Warta Madrasah - Sejarah terbentuknya
Daulah Abbasiyah tidak dapat terlepas dari perjalanan sejarah Daulah Umayyah.
Pada awal terbentuknya, Daulah Umayyah mengalami masa kejayaan. Beragam
prestasi mampu dicapai pemerintah Daulah Umayyah, keadaan ini berlangsung hingga
masa pemerintahan khalifah al Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, kemunduran
Daulah Umayyah makin tampak. Sepeninggal khalifah Hisyam bin Abdul Malik,
kemunduran itu semakin tampak. Kekacauan terjadi dimana-mana, pertikaian
internal keluarga tak terhindarkan
a. Faktor Pendukung Terbentuknya Daulah Abbasiyah
Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama 90 tahun (660 – 750 M). Sejarawan mencatat cukup banyak kemajuan yang dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah kekuasaan yang membentang dari India hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan yang tertata dengan rapih, penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu pengetahuan. Terbentuknya Daulah Abbasiyah disebabkan beberapa faktor pendukung. Antara lain :
Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama 90 tahun (660 – 750 M). Sejarawan mencatat cukup banyak kemajuan yang dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah kekuasaan yang membentang dari India hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan yang tertata dengan rapih, penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu pengetahuan. Terbentuknya Daulah Abbasiyah disebabkan beberapa faktor pendukung. Antara lain :
- Perpecahan internal keluarga Daulah Umayyah dan kekisruhan politik dalam negeri.
- Munculnya gerakan perlawanan terhadap pemerintah Daulah Umayah yang dilakukan oleh : kelompok Mawali, kelompok Dahaq bin Qais Asy-Syaibani, dan kelompok Syiah yang menilai tampuk kekuasaan khalifah adalah hak keturunan Ali bin Abi Thalib dan ingin menuntut balas atas terbunuhnya Husain bin Ali di Karbala.
- Perpecahan kelompok suku Arab Utara dan Arab Selatan.
- Kekecewaan Ulama dan tokoh agama kepada Khalifah Marwan bin Muhammad yang dinilai tidak memiliki sikap negarawan yang baik.
- Wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad (khalifah terakhir Daulah Umayyah) setelah kalah dalam pertempuran di tepi sungai Zab, Irak di tahun 132 H/750 M.
b. Proses Berdirinya Daulah Abbasiyah
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya Daulah Abbasiyah, mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah era baru, dan memang benar-benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah, karena pendiri Daulah ini merupakan keturunan Abbas bin Abdul Muthalib
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya Daulah Abbasiyah, mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah era baru, dan memang benar-benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah, karena pendiri Daulah ini merupakan keturunan Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad Saw. Daulah Abbasiyah berkuasa dalam rentang waktu yang panjang selama 550 tahun (750 – 1258 M). Berpusat di Baghdad, Irak sebagai ibu kota, wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah membentang luas meliputi Asia Barat, Asia Selatan, Afrika Utara hingga Eropa.
Lembar sejarah dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari sosok keluarga Bani Abbas bernama Ali bin Abdullah. Sebagai sepupu Rasulullah Saw, ia merasa yang paling berhak menjadi pemimpin setelah Khulafa’ur Rasyidin. Ali bin Abdullah melakukan propaganda anti Daulah Umayyah, ia mencoba meraih simpati masyarakat luas dengan menamakan gerakan propagandanya sebagai keluarga Bani Hasyim. Tetapi sebelum usahanya itu terwujud, Ali bin Abdullah wafat di tahun 124 H/742 M.
Ambisi Ali bin Abdullah selanjutnya dilanjukan oleh putranya yaitu Muhammad bin Ali. Dalam rangka mewujudkan cita-citanya itu ia menjadikan kota Kuffah dan Khurasan sebagai basis gerakan anti Daulah Umayyah. Di kota Khurasan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari pemimpin masyarakat Khurasan yaitu Abu Muslim al Khurasani. Namun, Muhammad bin Ali lebih dulu wafat di tahun 127 H/745 M sebelum cita-citanya meraih kekuasaan terwujud.
Ibrahim bin Muhammad bertekad melanjutkan perjuangan para pendahulunya sepeninggal Muhammad bin Ali. Gerakan yang dilakukan Ibrahim bin Muhammad mendapat perhatian khusus dari Khalifah Marwan bin Muhammad (Khalifah terakhir Daulah Umayyah) dan menganggapnya sebagai ancaman negara. Untuk meredam gerakan Ibrahim bin Muhammad, pada tahun 128 H/746 M Ibrahim bin Muhammad tertangkap oleh pasukan Daulah Umayyah dan wafat dalam pengasingan.
