Analisis Metode Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Warta Madrasah - sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Analisis Metode Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di MA Matholi'ul Huda Pucakwangi. Istilah metode pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu
metode dan pembelajaran. Metode berarti cara atau jalan yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan dan pembelajaran adalah proses membimbing aktivitas dan
pengalaman anak serta membantu anak untuk berkembang dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Untuk dapat menggunakan metode pembelajaran dengan baik,
guru dituntut untuk memilih metode dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
menunjang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Tujuan
Yang dimaksud dengan tujuan yang ingin dicapai adalah
tujuan pengajaran, tujuan yang menggambarkan tentang perubahan tingkah laku
yang diharapkan dapat dimiliki, karena itu tujuan harus merupakan suatu rumusan
yang bersifat sempit dan spesifik serta harus diperhatikan tiga unsur yang
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan yang ingin dicapai
oleh MA Matholi’ul Huda Pucakwangi adalah membentuk pribadi yang berbudi luhur,
berpengetahuan luas, berbadan sehat, berpikiran bebas dan berhidmat pada
masyarakat menuju mardhotillah. Khusus untuk bahasa inggris, tujuan yang ingin
dicapai oleh MA Matholi’ul Huda Pucakwangi adalah siswa mampu menggunakan
bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Hal ini juga sesuai
dengan tujuan umum yang ingin dicapai yaitu berpengetahuan luas. Pengetahuan
luas sangat didukung oleh bahasa komunikasi. Pergaulan bangsa dengan
bangsa-bangsa dunia membuat kebutuhan kita terhadap penguasaan bahasa asing
merupakan hal mutlak yang wajib dimiliki. Bahasa inggris merupakan bahasa resmi
internasional. Orang yang menguasai bahasa international setidaknya akan lebih
mudah mengakses pengetahuan dari lingkungan internasional, sehingga
pengetahuannya akan lebih luas daripada orang yang hanya menguasai bahasa
lokal. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini oleh di MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi sangatlah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai sebagaimana
tersebut di atas. Metode pembelajaran yang diterapkan berupa direct method,
practice method, role playing, dan sebagainya sangat memungkinkan untuk
menciptakan santri yang lancar dalam menggunakan bahasa Inggris.
2.
Faktor
siswa
Siswa/santri sebagai subjek ajar sangat penting dalam
proses belajar mengajar, setiap siswa mempunyai keragaman masing-masing. Hal
ini harus diperhatikan dalam faktor siswa diantaranya usia, latar belakang,
kemampuan dan motivasi, hal tersebut perlu diperhatikan pemilihan metode
mengajar. Di samping itu jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
juga sangat besar pengaruhnya terhadap pemilihan metode mengajar. Usia siswa
yang mondok di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi adalah mulai dari usia 12 tahun-
18 tahun atau terdiri dari siswa SMP dan SMA. Dilihat dari usianya, practice
method merupakan sebuah metode ynag paling tepat karena hal ini akan
memberikan kepada siswa bukan hanya sekedar memahami tetapi siswa juga akan
mempunyai kesan mendalam dan terekam dalam pikirannya karena punya pengalaman
mempraktekkannya dalam sebuah komunitas santri yang dapat diibaratkan sebagai
kumpulan masyarakat. Usia SMP merupakan usia dimana ingatan orang terhadap
pengalamannya akan terekam lama, meskipun tidak selama ingatan anak usia SD.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Spock, ditemukan fakta bahwa:
a.
Usia 0-12
tahun adalah usia perkembangan otak anak yang penting, bahkan mencapai 80%
b.
Usia 0-12
tahun adalah merupakan masa penentu kepribabadian anak.
c.
60-90%
potensi kreatif terdapat dan digunakan optimal pada usia 0-12 tahun.
d.
Usia 0-12
tahun perlu secara intensif dirangsang otaknya, baik otak kiri maupun otak
kanannya.
e.
Usia anak
merupakan usia dimana curiosity ( keingintahuan) anak-anak itu tinggi.
Metode pembelajaran yang diterapkan juga memungkinkan
menghilangkan kesanjangan komunikasi antar siswa. Hal ini mengingat latar
belakang santri yang mempunyai latar belaknag bahasa yang beragam karena
berasal dari daerah-daerah yang berbeda. Perbedaan latar belakang ekonomi juga
tidak nampak karena metode pembelajaran yang membebani siswa dengan tugas yang
sama dan kewajiban yang sama. Perbedaan latar belakang budaya juga tidak
menjadi penghalang untuk penerapan metode pembelajaran bahasa inggris.
