MINAT UNTUK
MELANJUTKAN SEKOLAH DAN
KONSENTRASI
BELAJAR SISWA
A. Minat Untuk
Melanjutkan Sekolah
1. Pengertian Minat
Secara
sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan
perhatian dan bertindak terhadap orang ,
aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan perasaan
senang.[1]atau
minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.[2]
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri
seseorang dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut , semakin besar minat yang dimiliki terhadap obyek tersebut. Minat
tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapat karena berhubungan dengan sesuatu ,
kemudian dari hubungan itu dipelajari dan dapat mempengaruhi penerimaan minat –
minat baru.
Minat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktivitas belajar anak didik yang
berminat untuk melanjutkan sekolah dengan bersungguh – sungguh , karena ada
daya tarik baginya. Dengan adanya minat yang cukup besar akan mendorong anak
didik untuk mencurahkan perhatian dan memusatkan seluruh perhatianya kepada hal
hal yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut dan ia aka melakukanya
dengan senang hati tanpa adanya paksaan ataupu tekanan ,sehingga proses belajar akan berjalan lancar.
Pengertian
minat menurut bahasa (Etimologi), ialah usaha dan kemauan untuk
mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu.
Secara
(Terminologi), minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan
terhadap sesuatu hal. Sedangkan menurut para ahli pengertian Minat adalah :
-
Hilgar,
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri
pada sesuatu yang diminatinya dengan perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar
& Slameto ; 1988 ; 59).
-
Andi
Maprare, Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan lain
yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto;
1988; 62).
-
Slameto,
Minat ialah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan (Slameto ; 1988 ; 59). [3]
Minat adalah perhatian, kesukaan
(kecenderungan hati) kepada sesuatu keinginan seseorang. [4]
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan
atau kesukaan (Kamisa, 1997 : 370)
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka,
dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
(Gunarso, 1995 : 68).
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih
(Hurlock, 1995 : 144).[5]
Menurut Harry Dexter Kitson, " berminat
terhadap suatu hal mengandung arti menarik diri sendiri lebih dekat pada hal
itu dan menyamakan diri sendiri dengan hal itu. Minat menjadi pertanda
penghapusan jarak antara seseorang yang berminat dengan sesuatu hal yang
dilakukannya. Penghapusan jarak itu mencerminkan perpaduan atau bahkan
penyatuan antara orang yang berminat dengan sasaran minatnya".
Menurut John Adams, "makin besar minat seseorang akan semakin
besar derajat spontanitas perhatiannya. Dan studi tekun untuk jangka waktu
panjang tidaklah mungkin tanpa perhatian serta merta. Untuk masa singkat studi
bias saja dilakukan dengan perhatian yang dipaksakan semata-mata".[6]
Maka penulis, dari beberapa pengertian minat untuk melanjutkan
sekolah di atas menyimpulkan menurut. (Gunarso, 1995 : 68) Minat adalah sesuatu
yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar
bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik
minatnya.
2. Macam-Macam Minat
Setiap orang yang ingin melakukan suatu
tindakan pasti ada maksud dan tujuan yang diinginkan, namun juga adanya
tindakan juga didorong oleh minat yang ada pada diri siswa itu sendiri. Minat
dibedakan menjadi dua yaitu: (Witherington, 1999 : 26)
a. Minat primitif
Disebut pula minat biologis, yaitu minat yang
berkisar soal makanan dan kebebasan aktifitas.
b. Minat kultural
Disebut juga minat sosial yaitu minat yang berasal dari perbuatan
yang lebih tinggi tarafnya.[7]
3. Sumber
Minat
Dalam
menumbuhkembangkan minat untuk melanjutkan sekolah pada siswa yang ingin
melanjutkan sekolah ada dua, yaitu :
a.
Intern
Intern adalah
yang muncul dari dalam diri sendiri siswa atau peserta didik
b.
Ekstern
Ekstern yaitu yang muncul dari pengaruh luar diri siswa atau
peserta didik, seperti : motivasi dari keluarga, sosial masyarakat dan teman
sebaya.
Untuk
menumbuhkembangkan minat agar lebih
optimal dan yang lebih utama adalah jika minat itu muncul karena kombinasi
kedua faktor secara bersamaan yaitu dengan adanya dorongan dari diri sendiri
dan di dukung oleh keadaan sekeliling dari siswa. [8]
4. Macam-Macam Cara Menimbulkan Minat
Untuk Melanjutkan Sekolah
Agar siswa memeperoleh hasil belajar yang
optimal maka harus ada usaha preventif dan adanya ide-ide baru agar tidak
terjadi kesulitan-kesulitan baru. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk
menimbulkan minat belajar pada siswa antara lain :
a.
