Pengertian Pendekatan Discovery Inquiry

Pengertian Pendekatan Discovery  Inquiry

Warta Madrasah – Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Pengertian Pendekatan Discovery  Inquiry. Mengajar-belajar adalah kegiatan guru-murid untuk mencapai tujuan tertentu. Diduga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan metode penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan pendekatan mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya metode baru terbukti dari hasil belajar murid. Jadi yang dapat diketahui adalah hasil dan produknya. Proses belajar itu sendiri tetap mengandung misteri yang terjadi dalam diri seseorang. Bila hasil belajar tercapai, dianggap bahwa telah terjadi proses belajar yang tepat. Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi- kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran,
dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan.31
Dalam uraian mengenai tahapan instruksional telah dijelaskan bahwa dalam proses pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh pendekatan mengajar yang digunakan guru. Ada beberapa pendapat menganai pendekatan mengajar. Richard Anderson mengajukan dua pendekatan, yakni: pendekatan yang berorientasi kepada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi kepada siswa atau disebut student centered. Pendekatan pertama disebut juga tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Massialas yang mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan expository dan pendekatan inquiry.
Kedua pendekatan di atas hakikatnya sama, hanya nama dan istilahnya saja yang berbeda. Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranana guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Setiap adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.      Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa
                                 b.      Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan                               menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
                               c.      Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup
                              d.      Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi
  e.      Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar                                                                                                         
Menurut pendekatan walaupun ada beberapa yang menyatakan discovery inquiry sebagai metode. Akan tetapi metode dan pendekatan merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain sehingga sering terjadi pencampuradukan pemakaian kedua pengertian tersebut.32Suatu pendekatan akan     banyak
mempengaruhi cara guru mengajar dan cara anak yang sedang belajar, diantara pengertian metode mengajar dan pendekatan mengajar, keduanya mempunyai maksud yang sama tetapi ada sedikit perbedaan arti dalam pemakaian-pemakaian tertentu. Metode adalah suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh guru agar tercapai suatu tujuan. Sedangkan pendekatan diartikan sebagai orientasi atau cara memandang terhadap sesuatu.33
Dengan alasan tersebut maka discovery inquiry adalah solusi dari berbagai persoalan pembelajaran pada saat ini, karena discovery inquiry berpusat pada “student centered” siswalah yang memegang peranan utama, siswa harus berpikir sendiri, mencari jalan dan jawaban atas soal- soal yang dihadapinya sendiri, gurupun tidak kurang aktifnya, ia menolong setiap murid dalam kesulitan yang dihadapi, seperti: memperjelas tujuan,
mencari sumber-sumber, membantu murid dalam segala hal yang memerlukan bimbingan guru dan sebagainya.34
Menurut bahasa discovery artinya penemuan, sedangkan inquiry menurut bahasa adalah penyelidikan. Sund berpendapat bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Inquiry adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya.
Dr. J. Richard Scuhman dan asistennya mencoba "self learning" siswa, sehingga proses pengajaran berpindah dari situasi "teacher dominated learning" (vertical) ke situasi "student dominated learning" (horisontal) dengan menggunakan discovery yang melibatkan murid dalam  proses  kegiatan  mental  melalui  tukar  pendapat  yang berwujud diskusi, seminar dan sebagainya.35
Menurut W. Gulo discovery inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang mengakibatkan secara maksimal seluruh kemampuan   peserta   didik   untuk   mencari   dan   menyelidiki   secara sistematis, kritis, logis dan anlitis sehingga mereka dengan percaya diri dapat menemukannya.36
The Inquiry is an approach where the learner generates his/her own form of information. It is characterized by the following features: learner-centered, leader-facilitated, learner-active and learning process emphasis.37 (Inquiry adalah suatu pendekatan dimana dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk mencari/menemukan data-data dari suatu informasi yang dikemukakan oleh guru, sehingga tingkah laku tersebut dapat diketahui dari ciri-ciri seperti: berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator, pembelajaran yang aktif dan adanya tekanan dalam proses pembelajaran). Sedangkan discovery tends to develop interest and skill in cooperating with other people to perform a task. It appears    that this method also develops individual ability and confidence in solving problems.38 Discovery lebih menekankan pada usaha pengembangan dan keahlian dalam bekerja sama dengan orang lain untuk melaksanakan tugas dari  guru.  Dimana  pendekatan  ini  juga  mengembangkan kemampuan individual dan kepercayaan diri pada peserta didik dalam memecahkan permasalahan).
Dalam hal ini pendekatan discovery inquiry merupakan kebalikan dari pendekatan expository, dimana pendekatan expository adalah pendekatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh  atau  menyeluruh,  lengkap  dan  sistematis  yang  penyampaiannya secara verbal.39 Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa   tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar.   Hakikat   mengajar   menurut   pandangan   ini     adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa menggunakan komunikasi satu arah dan komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, disamping memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Pendekatan mengajar mana yang akan dipilih guru diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan kondisi dan suasana belajar mengajar. Namun pendekatan manapun yang dipilih  hendaknya  diperhatikan  bahwa  inti  dari  proses  belajar adalah
adanya kegiatan siswa belajar, artinya harus berpusat pada siswa, bukan kepada guru/pengajar.40
Bila dilukiskan penerapan pendekatan tersebut dalam strategi adalah sebagai berikut:


Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan mengajar digunakan guru pada tahapan instruksional atau tahapan kedua dari tiga tahapan mengajar.41
Jadi discovery inquiry disini adalah pendekatan yang menekankan pada   pembentukan   dan   pengembangan   kemampuan   murid    untuk berinteraksi sosial, mengembangkan sikap dan perilaku demokratis dengan musyawarah, gotong royong dan saling memberi manfaat. Sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Demikian kajian kita tentang Pendekatan Discovery  Inquiry Semoga Bermanfaat
REFERENSI
31 S. Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, hlm. 43
32  Soekarno  dan  Kertiasa  Hardiat  D.  Padmawinata,  Dasar-dasar  Pendidikan   Science,
(Jakarta: PT Bhatar, 1973)), hlm. 57.

33 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 208.
34 S. Nasution, op.cit., hlm. 44.
35 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet. I, hlm. 193-194.

36 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2002), hlm. 84.
37 Raymond Uwameiye and Ogunbameru Mercy Titilayo,”A Comparative Analysis of Two Methods of                  Teaching   Financial   Accounting   at    Senior    Secondary   School”,http://
Nov05_article03.htm. Rabu, 21 Nov 07.
38 J, Dancis & Davidson, N. "The Texas Method and the Small Group Discovery Method", http:// The Legacy of R_ L_ Moore - The Texas Method and the Small Group Discovery Method -
- Dancis and Davidson.htm. Rabu, 21 Nov 07.
39 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 245.

40 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 153.
41 Ibid., hlm. 157.

0 Response to "Pengertian Pendekatan Discovery Inquiry"

Post a Comment