Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada kajian ini kita akan membahas tentang Analisis Strategi Dakwah M. Quraish Shihab. Apabila
memperhatikan pendapat M. Quraish Shihab sebagaimana telah diketengahkan dalam
bab tiga skripsi ini, maka ada butir penting yang harus diantisipasi oleh para
da'i dalam strategi dakwah: Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi,
karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari
strategi. Adapun tentang taktik, sebenarnya merupakan cara yang digunakan, dan
merupakan bagian dari strategi. Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan
dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis
(Rafi'udin dan Djaliel, 1997: 76). Menurut Hisyam Alie yang dikutip Rafi'udin
dan Djaliel, untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan apa
yang disebut SWOT.
Apabila
strategi dakwah M. Quraish Shihab dihubungkan dengan analisis SWOT, maka yang
menjadi kekuatan yaitu saat ini adanyaorganisasi dakwah dalam berbagai nama dan
bentuk dengan mengkoordinasikan dana secara baik dan tersedianya sarana dan
perasarana. Kelemahannya yakni organisasi dakwah masih kekurangan dana dan fasilitas.
Meskipun demikian ada peluang yaitu sumbangan dari para dermawan serta dukungan
masyarakat yang makin kuat terhadap eksistensi dakwah. Ancaman dari luar
tentunya ada yaitu para misionaris kristen pun menggunakan berbagai strategi
untuk menanamkan agama Kristen.
Pertama,
Strategi Dakwah di tengah Kemajuan Sains dan Teknologi. M. Quraish Shihab dalam
bukunya yang berjudul: Wawasan al-Qur'an Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat
berpendapat: Dari hari ke hari tercipta mesin-mesin semakin canggih. Mesinmesin
tersebut melalui daya akal manusia digabung-gabungkan dengan yang lainnya,
sehingga semakin kompleks, serta tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang.
Tetapi akhirnya mesin dapat mengerjakan tugas yang dulu mesti dilakukan oleh
banyak orang.
Pada
tahap ini, mesin telah menjadi semacam "seteru" manusia, atau lawan
yang harus disiasati agar mau mengikuti kehendak manusia. Dewasa ini telah
lahir teknologi khususnya di bidang rekayasa genetika yang dikhawatirkan dapat
menjadikan alat sebagai majikan. Bahkan mampu menciptakan bakal-bakal
"majikan" yang akan diperbudak dan ditundukkan oleh alat (Shihab,
2006: 446).
Kedua,
Strategi Dakwah di Tengah Gejala Umum Masyarakat Dewasa Ini. Menurut Shihab; Masuknya
informasi melalui media elektronik dan cetak ke pedesaan, di samping membawa
dampak-dampak positif juga menghasilkan dampak-dampak negatif.
Pemberitaan-pemberitaan tentang berbagai peristiwa telah sedemikian
"maju" dan "menyentuh" sehingga materi-materi dakwah yang
disampaikan oleh para muballigh dan da'i yang tidak siap menjadi tertinggal
sangat jauh (Shihab, 2006: 395).
Ketiga,
Strategi Dakwah di Tengah Masyarakat Perkotaan. Menurut Shihab, di kota-kota,
sebagaimana dikemukakan di atas, berdomisili banyak ilmuwan dari berbagai
disiplin serta usahawanusahawan yang sukses sekaligus haus ketenangan batin.
Sebagian mereka tampil ke depan secara mandiri atau termasuk dalam kelompok
studi keagamaan untuk mengatasi kehausan itu. Harus diakui bahwa tidak sedikit
dari mereka yang berhasil bukan hanya memuaskan diri dan keluarganya, tetapi
juga masyarakat sekitarnya.
Mereka
mampu memadukan antara disiplin ilmu yang mereka tekuni dengan ajaran-ajaran
agama yang diyakini, sehingga agama terasa dan terbukti semakin rasional dan
semakin menyentuh. Tetapi, di sisi lain, tidak jarang pula kehausan akan
pegangan mengantar sebagian yang lain untuk memahami dan melaksanakan ajaran agama
dengan sangat ketat dan- kaku. Sebagai gambaran ekstremnya adalah demikian:
seseorang yang dapat dinilai sebagai ilmuwan kadang beranggapan bahwa
masyarakat ideal adalah masyarakat yang tidak menggunakan listrik atau kursi
karena keduanya belum atau tidak digunakan oleh masyarakat Islam pada masa
Rasulullah saw (Shihab, 2006: 395).
Akibat
yang ditimbulkan oleh usaha belajar sendiri tanpa mengetahui seluk-beluk
disiplin ilmu agama, atau bimbingan dari da'i yang belum siap, adalah lahirnya
kelompok kecil yang "menyempal" dari masyarakat Islam. Timbulnya
kelompokkelompok kecil tersebut bukan saja merugikan diri mereka sendiri dari
sudut pandangan agama, tetapi juga merugikan keseluruhan umat Islam bahkan juga
masyarakat bangsa. Karena, tidak jarang sikap dan pandangan-pandangan mereka
menimbulkan keresahankeresahan sosial.
Menurut
Shihab, salah satu hal yang harus diantisipasi oleh dakwah di masa datang,
adalah kelompok-kelompok semacam itu, yang diduga akan terus bermunculan
sebagai salah satu akibat dari kehausan batin serta ketidakmampuan para da'i
untuk memberikan kepuasan ruhani dan nalar kepada sasaran dakwah (Shihab, 2006:
396).
>>Selanjutnya>>
>>Selanjutnya>>
0 Response to "Analisis Strategi Dakwah M. Quraish Shihab"
Post a Comment