Apa itu Peminat?
Warta Madrasah - Sahabat warta madrasah pada kesempatan ini kita akan mengkaji tentang Apa itu Peminat?.
Peminat adalah orang yang menaruh minat
pada sesuatu.[1] Minat beli dapat diartikan
sebagai suatu sikap senang terhadap objek yang membuat individu berusaha untuk
mendapatkan objek tersebut dengan cara membayar dengan uang atau dengan
pengorbanan.
Dalam membeli produk atau jasa selalu
menginginkan untuk mendapatkan produk/jasa yang baik dan berkualitas. Selama
ini persepsi konsumen terhadap kualitas produk masih diwarnai keraguan, ini
disebabkan karena konsumen hanya mendapatkan informasi dari produsen atau
pemasar. Seseorang yang telah melihat dan mendengar kualitas suatu produk tentu telah mempunyai sikap dan keyakinan
terhadap suatu produk. Berikut ini langkah-langkah proses keputusan konsumen
sebagai berikut:
1. Pengenalan
kebutuhan
Konsumen mempersepsikan perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
2. Pencarian
informasi
Konsumen mencari informasi yang
disimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang
relevan dengan keputusan dari lingkungan (pencarian eksternal).
3. Evaluasi
alternatif
Konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan
dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang
dipilih.
4. Pembelian
Konsumen memperoleh alternatif yang
dipilih atau pengganti yang dapat
diterima bila perlu.
5. Hasil
Konsumen mengevaluasi apakah alternatif
yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.[2]
Jadi
peminat simpanan pelajar dapat diartikan sebagai orang yang menaruh minat pada
produk simpanan pelajar. Dalam membeli produk tersebut seseorang menginginkan
untuk mendapatkan produk yang baik dan berkualitas. Dalam proses pengambilan
keputusan untuk menggunakan produk simpanan pelajar seorang nasabah akan
melalui beberapa tahap seperti pengenalan kebutuhan, pencarian informmasi,
evaluasi alternatif, hingga sampai pada tahap pembelian.
b. Faktor yang mempengaruhi Perilaku
Pembelian
1. Faktor
Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang
paling luas dan memdalam terhadap perilaku konsumen. Faktor ini terdiri dari
kultur, subkultur dan kelas sosial pembeli.
a. Kultur
(kebudayaan) adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku
seseorang. Anak memperoleh serangkaian nilai (values), persepsi, preferensi dan
perilaku melalui keluarganya dan institusi-institusi utama lainnya.
b. Subkultur
mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak subkultur
membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar kerapkali merancang produk
dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
c. Kelas
sosial merupakan divisi atau kelompok yang relatif homogen dan tetap dalam
suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarkis dan anggota-anggotanya
memiliki nilai, minat, dan perilaku yang mirip.
2. Faktor
Sosial
Perilaku seorang konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan (kelompok
referensi), keluarga, serta peran, dan status sosial.
a. Kelompok
acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
(tatp muka) atau pengaruh tidak langsung terhadp sikap atau perilaku seseorang.
Sebagian merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang mana orang
tersebut secara terus menerus berinteraksi dengan mereka. Kelompok primer
cenderung bersifat informal. Seseorang juga termasuk dalam kelompok sekunder,
seperti kelompok religius, kelompok
[rofesi, dan kelompok asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih bersifat
formal dan mempunyai interaksi ynag tidak begitu rutin.
b. Keluarga
merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita bisa membedakan
dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua seseorang. Dari
orang tua, seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi
serta pemahaman atas ambisi peribadi, penghargaan pribadi dan cinta. Pengaruh
yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga
prokresai (family of procreation)
seseorang, yakni pasangan hidup
(suami/istri) dan anak-anaknya. Keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang palin penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara
ekstensif.
c. Peran
dan status menentukan posisi seseorang dalam setiap kelompok. Setiap peran
membawa suatu status seorang ahli bedah mempunyai status yang lebih tinggi
daripada seorang manajer penjualan, dan seorang manajer penjualan memiliki
status yang lebih tinggi daripada seorang pegawai krikeal. Orang akan memilih
produk yang mengkomunikasikan peran dan status mereka dalam masyarakat.
