APA ITU BID'AH
Warta Madrasah – Sahabat Warta Madrasah ulasan berikut ini
akan membahas tentang apa itu bid’ah, perkara apa saja yang termasuk bid’ah dll
أَلاَ وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ شَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
” Ingatlah, berhati-hatilah kalian, jangan membuat hal-hal
baru. Karena perkara yang paling jelek adalah membuat hal baru . Setiap
perbuatan baru adalah bid’ah. Dan semua bid’ah itu sesat.” (HR Ibnu
Majah)
Mengkaji bid`ah sama artinya dengan mengkaji hadits ini,
hadits yang sering dijadikan andalan sebagian orang untuk saling menuduh bid`ah
dan melarang segala bentuk hal baru yang tidak dilakukan di zaman Rasul Saw.
Yah.. tak heran karena jika dilihat sepintas hadits
ini menyatakan bahwa semua hal baru ( bid’ah ) adalah sesat. Maka banyak
orang menganggap muslim yang taat harus harus memiliki sifat alergi pada
hal-hal baru. Pandangan seperti ini bukan hanya dilontarkan oleh orang-orang
yang membenci Islam, bahkan mereka yang mengaku sebagai pembela Islam
banyak yang melontarkan pendapat ini. Saking alerginya dengan hal baru, setiap
ada hal-hal yang mereka anggap tak pernah ada di zaman rasul, tak
segan-segan mereka nyatakan sebagai bid’ah. Maulid bid’ah, Tahlilan bid’ah,
Shalawat Badar bid`ah, bid`ah, bid`ah dan bid`ah.. yang lebih mengherankan
diantara mereka masih ada yang menyatakan bahwa speaker, Tape, Radio sampai celana
panjang dan sendok sebagai bid`ah yang menyesatkan. Maka lengkaplah sudah titel
jumud dan terbelakang disandang oleh umat islam. Herannya ulama-ulama seperti
ini malah merasa bangga dengan titel terbelakang ini, merasa terhormat dengan
keterasingannya dan pendapat-pendapatnya yang syadz (asing). Mereka menyangka
dirinya adalah ghuraba` (orang-orang asing) yang disebut Rasul dalam haditsnya
:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا
وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“ Islam dimulai dalam keterasingan
dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR Muslim)
Akan tetapi lupa sabda Rasul :
إِنَّ أُمَّتِى لَنْ تَجْتَمِعَ
عَلَى ضَلاَلَةٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ
الأَعْظَمِ. سنن ابن ماجه
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan,
jika kalian melihat pertentangan maka ikutilah kelompok terbesar”
(HR Ibnu Majah)
Mereka merasa telah membela Islam padahal karena sebabnya
umat Islam terpecah saling tuduh bid`ah satu sama lain. Mereka merasa telah
menyeru kepada islam padahal sebenarnya mereka membuat orang lari dari Islam.
Bukan ini yang dimaksud Rasul dalam haditsnya, justru
beliau menganjurkan umatnya untuk membuat inisiatif dan bersikap kreatif dalam
melakukan kebaikan(1), Rasulullah saw bersabda:
من سن في الإسلام سنة حسنة فله
أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيء ومن سن في الإسلام سنة
سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده من غير أن ينقص من أوزارهم شيء
“Barangsiapa yang menciptakan satu gagasan yang baik dalam
islam, maka dia memperoleh pahalanya dan juga pahala orang yang melaksanakanya
dengan tanpa dikurangi sedikitpun. Dan barangsiapa yang menciptakan satu
gagasan yang jelek dalam islam, maka dia akan terkena dosanya dan juga dosa
orang-orang yang melaksanakanya dengan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)
Atas dasar inilah para sahabat, thabiin dan para ulama
salaf berani untuk menciptakan hal-hal baru dalam agama yang tidak
dilakukan oleh Rasul, tentunya setelah melakukan pertimbangan yang sangat matang
dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang ada dalam Islam.
Khalifah Abu Bakar berani memerangi mereka yang menolak
zakat, dan mengumpulkan al Quran, berwasiat agar yang memandikannya ketika
wafat adalah istrinya. Sayidina Umar mengumpulkan orang untuk shalat tarawih
berjama`ah, menerangi masjid dengan lampu-lampu, dan melakukan banyak hal
baru dalam kepemerintahanya. Sayidina Utsman membukukan Al Quran, memberi gaji
kepada muadzin dan menggagas ide untuk melakukan dua adzan dalam shalat Jum`at.
Sayidina Ali membolehkan sholat qobliyah dan ba’diyah pada sholat Ied, menyusun
doa baru: يا كهيعص اغفر لي (Wahai KafHaYa`AinShod, ampunilah aku), menugaskan Aba Mas`ud
al Badri menjadi Imam orang-orang lemah dalam sholat ied di masjid, dan
memerintahkan Abul Aswad Ad-Duali membuat kaedah-kaedah Ilmu Nahwu.
Pemberian titik, tanda juz, waqaf, dan harakat dalam Al
Quran baru dilakukan di zaman dinasti Umayah. Pembukuan dan pengkodefisian
hadits, pembukuan cabang-cabang ilmu syari`ah mulai dari nahwu, Fiqh, tafsir,
Ushul fiqh, Balaghah, dan sebagainya. Pendirian menara,madrasah-madrasah,
perpustakaan Islam. Perenovasian Ka`bah, dan perluasan Masjid Nabawi. Dan
masih banyak lagi hal baru yang dilakukan para ulama untuk kemajuan Islam
sehingga Islam menjadi pusat peradaban pada masanya. Tak ada satu pun dari kita
yang menganggap hal yang mereka lakukan sebagai bid`ah, justru kita semua
sepakat bahwa apa yang mereka lakukan adalah jasa yang sangat besar artinya
bagi umat islam. Mereka bukan tidak pernah mendengar bahwa Rasul pernah
bersabda كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (setiap bid`ah adalah sesat ). Justru mereka yang paling
mengetahui mengenai maksud bid`ah dalam sabda Rasul tersebut sehingga mereka
berani untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan oleh Rasul.
0 Response to " APA ITU BID'AH"
Post a Comment