Menimbulkan perasaan senang
Dengan perasaan
senang orang akan mengerjakan sesuatu dengan perasaan senang pula dan tanpa
adanya keterpaksaan.
b.
Adanya hasil yang tampak nyata dari usahanya
c.
Bagi anak yang
cerdas dengan hasil yang nyata akan lebih bergairah melakukan
pekerjaannya. [9]
5. Bentuk-Bentuk Minat
Minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong seseorang melakukan sesuatu sesuai apa yang
diinginkan. Minat juga merupakan dorongan dari diri individu sehingga akan
menuju pada aktifitaqs nyata. Adapun bentuk-bentuk minat yaitu :
a.
Minat Pribadi dan sosial
Minat Pribadi
dan sosial yaitu suatu minat yang timbul karena individu itu telah menyadari
kesan-kesan yang ditimbulkan oleh individu pada dunia luar.
b.
Minat terhadap reaksi
Minat terhadap
reaksi yaitu minat yang selalu ada dalam diri individu, namun adanya dalam
keterbatasan, sehingga sulit dalam menentukan pilihan.
c.
Minat terhadap agama
Minat terhadap
agama yaitu minat yang timbul pada diri individu setelah tiba pada masa remaja,
sehingga mereka sangat kritis terhadap masalah-masalah agama yang bersifat
dogma, dan remaja cenderung mendiskusikan soal-soal agama untuk membuktikan
kebenarannya.
d.
Minat terhadap pekerjaan dan sekolah
Minat terhadap
pekerjaan dan sekolah yaitu minat yang timbul karena dipengaruhi orang tua,
guru, teman sebaya serta kelompok lain. Apabila orang tua yang memiliki work
oriented maka orang tua menyekolahkan atau yang mendorong anak mengarah
pada pekerjaan. Namun bila orang tua memiliki coleg oriennted maka anak
akan diarahkan untuk sekolah sampai ke perguruan tinggi.[10]
Menurut Noto
Wijoyo membagi minat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Minat Sosial
Minat sosial
yaitu minat yang berhubungan dengan situasi kelompok orang.
b.
Minat Pribadi
Minat pribadi
yaitu minat pada diri sendiri.
c.
Minat Reaksi
Minat reaksi
yaitu kecenderungan untuk memerangi reaksi-reaksi yang memerlukan banyak energi
dan lebih menyukai jenis-jenis reaksi
yang lebih bersifat hiburan. [11]
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi perhatian seseorang
terhadap suatu hal dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi obyek yang
diperhatikan dan dari segi subyek yang memperhatikan.[12]
a.
Dari segi obyek maka dapat dirumuskan bahawa hal yang
menarik perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya atau dapat dikatakan
hal yang menarik perhatian adalah hal yang lain dari lain-lainya,
b.
Dari segi subyek yang memperhatikan maka dapat
dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah hal yang sangat bersangkut
paut dengan pribadi subyek tersebut misalnya :
1)
hal – hal yang bersangkut paut dengan kebutuhan
2)
hal – hal yang bersangkut paut dengan kegemaran
3)
hal – hal yang bersangkut paut dengan keahlianya
4)
hal - hal yang bersangkut paut dengan sejarah
pribadinya
Dewa Ketut Sukardi menyatakan bahwa : “Yang mempengaruhi
minat adalah faktor pembawaan, yaitu minat yang disadari oleh bakat yang
kemudian dikembangkan secara maksimum dan di tampung oleh fasilitas yang
diharapkan. Faktor luar adalah seperti lingkungan dan kebutuhan.” [13]
B. Konsentrasi Belajar
1. Pengertian Konsentrasi
Seorang siswa dituntut selalu melaksanakan konsentrasi
dalam pelajaran, tanpa konsentrasi tidak mungkin peserta didik dapat memahami
pelajaran yang sedang dipelajarinya. Banyak pelajar yang kita jumpai
seakan-akan ia mendengarkan karena matanya melotot ke arah gurunya, ternyata
setelah ia ditanya oleh gurunya tersebut, ia tidak dapat menjawab tentang
masalah yang telah diterangkan oleh gurunya tadi. Kasus seperti ini orang
sering menamai kasus krisis konsentrasi. Apakah konsentrasi itu ? Abu Ahmadi
berpendapat bahwa " Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap
sesuatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan."