Kemampuan siswa
yang beragam berupa kecerdasan, daya tangkap, dan daya ingat terhadap pelajaran
merupakan sesuatu yang menguntungkan bagi proses pembelajaran bahasa inggris.
Hal ini dikarenakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi akan secara otomatis
membantu siswa lain yang mempunyai kemampuan lebih rendah sehingga up
grading kemampuan siswa akan meningkat. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi akan ter-up grade ilmunya karena punya ilmu tentang bagaimana
cara menyampaikan ke orang lain, bagi siswa yang punya kemampuan rendah juga
akan sangat terbantu untuk lebih bisa memahami bahasa inggris. Berkaitan dengan
kesuaian dengan kesesuaian antara motode pembelajaran dengan motivasi siswa,
ternyata siswa yang berada di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi mempunyai motivasi
yang beragam pula. Ada yang motivasi mereka untuk masuk ke MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi karena didorong oleh keinginan sendiri ada juga yang masuk karena
diarahkan oleh orang tua. Bagi mereka yang masuk karena motivasi sendiri,
kebanyakan masuk karena ingin mendalami pengetahuan agama dan punya nilai plus
dengan menguasai bahasa asing yaitu bahasa Arab dan Inggris.
Mereka yakin
dengan metode pembelajaran bahasa inggris yang diterapkan maka mereka akan
mempunyai kemampuan bahasa inggris yang handal sehingga ketika lulus nantinya
mereka akan punya modal lebih banyak dari pada mereka yang mengenyam pendidikan
di sekolah umum ataupun di Pesantren yang masih tradisional. Dengan kata lain,
metode pembelajaran yang diterapkan di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi, sangat sesuai
dengan motivasi siswa.
Namun demikian bagi siswa yang masuk ke MA Matholi’ul
Huda Pucakwangi karena diarahkan oleh orang tua atau bahkan dipaksa oleh orang
tuanya maka metode pembelajaran yang seperti ini akan menjadi beban bagi siswa
tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey, penulis
mendapatkan laporan dari pihak pesantren tentang siswa yang keluar sebelum
menamatkan studinya di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi.
Menurut penuturan
pihak sekolah, jumlah siswa yang masuk itu sejumlah 350 orang tetapi saat ini
tersisa tinggal 200an orang. Hal ini disebabkan karena siswa merasa mendapat
beban yang berlebih sehingga memilih untuk keluar. Angka di atas menunjukkan
bahwa metode pembelajaran bahasa inggris yang diterapkan sangat sesuai jika
siswa mempunyai motivasi tinggi untuk dapat menguasai bahasa inggris, akan
tetapi bagi yang tidak motivasinya rendah atau bahkan karena dipaksa oleh orang
tua maka metode pembelajaran yang dilakukan yaitu practice method, direct
method serta role playing akan membuat mereka sangat terbebani dan
menjadi tidak betah.
3.
Faktor
guru
Di dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas
mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar guru harus dapat menetapkan
suatu cara untuk untuk dapat menggunakan berbagai metode yang baik secara
bervariasi dengan berpedoman pada tujuan yang akan dicapainya. Setiap metode
mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan. Untuk menghasilkan metode yang
efektif maka seorang guru harus dapat memahami dan mengerti kebaikan dan
kelemahan dari masing-masing metode tersebut sehingga dapat menunjang
tercapainya proses belajar mengajar yang efektif.
Berkaitan dengan tenaga pengajar yang berkelayakan
(qualified) ada 6 syarat yang harus dipenuhi bagi tenaga pengajar untuk dapat
dinyatakan berkelayakan (qualified). Syarat-syarat itu adalah :
a.
Telah
mempunyai dasar pengetahuan pendidikan dan ilmu jiwa disamping pengalaman
mengajar.
b.
Mengetahui
bahasa Inggris dengan baik serta metode mengajarkannya,
c.
Mencintai
profesinya sebagai pengajar, mencintai bahasa Inggris dan dapat menanamkan pada
murid rasa cinta pada bahasa Inggris.
d.
Penuh
vitalitas dan terbuka menghadapi murid, sehingga tidak kaku dan menjemukan,
disamping dia dapat memikat untuk diperhatikan dan dicintai murid.
e.
