Warta madrasah – Sahabat warta madrasah sebagai bentuk partisipasi kami dalam menyukseskan Akreditasi Madrasah berikut kami berikan contoh Perangkat Pembelajaran Tematik 2 MI Kelas 1 – 3
Anak
yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.Masa usia dini ini merupakan
masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat
penting bagi kehidupan
seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang
dimiliki anak perlu didorong
sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik
perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhanfisiknya telah mencapai
kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dankeseimbangannya. Mereka telah
dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapatmengendarai sepeda roda dua,
dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasitangan dan mata untuk dapat
memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu,perkembangan sosial anak yang
berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telahdapat menunjukkan keakuannya
tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi denganteman sebaya, mempunyai
sahabat, telahmampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan
emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikanreaksi terhadap orang lain,
telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah denganorang tua dan telah mulai
belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangankecerdasannya anak usia kelas
awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalammelakukan seriasi,
mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,meningkatnya perbendaharaan
kata, senang berbicara, memahami sebab akibat danberkembangnya pemahaman
terhadap ruang dan waktu.
Piaget
(1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif).Menurutnya, setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistemkonsep yang ada dalam pikiran
sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalamlingkungannya. Pemahaman
tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi(menghubungkan objek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi(proses memanfaatkan
konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Keduaproses tersebut jika
berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama danpengetahuan baru menjadi
seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapatmembangun pengetahuan melalui
interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal
tersebut, maka perilaku belajar
anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya.
Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks
interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada
pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku
belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari
satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan
memandang unsur-unsur secara
serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir
operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4)
Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana,dan mempergunakan hubungan
sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas,
dan berat.
Memperhatikan tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga
ciri, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit
mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami,
sehingga lebih nyata, lebih
faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Integratif
Pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak
yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada
tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai
dari hal-hal yang sederhana ke
hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan
mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi
.
C. Belajar dan Pembelajaran
Bermakna
Belajar
pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran
pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan
anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika
dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi anak.
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam
diri individu sesuai dengan perkembangannya dan
lingkungannya.
Belajar
bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil
dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek,
konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan
di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep
atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep
untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar
bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang
telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut
dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Dengan
kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan
mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
Demikian pembahasan tentang Perangkat Pembelajaran Tematik 2 MI Kelas 1 – 3 Semoga bermanfaat.
Silahkan Donwload Perangkat Pembelajaran Tematik 2 MI Kelas 1 – 3 di bawah ini
0 Response to "Perangkat Pembelajaran Tematik 2 MI Kelas 1 – 3"
Post a Comment