[14]
Didalam belajar maka kosentrasi berarti pemusatan pikiran
terhadap mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan dengan pelajaran tersebut. Kemampuan konsentrasi sesungguhnya
merupakan kebiasaan seseorang yang dapat dilatih, jadi bukan warisan dari orang
tua atau leluhur. Konsentrasi pada dasarnya merupakan akibat dari perhatian
yang ditimbulkan oleh minat terhadap sesuatu hal dengan bantuan indra. Jadi
tanpa minat dan usaha untuk belajar maka konsentrasi dalam belajar tidak akan tercapai.
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang.[15]
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lainnya yang ada
pada individu yang belajar. Belajar merupkan usaha seseorang untuk menguasai
ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya dan mewujudkan sesuatu perubahan sikap
kepribadian seseorang. Dengan demikian belajar adalah sesuatu yang sangat
penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Karena bagi orang yang berilmu,
Allah akan menempatkannya pada derajat yang istimewa. Sebagaimana firman-Nya
dalam surat Al-Mujadalah sebagai berikut :
Artinya
:
...
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang akan beriman diantara kamu
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha
pengatur apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadalah : 11) [16]
Dan disebut pula bahwa orang-orang yang berilmu dan berakal
yang dapat menerima petunjuk. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zumar
sebagai berikut :
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ ) الزمر : 9(
Artinya
:
Katakanlah!
Adakah sama, orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Q.S. Az-Zumar
: 9 )
Kedua ayat yang penulis telah kemukakan di atas dapat
dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan (dari hasil yang
telah dipelajari), niscaya akan mengalami perubahan dan dapat menerima petunjuk
pelajaran dari apa yang sebelumnya tidak diketahui.
Berikut ini penulis paparkan tentang pengertian belajar
menurut para ahli, diantaranya adalah :
a.
Menurut Shaleh Abdul Azis dan
Abdullah Azis Majid.
Artinya : Belajar adalah proses dalam pemikiran
seseorang pelajar berdasarkan pengetahuan masa lalu, maka menimbulkan
didalamnya perubahan yang baru.[17]
b.
Menurut Drs. H. Abdul Ahmadi
menjelaskan bahwa "Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan baru." [18]
c.
Menurut ernest r. hilqard, dalam
bukunya theories of learning. 1984, hal 4 menyatakan : "Belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya". [19]
Pendapat-pendapat di atas tersebut pada dasarnya merupakan
aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang sedikit banyak
perubahan tersebut bersifat konstan. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya
berupa kepandaian dalam ilmu pengetahuan, pengalaman dan lain-lain.
Perubahan tingkah laku yang biasa saja berupa tambahnya
pengetahuan dan pengalaman tersebut pada dasarnya adalah kehendak Allah agar
manusiasenantiasa menuntut ilmu pengetahuan, sebagaimana Al-Qur'an menyebutkan
:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ ) العلق
: 1-5(
Artinya
:
Bacalah
dengan menyebut nama tuhanmu, yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah! Dan tuhanmulah yang paling pemurah. Yang telah
mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia telah mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya. (Q. S. Al-Alaq 1-5). [20]
3.
Macam-macam Kegiatan Belajar
Banyak sekali jenis kegiatan belajar yang dapat dilakukan
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan tidak terbatas pada
mendengar, membaca dan melihat akan tetapi melibatkan siswa secara aktif.
Berikut ini macam-macam kegiatan yang dikemukakan Dr. S. Nasution yang mengutip
daftar yang dibuat oleh Paul B. Diedrich yang berisi 177 macam kegiatan siswa :
a.
Visual Activities (13) seperti
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, mengamatipekerjaan orang lain dan
sebagainya.
b.
Oral Activities (42) seperti
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengutarakan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, interupsi dan sebagainya.
c.
Listening Activities (11) seperti
mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya.
d. Writing Activities (22) seperti menulis cerita, keterangan laporan, tes,
angket, menyalin dan sebagainya.
e.
Drawing Activities (8) seperti
menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya.
f.
Motor Activities (47) seperti
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, meresapi, berkebun, memelihara
binatang dan sebagainya.
g.
Mental Activities (23) seperti
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan dan sebagainya.
h.