Dapat
mengemukakan ciri-ciri khas bahasa perantara (bahasa murid),
persamaan-persamaannya dengan bahasa Inggris dan dapat mengetahui
kesulitan-kesulitan pengucapan (proununciation) pada masing-masing bahasa,
karena mengetahui dasar ilmu fonetik empiris.
f.
Mengenal
negeri-negeri (inggris) dari segi kebudayaan, sosial dan politik serta
ekonominya.
Semua syarat tersebut diatas menerangkan apa yang harus
diketahui oleh seorang calon pengajar yang berkelayakan, seperti mengetahui
bahasa Inggris dengan baik, tahu ilmu jiwa dan lain sebagainya. Hampir sama
dengan pendapat itu Perhimpunan Bahasa modern Amerika ( Modern Language
Assosiation of America atau disingkat MLA ), berpendapat bahwa seorang pengajar
yang berkelayakan haruslah menguasai bahasa yang akan diajarkan itu dengan
cermat, baik pemahaman percakapan (aural understanding), percakapan (speaking),
bacaan (reading), dan tulisan (writing), serta mengetahui analisa bahasa yang
akan diajarkan dan metode pengajaran bahasa.
Para pengajar yang ada di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi
terdiri dari tamatan KMI Pondok Gontor Modern, Pondok Modern Gontor Putra,
Mantingan, Almawaddah, Darul Mujahadah, Assalam dan alumni berbagai perguruan
tinggi. Bila dilihat dari latar belakangnya yang rata-rata lulusan pesantren
maka pengetahuan mereka terhadap kondisi kejiwaan atau kondisi psikologis
santri sudah tidak diragukan lagi. Mereka juga mempunyai pengalaman bagaimana
cara mengajarkan bahasa inggris yang efektif kepada santri, hal ini karena
mereka juga mempunyai pengalaman sewaktu menjadi santri dulu.
Pengalaman mereka menggunakan metode mengajar bukan dari
teori saja melainkan dari praktek. Dari praktek tersebut, pengajar akan punya
wawasan luas lagi tentang metodologi pengajaran, hal ini dikarenakan guru
tersebut sudah mempunyai bekal dari evaluasi pengajaran yang sudah
dilaksanakan.
4.
Faktor
dana dan fasilitas yang tersedia
Di dalam menggunakan metode pengajaran tertentu
seringkali masalah dana dan fasilitas merupakan yang menjadikan penentu.
Penggunaannya menyulitkan karena dana tidak tersedia, misalnya suatu metoda
tidak dapat digunakan karena kekurangan dana. Termasuk faktor ini antara lain
adalah alat peraga, alat-alat praktek, perpustakaan serta biaya.
Fasilitas yang terdapat pada MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi dalam menunjang pembelajaran bahasa inggris yaitu laboratorium
bahasa, serta sound system dalam ruangan pondok yang dapat didengarkan
oleh seluruh santri. Berdasarkan hasil pengamatan, fasilitas yang tersedia
tergolong cukup memfasilitasi metode pembelajaran practice method dan direct
method. Sound system misalnya, dengan memperdengarkan lagu-lagu dalam
bahasa Inggris, serta pemberian materi dalam bahasa Inggris, memberikan sebuah
pengalaman menyenangkan bagi siswa karena bagi mereka, dengan mendengarkan lagu
santri akan lebih rileks, suasana pun akan lebih ceria, santri akan lebih bisa
ingat dengan kosa kata dalam bahasa inggris karena dikenalkan dalam bentuk
lagu. Sound system digunakan untuk materi yang sifatnya tidak mengenal jenjang,
seperti lagu yang memang diperdengarkan untuk semua siswa.
Laboratorium bahasa juga sangat bermanfaat untuk mengajar
bahasa inggris, dalam hal ini laboratorium bahasa digunakan untuk pengajaran
bahasa berdasarkan kelas. Dalam satu laboratorium bahasa hanya bisa digunakan
untuk 1 kelas. Dalam hal ini laboratorium digunakan
5.
