Kebijakan Sekolah Lima Hari Jangan Sampai Mematikan Madrasah Diniyah
Warta Madrasah --- Sahabat warta madrasah wacana Sekolah
lima harus terus menuai polemik, sebagai warga madrasah tentunya kita bernaung
di bawah Dirjen Pendis Kementerian Agama RI, Berikut sikap Dirjen Pendis ; Kebijakan Sekolah Lima Hari Jangan
Sampai Mematikan Madrasah Diniyah. Rencana implementasi sekolah lima hari yang digagas
Kemendikbud tidak boleh mendegradasi Madrasah Diniyah
Takmiliyah (MDT). Sebab, MDT merupakan satuan pendidikan non formal yang sudah
berkembang di masyarakat.
"MDT
sebagai local wisdom harus dipastikan tidak tergradasi oleh pelaksanaan lima
hari sekolah," tegas Dirjen Pendis Kamaruddin Amin saat memberi pengantar
pada Focus Group Discussion (FGD) tentang ‘Kebijakan Lima Hari Sekolah: Peluang
dan Tantangan’, di Jakarta, Selasa (13/06).
FGD ini digelar Subdit. Kurikulum dan
Evaluasi Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK)
Madrasah. Kegiatan ini diikuti para Kepala Seksi dan Kasubdit pada Ditjen
Pendidikan Islam. Ada juga perwakilan dari Direktorat Guru dan Tenaga
Kependidian (GTK), Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, serta
Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.
Kamarudin Amin mengatakan, mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang hanya 2 sampai dengan 3 jam pelajaran di
sekolah-sekolah umum memang sangat terbatas. Karenanya, kalau tidak ditambah,
waktu yang tersedia tidak cukup untuk membekali peserta didik tentang pemahaman
keagamaan.
"Diniyah sebenarnya menjadi
kebutuhan masyarakat. Karena itu pula, harus dipastikan keberadaan Madrasah
Diniyah Takmiliyah tidak boleh justru tergradasi oleh pelaksanaan 5 hari
sekolah," tutur Kamaruddin.
Kamaruddin menambahkan, bentuk
pendidikan sejenis MDT juga ditemukan di Negara-negara Barat, sekalipun tidak
sama persis. Hal ini menunjukkan, negara-negara Barat pun merasakan hal sama,
yaitu perlunya tambahan belajar agama, khususnya bagi para imigran.
"Karena itu, MDT perlu mendapatkan dukungan sebagai salah satu upaya
pendidikan karakter bangsa," tambahnya.
Pada saat yang sama, madrasah juga
harus berani melakukan inovasi kurukulum dalam rangka penguatan karakter. Hal
ini penting, kata Kamaruddin, untuk memperkuat beberapa aspek, seperti:
pendidikan multikultural, moderasi dan pendidikan antikorupsi untuk membentuk
jiwa berintegritas peserta didik.
"Untuk melakukan ini perlu
berkolaborasi dengan lembaga lembaga terkait misalnya KPK dan sebagainaya. Bisa
juga dalam bentuk penyediaan modul, suplemen dan sebagainya," terangnya.
Sementara itu, Kasudit Kurikulum dan
Evaluasi Direktorar KSKK Madrasah Basnang Sa'id sebagai penyelenggara FGD
menyampaikan bahwa rencana lima hari sekolah sudah menjadi isu hot di masyarat,
sehingga perlu mendapatkan respon yang porposional. “Karena itu, FGD ini
menjadi penting,” tandasnya.
0 Response to "Kebijakan Sekolah Lima Hari Jangan Sampai Mematikan Madrasah Diniyah"
Post a Comment