Metode Permainan dalam Proses Pembelajaran

Metode Permainan dalam Proses Pembelajaran

Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada kajian kali ini kita akan membahas tentang Metode Permainan dalam Proses Pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik melalui sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran guru sebagai sumber informasi atau sumber ilmu dimana dimana anak didik sebagai penerima informasi.
Menurut Gagne dan Briggs dalam buku Syaiful Bahri, pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar anak didik, yang berisi serangkaian perisrtiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar anak didik yang bersifat internal.[1]
Ada lima prinsip yang menjadi landasan pengertian pembelajaran di atas, yaitu: Pembelajaran sebagai usaha untuk mendapatkan perubahan, Hasil pembelajaran dalam bentuk perilaku secara keseluruhan, Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman karena dilaksanakan dalam lingkungan dan situasi yang nyata.[2]

Pengertian Metode Permainan
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Hal ini berarti metode yang digunakan untuk merealisasikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran hanya mungkin dapat di implementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Permainan merupakan sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Permainan juga diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai menang atau kalah.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode permainan adalah rangkaian sistem pembelajaran bermain dengan membentuk anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda. Metode permaianan mengutamakan kerja sama dalam menyelasaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Macam-macam metode permainan
a.    Permainan Artikulasi: Permainan artikulasi yaitu permainan yang membuat siswa menjadi aktif dan berani mengutarakan pendapatnya, permainan ini memberikan ketrampilan berbicara dan berani tampil menyampaikan apa yang dipelajarinya. Permainan ini dilakukan secara berkelompok, dalam satu kelompok mencatat catatan-catatan kecil sambil mendengarkan sedangkan pasangannya menceritakan kembali yang baru diterima guru.
b.    Permainan Mind Mapping: Permainan Mind Mapping sangat baik dilakukan untuk mengenal sampai sejauh mana pengetahuan siswa terhadap suatu materi atau pelajaran, dan juga sebagai alternatif jawaban dari hasil diskusi. Guru mengacak tiap kelompok untuk membaca hasil diskusi dan mencatat di papan tulis.
c.    permainan melempar bola salju: permainan ini mewajibkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang telah diberi kertas oleh guru kemudian dibentuk bola dan dilempar ketemannya secara halus.
d.   permainan kelompok bergerak: dalam permainan ini siswa dituntut untuk berani mengungkapkan pendapat dan pandangannya dalam menganalisis suatu materi yang diajarkan.[3]
Dari berbagai macam permainan yang bervariasi tersebut, peneliti mengunakan salah satu permainan dalam pembelajaran yaitu permainan kelompok bergerak. Sebagai upaya mendorong siswa untuk berfikir kritis, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam pemahaman materi pelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Secara umum media pembelajaran merupakan segala alat pengajaran yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.[4]
Media merupakan bentuk penyampaian pesan dengan menggunakan alat maupun tanpa alat. Media pengajaran dapat mengatasi ruang, waktu dan daya indra misalnya realita, gambar, film, foto, video, maupun VCD.
Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Rowntree dalam buku Hujair, mengelompokkan media pembelajaran sebagai berikut;
a.    Media interaksi insani: komunikasi langsung antara dua orang guru dan peserta didik atau lebih.
b.    Media realita: realita merupakan perangsang yang nyata, dalam realita orng itu hanya sebagai objek pengamatan atau lebih.
c.    Pictorial: media ini hanya disajikan dalam berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata ataupun simbol bergerak atau tidak bergerak, dibuat di atas kertas, film, kaset, disket dan media lainnya.
d.   Simbol tertulis: media penyajian informasi yang paling umum, macam bentuknya, seperti buku teks, buku paket, paket program belajar, modul dan majalah, penulisan simbol-simbol tertulis dilengkapi dengan factorial, seperti gambar, grafik, bagan dan bentuk lainnya.[5]
Dalam pengelompokkan media di atas peneliti menggunakan sistem pictorial. Karena, selain mudah untuk dipahami oleh siswa dalam keterkaitan belajar berlangsung. Media pictorial (gambar) sebagai dasar peta konsep dalam mengenal materi pelajaran IPA.
Permainan adalah sebuah aktifitas dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolah raga ringan. Permainan merupakan sebuah langkah kreatif dari aktifitas rekreasi yang dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai pembelajaran. Biasanya di bawah pengawasan seorang instruktur dan terprogram. Permainan merupakan simulasi yang dapat mengungkap kepribadian, memediasi anak, memotivasi serta menumbuhkan jiwa sosial dalam diri anak.[6]
