Warta Madrasah –
sahabat warta madrasah berikut kami sajikan renungan yang ditulis oleh Prof.
Imam Suprayogo tentang Mental Takut Berubah. Sehari-hari orang berbicara
tentang kemajuan, inovasi, dinamika, dan
senisnya. Akan tetapi anehnya, orang juga tidak selalu berani meninggalkan
kebiasaan atau tradisinya. Padahal sebenarnya tidak akan ada kemajuan tanpa
perubahan. Siapapun yang ingin meraih kemajuan, maka harus berani berubah dan
atau mengubah dirinya.
Menghadapi
perubahan, tidak sedikit orang merasa
khawatir dan atau ragu bahwa keadaan itu
akan menguntungkan dirinya. Sikap yang demikian itu menjadikan seseorang
berusaha bertahan pada posisinya. Mereka menganggap bahwa apa yang ada telah
memberikan ketenangan, atau paling tidak, memahami keuntungan dan resikonya.
Pada umumnya, orang menghendaki posisi aman.
Keadaan dunia
ini selalu berubah, apalagi pada akhir-akhir ini, perubahan itu semakin cepat, tidak selalu
teratur, sehingga tidak mudah diprediksi
arah perubahan itu. Bagi seseorang yang memahami dan menyenangi perubahan akan
memperoleh keuntungan dan begitu pula sebaliknya, akan ditinggal dan bahkan
menjadi korban perubahan.
Orang-orang yang
takut resiko, biasanya tidak mau berubah. Akhirnya, lama kelamaan akan
bermental takut berubah. Perubahan dipandang sebagai ancaman atau sesuatu yang
membahayakan terhadap dirinya. Orang
seperti ini hidupnya selalu diliputi oleh kekhawatiran, ragu, dan bahkan
takut. Akibatnya, mereka selalu berada
di belakang perubahan.
Pemimpin yang
takut berubah biasanya organisasi yang
dipimpinnya tidak pernah maju. Apa saja yang bersifat inovatif atau kemajuan
selalu disikapi dengan keraguan. Resiko perubahan lebih banyak dihitung dan
dipertimbangkan dibanding keuntungan yang akan diperoleh. Akibatnya, institusi
yang dipimpinnya menjadi tertinggal dan tidak pernah mengalami kemajuan.
Orang yang takut
perubahan, biasanya berpikir dan cara kerjanya berlindung pada peraturan. Ketika akan melakukan sesuatu, maka yang
dilihat olehnya terlebih dahulu adalah aturan, payung hukum, juknis, dan juklak.
Organisasi pada skala apapun,
yang dipimpin orang yang bermental takut berubah seperti itu, tidak akan
mengalami kemajuan.
Memang orang
atau institusi yang tidak mau berubah, keadaannya tetap tenang dan aman, tetapi
akan selalu menanggung resiko berupa ketinggalan zaman. Islam sebenarnya mengajarkan kemajuan dan
perubahan. Oleh karena itu, institusi yang mengambil atau menggunakan nama
Islam, seharusnya menjadi maju, dinamis, dan selalu berubah menjadi yang
terbaik.
0 Response to "Mental Takut Berubah"
Post a Comment