3. Faktor
Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu usia pembeli dan tahap siiklus
hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
diri pembeli.
a. Usia
dan tahap siklus hidup: orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Konsumsi oleh tahap-tahap
dalam siklus hidaup keluarganya. Para pemasar sering memilih kelompok siklus
hidup sebagai pasar sasaran mereka.
b. Pekerjaan:
pekerjaan seesorang juga mempengaruhi
pola konsumsinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan
yang mempunyai minat lebih dari rata-rata produk dan jasa mereka.
c. Kondisi
ekonomi: pilihan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi seseorang. Kondisi keonomi meliputi
pendapatan yang bisa dibelanjakan (tingkat pendapatan, stabilitas, dan pla
waktunya), tabungan dan kekayaan (termasuk persentase yang likuid) utang,
kemampuan utnuk meminjam, dan sikap terhadap belanja versus menabung.
d. Gaya
hidup: orang-orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin mempunyai gaya hidup
yang berbeda. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian-konsep diri
(atau citra diri/ self image)
seseorang.
4. Faktor
Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi
pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan (learning) serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi:
seseorang memiliki banyak kebutuhan pada setiap waktu tertentu. Sebagian
kebutuhan bersifat biogenik. Kebutuhan yang demikian berasal dari keadaan
psikologis berkaitan ddengan tensi/ketegangan seperti rasa lapar, haus, tidak
senang kebutuhan yang lain bersifat psikogenik. Sebagian besar kebutuhan
psikogenik tidak cukup kuat untuk memotivasi orang tersebut untuk bertindak
secara langsung. Suatu kebutuhan menjadi motif bila telah mencapai tingkat
intensitas yang memadai.
b. Persepsi:
seseorang yang termotivasi akan siap bertindak. Bagaimana orang yang
termotivasi tersebut akan benar-benar bertindak dipengaruhi persepsinya
menganai situasi tertentu. Orang bisa memiliki persepsi berbeda terhadap objuek
yang sama karena adanya tiga proses perpetual, yaitu perhatian selektif (selective attention), distorsi selektif
(selective distortion) dan ingatan
selektif (selektive retention).
c. Keyakinan
dan sikap: melalui bertindak dan belajar, orang-orang memperoleh keyakinan dan
sikap. Kedua faktor ini kemudian memengaruhi perilaku pembelian mereka.[3]
Dalam proses pembelian seorang peminat
simpanan pelajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor budaya,
faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Dari keempat faktor tersebut
semuanya saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.
c. Proses Pembelian Konsumen
Jika konsumen telah memutuskan beberapa
alternatif yang akan dipilih dan mungkin penggantinya jika diperlukan, maka ia
akan memutuskan untuk melakukan pembelian. Pembelian disini terdiri dari
keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah jadi membeli atau tidak,
kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayarnya.
Pembelian produk atau jasa yang
dilakukan oleh konsumen biasanya digolongkan ke dalam tiga macam menurut Engel, Blackwell and Minard
sebagai berikut:
1. Pembelian
yang terencana sepenuhnya
Pembelian terencana adalah pembelian
dimana konsumen telah mempersiapkan menentukkan pilihan produk dan merek jauh
sebelum pembelian dilakukan. Dalam pembelian terencana konsumen tahu betul
tentang merek dan dampak setelah dia melakukan pembelian.
2. Pembelian
separuh terencana
Pembelian separuh terencana adalah
pembelian yang telah direncanakan sebelumnya tetapi belum mengetahui merek
produk. Pembelian baru dilakukan konsumen secara tiba-tiba setelah dia melihat
keunggulan suatu merek produk tanpa dia ketahui sebelumnya.
