi yang bisa diandalkan. Unta dianggap sebagai perahu padang pasir. Karna unta merupakan hewan yang menakjubkan yang memiliki kekuatan tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang jauh. Unta-unta ini membawa dagangan dari satu negeri ke negeri lainya untuk diperjualbelikan.

Kondisi Politik Masyarakat Sebelum Islam Sebelum Islam datang, 
bangsa Arab di pengaruhi oleh tiga kekuatan politik, yaitu kekaisaran Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Kondisi politik jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu interaksi dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia. Kedua, persaingan antara Yahudi dan Zoroaster. 
Kekaisaran Byzantum atau disebut juga Kekaisaran Romawi Timur ini berpusat di ibu kota Konstantinopel, dan di kuasai oleh kaiasar-kaisar yang merupakan pengganti kaisar romawi kuno setelah runtuhnya kekaisaran Romawi Barat. Pada abad ke 7 imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta sejumlah wilayah pesisir Afrika. 
Sedangkan Kekaisaran Persia adalah kekasiaran Persia Pra-Islam terahir dipimpin oleh Dinasti Sassania (sasanid) mempunyai wilayah Iran, Irak, Armenia, Afganistan, Turki Bagian Timur, dan sebagian India, Suriah, Pakistan, Kaukasia, Asia tengah dan Arabia. Bangsa arab terdiri dari beberapa suku yang sangat fanatik yang berlebihan dan loyal pada pemimpin suku. Tidak jarang, peperangan terjadi antar suku. Seperti perang fujjar yang terjadi 15 tahun sebelum Rasul di utus. Perang Fujjar merupakan perang saudara yang terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian suku Quraisy dan Hawazan serta suku Kinanah dan hawazan lagi. 
Kota terpenting di daerah ini adalah Makkah, tempat ka'bah berada. Pada awalnya, Makkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Makkah selama 300 th. Dalam abad V M, Suku Quraisy merebut kekuasaan Makkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Makkah mengalami kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Makkah dan mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah, suku Quraisy mendirikan semacam pemerintahan. Selain itu, suku Quraisy mangatur urusan yang berkenaan dengan ka'bah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu : 
  1. Hijabah (penjara kunci ka’bah) 
  2. Siqayah (penjara air mata Zam zam) 
  3. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal) 
  4. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta) 
  5. Liwa (jabatan ketentaraan) 
  6. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin) 
  7. Nadwah (jabatan ketua dewan) 
  8. Khaimman (pengurus balai musyawarah) 
  9. Khazinah (jabatan administrasi keuangan) 
  10. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

0 Response to "Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Bangsa Arab sebelum Islam"

Post a Comment