Permainan kelompok bergerak yaitu pada saat pembelajaran berlangsung setiap kelompok memberikan kontribusinya dalam melakukan penyampaian dan memberikan pendapat atau pemikiran dalam materi secara langsung dari kelompok ke kelompok lain serta melibatkan media gambar dalam pengarahan materi yang telah ditentukan.
Langkah-Langkah Permainan Kelompok Bergerak Dengan Media Gambar
Sebelum diterapkan metode permainan peneliti melakukan kegiatan pengenalan media gambar melalui media cetak dan menjelaskan dan memberikan tugas kepada siswa, kemudian guru membagi kelompok kepada peserta didik untuk persiapan pertemuan berikutnya.
Berikut langkah-langkah dalam permainan kelompok bergerak.
a.    Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang dikerjakan.
b.    Siswa berikutnya juga memberikan kontribusinya
c.    Demikian seterusnya, sehingga semuanya mendapatkan giliran. Dalam hal ini, giliran pembicara atau kelompok bisa dilaksanakan searah dengan perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan.
d.   Setelah selesai, guru mengulasnya bersama siswa tentang pelajaran yang telah di bahas tersebut.
e.    Penutup, guru memberikan ulasan tentang materi pelajaran.[7]
Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat. Menurut Mcdonald motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.[8]
Motivasi merupakan dorongan yang terdapat pada diri sesorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.[9]
Dalam motivasi tidak lepas dengan adanya sifat-sifat pada diri seseorang. Hal ini juga berpengaruh pada diri siswa untuk memberi dukungan dan dorongan terhadap tingkah laku siswa dengan bantuan luar. Untuk mengetahui bagaimana langkah meningkatkan motivasi pada siswa, peneliti melakukan tindakan motivasi secara ekstrinsik yaitu dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya.[10]
Sebagai contoh siswa anak kelas IV MI/SD anak diberi pengarahan oleh guru yang telah memberikan informasi pembelajaran secara menarik. Hal ini dapat dikatakan bahwa peningkatan siswa pada pengaruh motivasi siswa adalah dengn cara; guru memberikan perubahan tingkat pola penyampaian materi dengan berbagai variasi, guru dapat menegenali minat siswa-siswa, menciptkan aktifitas yang positif yang melibatkan siswa-siswa.
Proses belajar adalah suatu aktivitas diri yang melibatkan aspek-aspek sosio psiko fisik dalam upaya menuju tercapainya tujuan belajar, yakni terjadinya perubahan tingkah laku. Persoalan mengenai proses belajar inilah yang sebenarnya merupakan inti pokok dalam psikologi belajar.[11]
Tinggi rendahnya motivasi belajar individu dapat dilihat dari intensitas dan arah serta keajegan belajar yang dilakukannya, maka semakin tinggi pula motivasinya untuk belajar. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa motivasi belajar mempunyai tiga aspek, yaitu:
a.    Mendorong atau adanya dorongan dalam belajar siswa terlibat aktif agar tercipta suasana dalam pembelajaran yang menyenangkan, yaitu mendorong agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.[12]
b.    Adanya reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru sehingga proses interaksi antara guru dalam proses belajar dapat terjadi karena guru memberikan stimulus pada siswa dan siswa menunjukkan reaksi terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.[13]
c.    Membangkitkan semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa, pentingnya siswa diperhatikan  bahwa mengajak dan menjaga agar siswa tetap belajar adalah tugas guru, dalam rangka menjaga semangat belajar.
Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik, dapat dikenali dari ciri-ciri (indikator) yaitu meliputi: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah orang dewasa, senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya, mengejar tujuan-tujuan jangka panjang, senang mencari dan memecahkan masalah, dan lain-lain.[14]
Fungsi Motivasi Siswa
Dalam pendidikan guru juga merupakan sebagai pengarah dan sebagai informasi pengetahuan untuk peserta didik, dengan  penyampaian-penyampaian materi dari berbagai macam metode untuk mengelola linngkungan belajar.
Fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, antara lain sebagai berikut:
a.         Fungsi penggerak dalam motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain;
1)        Metode penemuan, dimaksudkan agar siswa memberi stimulan terhadap stimulan terhadap dirinya sendiri sehingga dapat melakukan fungsi penggerak motivasinya.
2)        Motivasi kompeten yakni menggerakkan tindakan-tindakan, seperti menyelidiki, memperhatikan, berbicara, penalaran dan memanipulasi.
3)        Belajar terprogram, kelompok belajar secara terbimbing berisi serangkaian pertanyaan dan jawaban. Disusun secara bertahap sampai pada penyelesaian masalah.
4)        Produser Brainstroming, produser ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi ide-ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik.
Fungsi harapan yaitu merumuskan tujuan sebagai upaya mendorong siswa untuk mencapai keinginan, tujuan instruksional perubahan-perubahan harapan pada siswa dalam pembelajaran berlangsung, tingkat aspirasi sebagai pembangkit siswa[15]

Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar disekolah, antara lain; memberi angka sebagai symbol dalam belajar, hadiah, saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi siswa untuk mendorong belajar siswa, ego-involvement menumbuhkan rasa kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan yang keras sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting, memberi ulangan, dan lain-lain.[16]
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris science. Namun dalam perkembangannya, science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saja.
Adapun wahyana mengatakan bahwa IPA adalah suatu pengumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.[17]
Fungsi dan Tujuan IPA
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi menurut Depdiknas dalam buku Trianto adalah sebagai berikut:
a.    Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b.    Mengembangkan ketrampilan, sikap dan nilai Ilmiah.
c.    Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi.[18]



[1]Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta,
  2010), 324.
[2]Ibid., 324.
[3]Sholeh Hamid, Metode Edutainment (Jogjakarta: Penerbit DIVA Press, 2014), 217-233.
[4]Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran
  (Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka, 2013), 156.
[5]Nanang Hanafiah & Cucu Suhana, Konsep Strategi pembelajarani (Bandung: PT. Kaukaba
  Dipantara, 2013), 61.
[6]Winkanda Santria Putra, 99 Permainan Edukatif (Jogjakarta: Kata Hati, 2013), 7.
[7]Ibid., 233-234.
[8]Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), 173.
[9]Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 3.
[10]Dimyati & Mudjiono, Belajar & Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), 91.
[11]Cholil dan Sugeng Kurniawan, Psikologi Pendidikan (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,
   2011, 28.
[12]Khanifatul, Pembelajaran Inovatif (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2013), 40
[13]http://www.eurekapendidikan.com diakses pada 11 April 2016.
[14]Hamzah dan Nurdin Muhammad, Belajar dengan Pendekatan Paikem (Jakarta: Pt.Bumi Aksara,
   2011), 253-290.
[15]Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), 292-293.
[16]Ayu Zumaroh Khasanah, Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Underachiever Melalui Layanan
 Bimbingan Kelompok Pada Siswa SD Negeri Pekunden Semarang (Skripsi, Universitas Negeri
 Semarang Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Dan Konseling, 2013), 25-27.
[17]Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 136.
[18]Ibid., 138.

0 Response to "Metode Permainan dalam Proses Pembelajaran"

Post a Comment