ISI
POLITIK ETIS: ISI TRILOGI VAN DEVENTER
Warta Madrasah –
Sahabat Warta Madrasah patut kita ketahui bahwa Salah satu kebijakan pemerintah
hindia belanda selain sistem tanam paksa dan politik pintu terbuka adalah
kebijakan politik etis atau trilogi van Deventer.
Apa pengertian
politik etis? Apa tujuan politik etis? Apa saja isi dari politik etis? Siapa
pencetus politik etis? Bagaimana dampak politik etis? Bagaimana hubungan
politik etis dengan trilogi van Deventer?
Pada pembahasan kali
ini akan dijelaskan secara lengkap tentang pengertian politik etis, tujuan
politik etis, isi politik etis, pencetus politik etis, dampak politik etis, dan
trilogi van deventer.
Pengertian
Politik Etis
Politik pintu terbuka
ternyata tidak membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Van Deventer mengecam
pemerintah Belanda yang tidak memisahkan keuangan negeri induk dan negeri
jajahan.
Kaum liberal dianggap
hanya mementingkan prinsip kebebasan untuk mencari keuntungan tanpa
memerhatikan nasib rakyat.
Contohnya perkebunan
tebu yang mengeksploitasi tenaga rakyat secara besar-besaran. Dampak politik
pintu terbuka bagi Belanda sangat besar.
Negeri Belanda
mencapai kemakmuran yang sangat pesat. Sementara rakyat di negeri jajahan
sangat miskin dan menderita. Oleh karena itu, van Deventer mengajukan politik
yang diperjuangkan untuk kesejahteraan rakyat.
“Politik ini dikenal dengan
politik etis atau politik balas budi karena Belanda dianggap mempunyai hutang
budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah membantu meningkatkan
kemakmuran negeri Belanda.”
Trilogi
van Deventer
Politik etis yang
diusulkan van Deventer ada tiga hal, sehingga sering disebut Trilogi van
Deventer.
Isi
Trilogi van Deventer
Berikut ini Isi
Trilogi van Deventer.
1) Irigasi
(pengairan), yaitu diusahakan pembangunan irigasi untuk mengairi sawah-sawah
milik penduduk untuk membantu peningkatan kesejahteraan penduduk.
2) Edukasi
(pendidikan), yaitu penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat pribumi agar
mampu menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.
3) Migrasi
(perpindahan penduduk), yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat
penduduknya (khususnya Pulau Jawa) ke daerah lain yang jarang penduduknya agar
lebih merata.
Penyimpangan trilogi
van deventer
Pada dasarnya
kebijakan-kebijakan yang diajukan oleh van Deventer tersebut baik. Akan tetapi
dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh para
pegawai Belanda.
Berikut ini
penyimpangan-penyimpangan tersebut.
1) Irigasi
Pengairan (irigasi)
hanya ditujukan kepada tanah-tanah yang subur untuk perkebunan swasta Belanda.
Sedangkan milik rakyat tidak dialiri air dari irigasi.
2) Edukasi
Pemerintah Belanda
membangun sekolah-sekolah. Pendidikan ditujukan untuk mendapatkan tenaga
administrasi yang cakap dan murah.
Pendidikan yang
dibuka untuk seluruh rakyat, hanya diperuntukkan kepada anak-anak pegawai
negeri dan orang-orang yang mampu.
Terjadi diskriminasi
pendidikan yaitu pengajaran di sekolah kelas I untuk anak-anak pegawai negeri
dan orang-orang yang berharta, dan di sekolah kelas II kepada anak-anak pribumi
dan pada umumnya.
3) Migrasi
Migrasi ke daerah
luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikembangkan
perkebunan-perkebunan milik Belanda.
Hal ini karena adanya
permintaan yang besar akan tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan seperti
perkebunan di Sumatra Utara, khususnya di Deli, Suriname, dan lain-lain.
Mereka dijadikan kuli
kontrak. Migrasi ke Lampung mempunyai tujuan menetap. Karena migrasi ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, maka tidak jarang banyak yang melarikan
diri.
Untuk mencegah agar
pekerja tidak melarikan diri, pemerintah Belanda mengeluarkan Poenale sanctie,
yaitu peraturan yang menetapkan bahwa pekerja yang melarikan diri akan dicari
dan ditangkap polisi, kemudian dikembalikan kepada mandor/pengawasnya.
Berbagai kebijakan
yang diambil oleh VOC maupun pemerintah Belanda mulai dari monopoli
perdagangan, penyerahan wajib, sistem tanam paksa, maupun politik pintu terbuka
tidak membawa perubahan pada kesejahteraan rakyat. Rakyat tetap miskin dan
menderita sampai pada pendudukan militer Jepang.
Demikian pembahasan Isi
Politik Etis: Isi Trilogi Van Deventer semoga bermanfaat
0 Response to "ISI POLITIK ETIS: ISI TRILOGI VAN DEVENTER"
Post a Comment