Emotional Activities (23) seperti
menarik minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang dan sebagainya. [21]
Sedangkan Drs. Tabrabi Rusyan, Dkk. Mengatakan bahwa "Peserta
didik ayang belajar arus melakukan banyak kegiatan baik kegiatan system saraf
seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris dan
sebagainya maupun kegiatan hanya diperlukan untuk memperoleh pengetahuan,
sikap, kebiasaan, minat dan sebagainya." [22]
Dari pendapat di atas tersebut maka dapat dirumuskan bahwa
macam-macam kegiatan belajar mengajar itu terdiri dari: kegiatan mendengar,
melihat, kegiatan memecahkan masalah, aktifitas yang membentuk
kegiatan-kegiatan ketrampilan maupun kegiatan yang membentuk motorik kegiatan
mental. Sedangkan cara siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat
dilihat dari tiga cara yaitu klasikal, cara kelompok dan cara mandiri atau
individual. Dari berbagai jenis cara belajar mengajar tersebut penggunaannya
dapat divariasikan artinya kegiatan belajar tersebut digunakan berselang-seling
sehingga siswa tidak hanya mengetahui fakta yang disampaikan oleh guru saja
akan tetapi juga harus mengetahui cara atau prosedur dalam memperoleh fakta.
Hal ini biasa dicapai siswa dalam melaksanakan berbagai macam jenis kegiatan
belajar yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa pada materi yang
telah ditetapkan.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsentrasi Belajar
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses usaha untuk
memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta sikap. Perbuatan belajar merupakan
perbuatan yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
diinginkan. Untuk keberhasilan dalam belajar tergantung pada factor-faktor yang
mempengaruhinya, termasuk di dalamnya adalah factor konsentrasi. Berbicara
masalah konsentrasi tidaklah bias lepas dari minat dan perhatian, karena
konsentrasi itu terjadi karena adanya minat yang diikuti dengan perhatian.
Minat di sini sangat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa.
Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran matematika
ia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya kemudian,
karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itu yang memungkinkan
siswa tadi mencapai tahap konsentrasi dalam belajar.
Berikut ini penulis ringkaskan beberapa cara dan petunjuk
untuk mengembangkan kemampuan konsentrasi dalam belajar menurut The Liang Gie :
a.
setiap siswa hendaknya mempunyai
minat yang besar terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya, dalam hal ini
sikap membenci suatu mata pelajaran tidak ada manfaatnya. Yang terbaik adalah
mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata pelajaran.
b.
Sikap siswa bila mungkin hendaknya
mempunyai tempat belajar (ruang, meja dan kursi) yang khusus dipergunakan untuk
keperluan belajar.
c.
Meja belajar hendaklah bersih dari
segala benda yang tidak bersangkut paut dengan mata pelajaran yang sedang
dipelajarinya.
d. Bila disaat belajar tiba-tiba ada pikiran lain yang mengganggu
konsentrasi, maka lebih baik selesaikan dulu masalah tersebut.
e.
Siapkan alat tulis dan kertas untuk
menulis hal-hal yang dianggap penting.
f.
Untuk merangsang konsentrasi pada
tahap awal belajar bisa dilakukan dengan
membaca keras atau membaca cepat.
g.
Istirahat sebentar untuk mengatasi
kejenuhan, agar pikiran jernih, kemudian ganti bacaan yang materinya tidak
berlainan dengan materi yang dipelajari.
h.
Peliharalah kesehatan badan dan
usahakan agar badan selaluy dalam kondisi segar. [23]
Dari delapan cara untuk mengembangkan konsentrasi di atas
tidak semuanya harus terpenuhi. Karena banyak sekali siswa yang tanpa cara
tertentu asal menggunakan pikiran dan melihat buku atau dengan hanya mendengar
saja sudah dapat konsentrasi.
Di atas telah dipaparkan cara-cara untuk membangkitkan
konsentrasi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi
belajar cukuplah dengan mengetahui sebaliknya cara-cara tersebut. Faktor-faktor
yang menyebabkan kurangnya atau hilangnya konsentrasi tersebut adalah :
a.
Kurangnya minat terhadap pelajaran.
b.
Gangguan keadaan sekeliling.
c.
Urusan kecil yang tiba-tiba
mengganggu pikiran.
d. Kejemuhan karena kesenadaan pelajaran.
e.