Wafatnya Ibrahim bin Muhammad membuat keluarga Bani Abbas semakin gencar melakukan pemberontakan. Dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani, Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur melakukan penyerangan terhadap kota-kota penting Daulah Umayyah dan menguasainya. Keadaan ini membuat Khalifah Marwan bin Muhammad tidak bisa berbuat apa-apa hingga ia terkepung di kota Damaskus, Syiria. Walaupun ia berhasil melarikan diri ke Yordania dan Palestina, Khalifah Marwan bin Muhammad tertangkap di kota Fustat, Mesir dan wafat di sana. Dengan wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah era pemerintahan Daulah Umayyah.
Daulah Abbasiyah berkuasa selama lima setengah abad (132 – 656 H / 750 – 1258 M). Dalam masa kekuasaannya tersebut ada 37 khalifah yang pernah memimpin, mereka telah banyak mengukir prestasi dalam berbagai bidang seperti, kemajuan di bidang administrasi pemerintahan, kemajuan bidang ilmu pengetahuan, kemajuan bidang politik, kemajuan
bidang militer, kemajuan bidang ekonomi, arsitektur, dan sebagianya.
- Abul Abbas As-Saffah (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al- Abbas), (750 – 754 M).
- Abu Ja’far Al-Mansyur (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas), (754 – 775 M).
- Al-Mahdi (Muhammad bin Abu Ja’far Al-Mansyur), (775 – 785 M).
- Musa Al-Hadi (Musa bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (785 – 786 M).
- Harun Ar-Rasyid (Harun bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (786 – 809 M).
- Al-Amin (Muhammad bin Harun Ar-Rasyid), (809 – 813 M).
- Al-Ma’mun (Abdullah bin Harun Ar-Rasyid), (813 – 833 M).
- Al-Mu’tashim (Muhammad bib Harun Ar-Rasyid), (833 – 842 M).
- Al Watsiq Billah (Harun bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (842 – 847 M).
- Al Mutawakkil ‘Alallah (Ja’far bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (847 – 861 M).
- Al-Muntashir Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (861– 862 M).
- Al-Musta’in (Al-Abbas bin Al-Mutawakkil), (862-866 M).
- Al-Mu’tazz Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (866 – 869 M).
- Al-Muhtadi Billah (Muhammad Al-Watsiq bin Al-Mu’tashim), (869 – 870 M).
- Al-Mu’tamad ‘Alallah (Ahmad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (870 – 892 M).
- Al Mu’tadhid Billah (Ahmad bin Al-mUwaffaq Thalhah bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (892 – 902 M).
- Al-Muktafi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (902 – 908 M).
- Al Muqtadir Billah (Ja’far bin Al-Mu’tadhid), (908 – 932 M).
- Al-Qahir Billah (Muhammad bin Al-Mu’tadhid), (932 – 934 M).
- Ar-Radhi Billah (Muhammad bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (934 – 940 M).
- Al-Muttaqi Lillah (Ibrahim bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (940 – 944 M).
- Al-Mustakfi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (944 – 946 M).
- Al-Muthi’ Lillah (Al-Fadhl bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (946 – 974 M).
- At-Thai’ Lillah (Abdul Karim bin Al-Muthi’ bin Al-Muqtadhid), (974 – 991 M)
- Al-Qadir Billah (Ahmad bin Ishaq bin Al-Muqtadir), (991 – 1031 M).
- Al-Qaim Biamirillah (Abdullah bin Al-Qadir Billah), (1031 – 1075 M).
- Al-Muqtadi Biamirillah (Abdullah bin Muhammad bin Al-Qaim Biamirillah), (1075 – 1094 M).
- Al-Mustazhhir Billah (Ahmad bin Al-Muqtadi Biamirillah), (1094 – 1118 M).
- Al-Mustarsyid Billah (Al-Fadhl bin Al-Mustazhhir Billah), (1118 – 1135 M).
- Al-Rasyid Billah (Mansyur bin Al-Mustazhhir Billah), (1135 – 1136 M).
- Al-Muqtafi Liamirillah (Muhammad bin Al-Mustazhhir Billah), (1136 – 1160 M).
- Al-Mustanjid Billah (Yusuf bin Al-Muqtafi Liamirillah), (1160 – 1170 M)
- Al-Mustadhi’ Biamirillah (Al-Hasan bin Al-Mustanjid Billah), (1170 – 1180 M).
- An-Nashir Lidinillah (Ahmad bin Al-Mustadhi Biamirillah), (1180 – 1225 M).
- Az-Zahir Biamirillah (Muhammad bin An-Nashir Lidinillah), (1225 – 1226 M).
- Al-Mustanshir Billah (Mansyur bin Az-Zahir Biamirillah), (1226 – 1242 M).
- Al-Musta’shim Billah (Abdullah bin Al-Mustanshir Billah), (1242–1258 M).
Sumber : BUKU SISWA SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII KEMENTERIAN AGAMA
0 Response to "Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah"
Post a Comment