Dasar dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry

Dasar dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry

Warta Madrasah - Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji secara mendalam  tentang Dasar dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry
Pendekatan sistem instruksional discovery inquiry pada mulanya lebih banyak digunakan oleh para guru Amerika penganut aliran pemikiran John Dewey (1850-1952). Selanjutnya, Jerome Bruner dan Piaget dan para pengikutnya turut pula mengembangkan sistem tersebut (Hilgard, Bower, dan Dewey) adalah seorang filosof modern A.S. yang amat piawai dalam bidang ilmu pendidikan dan psikologi. Nama asli sistem instruksional
inquiry discovery adalah inquiring discovering learning, yang kurang lebih berarti belajar penyelidikan dan penemuan.42 Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.43 Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, dimana siswa dituntut aktif dengan mencari dan menemukan suatu konsep. Firman Allah SWT dalam QS.Al-Ghaasyiyah
ayat 17-20:

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana    ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan.(QS.Al-Ghosiyah ayat 17-20).44
Dalam ayat tersebut maksudnya adalah mendorong peserta didik untuk dapat mencari dan menemukan serta menyelidiki apa-apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT, kemudian mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar telah ditransformasikan kedalam diri peserta didik tersebut.
Asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Ketrampilan bersifat kritis dan berpikir deduktif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok.
2. Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama- sama mencari pengetahuan.
3. Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquiry dan discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif.45
Guru yang memandang mengajar itu sebagai usaha untuk merangsang anak untuk belajar dan berfikir sendiri, menentukan sendiri jawaban atas soal-soal atau masalah yang dihadapinya, akan lebih cenderung  menggunakan  penemuan  atau  pemecahan  masalah. Karena
dianggap bahwa pendekatan ini memberi hasil belajar yang lebih mendalam, lebih mantap dan tidak mudah dilupakan.46Strategi belajar mengajar inquiry disamping mengantarkan siswa kepada tujuan intruksional tingkat tinggi, dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant effect) sebagai berikut:
a)      Ketrampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan)
                                b)     Pengembangan daya kreatif
                               c)      Belajar secara mandiri
                             d)     Memahami hal-hal yang mendua
 e)      Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif.47 Sebagaimana yang terkandung dalam hadist Nabi Muhammad SAW:
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mulaikah r. a: Uqbah bin Harist  r.  a berkata bahwa ia menikah dengan anak perempuan Abi Lahb bin Aziz tak lama kemudian seorang perempuan menemuinya dan berkata,”akulah yang menyusui Uqbah dan perempuan yang dinikahinya. Uqbah berkata kepadanya,“aku tidak tahu kamu telah menyusuiku dan kamu tidak mengatakannya kepadaku” kemudian dia pergi menemui Rasulullah SAW, tentang itu, Rasulullah SAW menjawab, “Bagaimana dapat kamu (tetap memperistrinya), padahal telah dikatakan kepadamu (bahwa ia saudar sesusu)?”kemudian“  Uqbah  menceraikan  istrinya,  dan  kemudian  istrinya menikah dengan orang lain. (HR, Bukhori)

Dari hadist diatas menjelaskan bahwa peserta didik dalam mencari jawaban atas suatu persoalan sebagai suatu tujuan efektivitas pembelajaran dalam memecahkan permasalahan. Sehingga peserta didik akan mampu mengembangkan dorongan keingintahuannya dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar.
Selain itu pendekatan discovery inquiry juga dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah, tergantung pada besarnya kelas, yaitu:
                         1)     Sistem satu arah (ceramah reflektif)
Dalam pendekatan ini usaha merangsang siswa melakukan proses discovery inquiry di depan kelas. Guru mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan masalah. Dalam prosedur ini guru tidak menentukan/menunjukkan aturan-aturan yang harus digunakan oleh siswa, tetapi dengan pertanyaan-pertanyaan guru mengundang siswa untuk mencari aturan-aturan yang harus dilakukannya. Selain itu penggunaan pendekatan discovery inquiry dalam kelompok kecil tergantung pada kemampuan dan pengalaman guru sendiri serta waktu dan kemampuan mengantisipasi kesulitan siswa.
                             2)     Sistem dua arah
Dalam sistem ini, melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat/benar. Gaya pengajaran demikian menurut Gagne disebut guided discovery, sekalipun didalam kelas yang terdiri dari 20-30 orang siswa, hanya beberapa orang  saja
yang benar-benar melakukan discovery, sedangkan yang lainnya berpartisipasi dalam proses discovery inquiry.49
Sehingga dengan menggunakan salah satu dari 2 macam pelaksanaan discovery inquiry peserta didik akan mampu mengembangkan dorongan ingin tahunya, keinginan dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

                   REFERENSI
42 Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 154.
43 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 154.
44 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 720.
45 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), hlm. 64.
46 S. Nasution, op.cit., hlm. 44.

47 W. Gulo, op.cit.,  hlm. 101.


48 Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al-Bukhori, Shohih Bukhori, (Indo: Maktabah Dahlan, tth), juz 1, hlm. 51.

0 Response to "Dasar dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry"

Post a Comment