Warta Madrasah –
sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Pengertian
Dakwah. Dalam pengertian yang integralistik (menyeluruh), dakwah merupakan suatu
proses penyampaian ajaran Islam yang berkesinambungan, ditangani oleh para
pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan
Allah, dan secara bertahap menuju ke arah peri kehidupan yang Islami. Suatu
proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan insidental atau
kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara terus menerus oleh para pengemban dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan. Dakwah tidak boleh dilakukan asal jalan, tanpa sebuah
perencanaan yang matang, baik menyangkut materinya, tenaga pelaksanaannya,
ataupun metode yang digunakan (Ahmad, 1983: 17).
Dakwah
seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kondisi umat Islam. Dakwah di
tengah masyarakat intelektual dengan kualitas SDM nya cukup tinggi harus
bersifat rasional. Demikian pula dakwah di tengah perkotaan akan berbeda dengan
dakwah di kampung-kampung yang berlatarbelakang SDM yang lemah, maka dakwah
dilaksanakan dengan cara tidak mengandalkan logika dan filosofis. Di
tengah-tengah masyarakat yang terbilang awam tentunya akan tepat jika dakwah
berupa kisah-kisah yang menarik dan tidak banyak membutuhkan rasio dalam
mencerna isi dakwah (Shihab, 2004: 395). diharapkan dapat memilih bahan dakwah
yang tepat sesuai tuntutan sasaran dakwah tersebut (Romly, 2003: viii).
Teknologi
informasi muatan nilainya lebih banyak dipengaruhi oleh masyarakat Barat. Maka kondisi
dakwah di Indonesia makin terpuruk dikarenakan umat Islam belum siap menghadapi
kondisi tersebut baik secara mental, skill dan pendayagunaannya. Umat Islam
hanya terjebak dan terpesona dengan kecanggihan teknologi informasi yang datang
dan merambah begitu cepat dalam kehidupan masyarakat. Perubahan yang begitu cepat
pada masyarakat akan membawa implikasi yang cukup besar bagi pola pikir, sikap
dan kepribadian masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mempunyai pola
pikir tradisional akan berubah menjadi pola piker modern yang lebih berpikir
rasional, efisien, dan pragmatis. Demikian pula sikap dan kepribadian
masyarakat Indonesia yang tadinya ramah, berkepribadian menarik, dan memiliki
semangat kekeluargaan akan mengalami perubahan yang cukup drastis sesuai dengan
tuntutan zaman (Basit, 2006: 31).
Terkait dengan
dampak informasi dan teknologi, Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul:
Wawasan al-Qur'an Tafsir Maudhu’i
atas Pelbagai Persoalan Umat mengungkapkan bahwa dari hari ke hari tercipta mesin-mesin
semakin canggih. Shihab (2004: 395) menegaskan mesin-mesin tersebut melalui
daya akal manusia digabung-gabungkan dengan yang lainnya, sehingga semakin
kompleks, serta tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang.
Dewasa ini telah
lahir teknologi khususnya di bidang rekayasa genetika yang Dikhawatirkan dikhawatirkan
dapat menjadikan alat sebagai majikan. Bahkan mampu menciptakan bakal-bakal
"majikan" yang akan diperbudak dan ditundukkan oleh alat (Shihab,
2003: 446).
Pernyataan
Shihab tersebut, menjadi petunjuk tentang pentingnya meneliti persoalan
informasi, teknologi dan strategi dakwah untuk mengantisipasi dampak yang
ditimbulkan oleh kemajuan tersebut. Informasi dan teknologi bagaikan pisau yang
bermata dua bisa memberikan manfaat juga bisa mencelakakan. Selain problem
informasi dan teknologi persoalan dakwah juga semakin kompleks jika melihat
perkembangan wilayah. Realitas menunjukkan bahwa wilayah perkotaan demikian
besar perkembangannya baik jumlah maupun keramaiannya. Oleh karena itu dapat
dipahami betapa dituntutnya perkembangan dakwah dari waktu kewaktu. Dengan
adanya perkembangan pengetahuan masyarakat tuntutan dakwah pun menjadi demikian
beragam.
Sementara ahli
menggambarkan perkembangan dakwah dari masa ke masa dengan menyatakan bahwa
pada mulanya dakwah selalu dikaitkan dengan alam metafisika disertai dengan
janji-janji dan ancaman-ancaman ukhrawi. Kemudian beralih kepada pengaitan
ajaran agama dengan bukti-bukti ilmiah rasional. Kini, kata mereka, dakwah
seharusnya lebih banyak mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan. Menurut Shihab, pemilahan semacam itu tidak selalu harus demikian.
Karena di satu saat khusus di kalangan kaum terpelajar, kesadaran dan kepuasan
yang mereka dambakan bukanlah selalu harus melalui dorongan berpartisipasi
dalam pembangunan (Shihab, 2004: 397).
Untuk
keberhasilan dakwah tidak semata-mata dituntut aplikasinya namun juga kajian
pemikiran. Adapun sebabnya penulis memilih tokoh M. Quraish Shihab sebagai
berikut: pertama, ia merupakan salah satu tokoh di Indonesia yang banyak
menaruh perhatian terhadap strategi dakwah. Kedua, ia merupakan salah seorang
ahli tafsir di Indonesia yang menaruh perhatian pula terhadap dakwah dan
problematikanya. Hal ini dibuktikan dengan karyanya yang berjudul: Membumikan
Al-Qur'an. Dalam buku ini pada Bab keempat bagian pertama halaman 193 ada
materi tentang metode dakwah al-Qur'an, dan pada Bab keempat bagian kedua
halaman 394 menyentuh persoalan strategi dakwah.
0 Response to "Pengertian Dakwah"
Post a Comment