3. Pembelian
yang tidak terencana
Pembelian yang tidak terencana adalah
pembelian yang sama sekali tidak direncanakan sebelumnya. Hal ini terjadi
karena konsumen belum sepenuhnya memahami kebutuhan akan suatu produk dan belum
mendapatkan informasi yang jelas tentang merek suatu produk dan belum
mendapatkan infornasi yang jelas tentang merek suatu produk barang.[4]
Berdasarkan penggolongan diatas,
sebagian besar pengambilan keputusan konsumen mengenai penggunaan produk
simpanan pelajar termasuk dalam pembelian separuh terencana dan pembelian yang
tidak terencana. Karena sebagian calon nasabah
telah merencanakan sebelumnya dan sebagian sama sekali tidak
merencanakan. Hal ini disebabkan karena mereka belum memahami kebutuhan akan
suatu simpanan khususnya simpanan pelajar dan mereka belum mendapatkan
informasi yang jelas tentang simpanan pelajar tersebut.
2. Simpanan Pelajar
Jenis-jenis usaha BMT dimodifikasi dari produk perbankan Islam. Oleh
karena itu usaha BMT dapat dibagi ke dalam dua bagian utama, yaitu memobilisasi
simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan.[5]
Jenis-jenis usaha BMT ditujukan untuk memoblisasi dan investasi tabungan untuk
pembangunan perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua
pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting karena Islam secara tegas
mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara
produktif dalam rangka mencapai tujuan social-ekonomi Islam.[6]
Salah satu bentuk usaha memobilisasi simpanan dari anggota dan jamaah adalah simpanan
mudaharabah pendidikan atau simpanan pelajar.[7]
Simpanan pelajar adalah produk simpanan
yang ditujukan untuk perencanaan biaya sekolah putra-putri anda. Besarnya setoran minimal Rp 25.000 per
bulan. Setiap akhir bulan akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan saldo
rata-rata perbulan dan pendapatan pada bulan itu. Produk simpanan ini tidak
dapat diambil sewaktu-waktu, tapi hanya dapat diambil pada waktu tahun ajaran
baru. Tapi pada waktu tahun ajaran baru akan mendapat bingkisan langsung yang
menarik (disesuaikan dengan saldo).[8]
Prinsip simpanan
pelajar merupakan fasilitas yang diberikan oleh Bank Islam untuk memberikan
kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam
bentuk al-Wadi’ah. Fasilitas al-Wadi’ah biasa diberikan untuk tujuan
investasi guna mendapat keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito.[9]
Dalam hal ini wadi’ah diwujudkan dalam bentuk simpanan
pelajar. Sebagai imbalan orang yang menitipkan dananya akan mendapatkan jaminan
keamanan terhadap hartanya dan juga bank sebagai pemanfaat hartanya tidak dilarang
untuk memberikan bonus dengan catatan tidak ditetapkan nominal maupun
persentasenya, tetapi benar-benar kebijakan dari pihak bank. Hal ini dilakukan
dalam upaya merangsang semangat masyarakat dalam menabung dan sekaligus sebagai
indikator kesehatan bank. Pemberian bonus tidak dilarang dengan catatan tidak
disyaratkan sebelumnya dan jumlahnya tidak dtetapkan dalam nominal atau
persentase secara advance, tetapi betul-betul kebijakan bank. [10]
[1] Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
[3]Thamrin Abdullah dan
Francis Tantri, Manajemen Pemasaran,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm.113-122
[4] Ekawati Rahayu Ningsih, Op.Cit, hlm.
[5]Ahmad
Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa
Tamwil, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.27
[7]Ahmad
Hasan Ridwan, Loc.cit
[10]Nurul
Ichsan Hasan, Perbankan Syariah (Sebuah
Pengantar), GP Press Group, Ciputat, 2014, hlm.202
0 Response to "Apa itu Peminat?"
Post a Comment