Faktor
sifat dan materi yang hendak disampaikan
Isi proses belajar mengajar akan tercermin dalam bahan
yang dipelajari oleh siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap metode mengajar
yang akan dipilih, karena dengan mengetahui sifat materi pelajaran terlebih
dahulu akan memungkinkan ketepatan dalam menggunakan metode. Materi pelajaran
bahasa inggris yang diberikan di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi disesuaikan
dengan kurikulum diknas, akan tetapi karena di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi
bahasa inggris dijadikan sebagi bahasa komunikasi maka pengulangan pelajaran
dalam bentuk writing, listening, reading, dan speaking lebih banyak dari pada
di tempat lain sehingga kompetensi siswa daru ulil albab dalam menggunakan
bahasa inggris lebih tinggi daripada di tempat lain.
6.
Faktor
waktu yang tersedia bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Hambatan yang sering dialami adalah faktor waktu karena
seringkali seorang guru tidak dapat mengendalikan waktu sehingga terjadi bahan
pelajaran cepat selesai atau sebaliknya. Hal ini membawa pengaruh terhadap
proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam pemilihan metode mengajar,
faktor waktu harus diperhatikan. Agar faktor waktu dapat diatur sebaik mungkin
diperlukan pengendalian waktu yaitu menyusun jadwal dan alokasi waktu dengan
menentukan berapa lama suatu materi dapat dikuasai siswa.
Di MA Matholi’ul Huda Pucakwangi waktu yang diperlukan
untuk Tingkat Dasar adalah sebanyak 300 jam dengan penguasaan kosa kata dari nol
sampai 1500 kata. Untuk Tingkat Menengah juga 300 jam, dengan pengusaan kosa
kata mulai dari 1500 sampai kurang lebih 3000 kata. Dengan catatan bahwa 240
jam digunakan untuk pelajaran dikelas, dan 60 jam lagi digunakan untuk
latihan-latihan dengan mempergunakan audio-visual aids. Metode Audio
Lingual ditekankan penggunaanya karena metode ini penting untuk seorang
yang belajar bahasa akan lebih baik apabila dia mencoba mengucapkan (speak)
bahasa itu, daripada seseorang yang hanya sekedar ingin untuk mengerti bahasa
itu.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Bahasa Inggris di MA
Matholi’ul Huda Pucakwangi.
Metode yang dipakai oleh MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah Practice Method
(metode praktek), dan Direct Method (metode langsung), mengapa dipilih
dua metode ini dari berbagai macam metode pembelajaran yang ada, karena dua
metode ini sangat efektif dimana keduanya menitik beratkan pada praktek
langsung, jadi santri dituntut langsung untuk berbahasa tanpa harus belajar teorinya
lebih dahulu, baik dari segi fonetis atau strukturil, semakin sering santri
mempraktekkan vocab yang dia punya maka akan semakin lancar pula
berbahasa Inggrisnya. Kedua Metode tersebut memang dapat dikatakan berhasil
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi berbicara dalam bahasa Inggris.
1.
Kelebihan dari metode pembelajaran yang digunakan di MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi ini adalah:
a.
Santri secara intensif menggunakan bahasa Inggris, sehingga memungkinkan
penguasaan bahasa inggris siswa lebih baik.
b.
Santri selalu terpantau dalam menggunakan bahasa inggris sehingga kualitas
kemampuan berbahasanya selalu meningkat.
c.
Santri lebih banyak praktek daripada teori sehingga kemampuan santri untuk
menganalisis bahasa yang digunakan dari segi grammar lebih mudah.
2.
Kekurangan dari metode pembelajaran yang digunakan di MA Matholi’ul Huda
Pucakwangi ini adalah:
a.
Bahwa
faktor kesulitan dalam kesulitan pengucapan dan pemahaman kata-kata dalam
bahasa Inggris merupakan faktor penghambat yang cukup mendominasi dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan kedua metode tersebut.
b.
Bahwa
faktor kurangnya minat dan motivasi dalam pembelajaran bahasa Inggris,
terkadang menjadi faktor yang cukup menghambat jalannya proses pembelajaran.
c.
Faktor
suasana dan fasilitas yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran.
d.
faktor
cara penyampaian dan penyajian pembelajaran yang kurang baik dan kurang
menarik.
Melengkapi faktor-faktor di atas dapat diberikan jalan
keluar dengan mengondisikannya dalam metode
praktek dan metode langsung dengan cara topik-topik yang menggugat minat siswa,
kesulitan santri dalam pengucapan adalah hal yang lumrah dalam mempelajari
bahasa Inggris, hal ini dapat diatasi dengan latihan intensif.
0 Response to "Analisis Metode Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris"
Post a Comment