Langkah-langkah Pendekatan Discovery Inquiry

Langkah-langkah Pendekatan Discovery Inquiry

Warta Madrasah - Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Langkah-langkah Pendekatan Discovery Inquiry. Sebagai sebuah sistem proses belajar mengajar, sistem itu kini menduduki peringkat tinggi dalam dunia pendidikan modern. Pemakaiananyapun semakin meluas terutama setelah dilakukan modifikasi dan penyesuaian yang dibutuhkan oleh prinsip belajar yang disebut metalearning atau belajar sendiri. Metalearning merupakan sebuah istilah, trade mark psikologi kognitif ini, dan menurut hemat penyusun telah mengilhami munculnya konsep student active learning atau cara belajar siswa aktif (CBSA).

Proses belajar mengajar dengan pendekatan discovery inquiry menghendaki guru untuk menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal sampai akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan sebagian. Selebihnya diserahkan kepada siswa untuk mencari dan menemukannya sendiri kemudian guru memberikan seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan apa-apa yang belum disampaikan oleh guru dengan pendekatan belajar problem solving.

Adapun tahapan dan prosedur pelaksanaan discovery inquiry meliputi:
1)        Stimulation (stimulasi/pemberi rangsangan), yakni memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah;
2)            Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah), yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah);
3)            Data collection (pengumpulan data), yakni memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis;
4)            Verification (pentahkikan), yakni melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi, dihubungkan dengan hasil data processing;
5)            Generalization (generalisasi), yakni menarik sebuah kesimpulan yan dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.50

Dari langkah-langkah di atas, seorang guru dalam melaksanakan pendekatan discovery inquiry harus mempertimbangkan faktor sebagai berikut:
1)            Kesesuaian metode dengan tujuan pengajaran
2)            Kesesuaian metode dengan materi pengajaran
3)            Kesesuaian metode dengan sumber dan fasilitas yang tersedia
4)            Kesesuaian metode dengan situasi kondisi belajar mengajar
5)            Kesesuaian metode dengan waktu yang tersedia

Sehingga kesesuaian metode dengan faktor diatas dalam praktek pengajaran guru harus memahami fungsi dan kegunaan serta batas penggunaan suatu metode. Hal ini jelas merupakan tuntutan yang dihadapi dalam penyelenggaraan proses pengajarn melalui pendekatan discovery inquiry.51





Langkah-langkah yang digunakan oleh guru dalam pendekatan ini adalah diskusi dan pemberian tugas. Diskusi dilakukan antara lain untuk pemecahan masalah dengan cara berkelompok dan dengan bimbingan guru. Dengan demikian pendekatan komunikasi yang digunakan dalam berinteraksi    dengan    murid    bukan    komunikasi    satu    arah, tetapi menggunakan komunikasi banyak arah. Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pendekatan inquiry/discovery, yaitu :

1.  Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa;
2.  Menetapkan jawaban sementara  (hipotesis);
3.  Siswa mencari informasi data, fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis;
4.  Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi;
5.  Mengaplikasikan  kesimpulan/generalisasi  dalam situasi baru.53
Dalam penggunaan pendekatan ini guru mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri, secara luas agar melihat   apa   yang   terjadi,   ingin   melakukan   sesuatu,    mengajukan pertanyaan-pertanyaan, serta menghubungkan penemuan satu dengan penemuan lainnya, membandingkannya dengan penemuan siswa lainnya.54

Dengan cara mengajar demikian, diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan keterlibatan yang maksimal bagi peserta didik dalam belajar. Sehingga tujuan pelaksanaan discovery inquiry adalah mengarah kepada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor.

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Discovery Inquiry
Kelebihan pendekatan discovery inquiry antara lain:
a.   Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif siswa, jadi peserta didik dapat belajar bagaimana belajar itu.
b.   Pengetahuan dalam pendekatan ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.
c.   Membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.
d.   Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemapuannya sendiri.
e.   Pendekatan ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehinga ia lebih terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu penemuan khusus.
f.    Pendekatan ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan- penemuan.
g.   Pendekatan ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
h.   Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.55
i.    Lebih banyak sumber belajar yang tersedia.
j.    Setiap unit pelajaran dari tiasp bidang studi dapat dipelajari setiap waktu pada tempat-tempat yang sesuai dengan kondisi dan gaya belajar siswa.
k.   Kecepatan belajar ditentukan oleh siswa itu sendiri.
l.     Bimbingan dan penyuluhan yang diberikan oleh tutor lebih bermanfaat dan lebih relevan dibandingkan bimbingan yang diberikan dalam belajar yang bersifat tradisional.56

Kelemahan pendekatan discovery inquiry antara lain:
a.   Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
b.   Pendekatan ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar karena sebagian besar waktu dapat hilang dengan membantu seorang siswa menemukan teori-teori.
c.   Harapan yang ditumpahkan mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
d.   Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan akan mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
e.   Pendekatan ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses dibawah pembinaanya.57

Dengan adanya kelebihan dan kelemahan maka guru dapat dengan mudah mengidentifikasi dan menerapkan pendekatan, strategi, metode maupun tekhnik mengajar yang sesuai dengan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, sehingga guru akan mudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

REFERENSI
49 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem  (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 187-188.
50 Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 244.
51 Safrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementsi Kurikulum, (Jakarta:PT Intermasa, 2002), hlm. 85.
52 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 158.
53 Ibid., hlm., 155.
54 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 108.
55 B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 200-201.
56 Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1984), hlm. 29.


0 Response to "Langkah-langkah Pendekatan Discovery Inquiry"

Post a Comment