Gangguan kesehatan. [24]
Menurut Drs. Abu Ahmadi, beliau menyatakan tentang faktor
intern yang mempengaruhi konsentrasi sebagai berikut :
a.
Faktor Jasmani, yaitu meliputi
faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b.
Faktor Psikologi, yaitu meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c.
Faktor Kelelahan. [25]
Berbagai faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar yang
telah penulis kutipkan dari buku The Liang Gie dan Drs. H. Abu Ahmadi diatas,
dapat dipahami bahwa belajar siswa yang tanpa disertai dengan adanya
konsentrasi, siswa tidak akan mampu melaksanakan belajar dengan baik dan
optimal. Dan untuk mengoptimalkan hasil belajar maka gunakanlah cara untuk
mengembangkan konsentrasi belajar yang telah penulis kutipkan di atas. Dengan
konsentrasi pada pelajaran maka siswa tersebut akan mudah memperoleh
pengetahuan baru yang menguntungkan pada dirinya sendiri. Sebagaimana pendapat
Drs. Slameto bahwa : “Konsentrasi pelajaran menyebabkan siswa memperoleh
pengalaman langsung mengamati sendiri, untuk menyusun dan menyimpulkan
pengetahuan itu sendiri.” [26]
C. Minat Untuk Melanjutkan Sekolah Dan
Konsentrasi Belajar
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka,
dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
(Gunarso, 1995 : 68).
Agar siswa memeperoleh hasil belajar yang
optimal maka harus ada usaha preventif dan adanya ide-ide baru agar tidak
terjadi kesulitan-kesulitan baru. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk
menimbulkan minat belajar pada siswa antara lain :
1.
Menimbulkan perasaan senang
Dengan perasaan
senang orang akan mengerjakan sesuatu dengan perasaan senang pula dan tanpa
adanya keterpaksaan.
2.
Adanya hasil yang tampak nyata dari usahanya
Bagi anak yang cerdas dengan hasil yang nyata akan lebih
bergairah melakukan pekerjaannya.
Pengertian konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap
sesuatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.
Pengertian belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Jadi, menurut penulis konsentrasi
belajar adalah proses pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan adanya
perubahan pada diri seseorang .
Cara-cara
untuk membangkitkan konsentrasi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
cukuplah dengan mengetahui sebaliknya cara-cara tersebut.
Faktor-faktor
yang menyebabkan kurangnya atau hilangnya konsentrasi tersebut adalah :
1.
Kurangnya minat terhadap pelajaran.
2.
Gangguan keadaan sekeliling.
3.
Urusan kecil yang tiba-tiba
mengganggu pikiran.
4.
Kejemuhan karena kesenadaan
pelajaran.
5.
Gangguan kesehatan
Menurut
Drs. Abu Ahmadi, beliau menyatakan tentang faktor intern yang mempengaruhi
konsentrasi sebagai berikut :
1.
Faktor Jasmani, yaitu meliputi
faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2.
Faktor Psikologi, yaitu meliputi
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3.
Faktor Kelelahan.
[1] Abdul Rahman SHlmeh dan Muhbih Abdul
wahab , Psikologi suatu pengantar , Prenada media , Jakarta , Hlm 263
[2] Drs. Muhibbin Syah, M. Ed., Psikologi
Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, Hlm 136
[4] W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Edisi III, Cet. I, Jakarta, 2003, Hlm. 279
[6] The Liang Gie, Kemajuan Studi
(Minat dan Motivasi), Pusat Kemajuan Studi (Center For Study Progress),
Yogyakarta, 1984, Hlm. 8-9
[8] Moh. Rosyid, M. Pd., Strategi
Pembelajaran Demokratis, Lembaga Penelitian dan Pengembangan, Agama dan
Sosial-Agama UPT UNNES Press, 2006, Hlm. 30
[11] Noto Wijoyo. R, Bimbingan Dan
Penyuluhan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, 1979. Hlm 68
[15] DR. Nana Sudjana, Cara Balajar
Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, t. t. Hlm.
5
[17] Soleh Abdul Azis Dan Abdul Azis
Majid, At-Tarbiyawat Turuqut Tadris I, Darul Ma'arif, Mekkah. Hlm. 169
[18] Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo
Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1991, Hlm. 121
[22] Drs. A. Tabrani Rusyan, dkk,
Pendekatan Proses Belajar Mengajar, Remaja Karya CV, Bandung.
1989 Hlm. 23
0 Response to "MINAT UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH DAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA"
Post a Comment